Tok.... Tok.. Tok
Suara ketukan pintu kamar membuat Amara berdiri dan berjalan perlahsn menuju pintu untuk membukanya.
"Hai." Sapa seorang wanita dengan senyum ramah dan wajah polosnya.
"Hai?" Balas Amara kebingungan pasalnya Amara adalah orang baru disini dan hanya Anjani yang dia tahu selain itu dia tidak mengenal siapapun.
"Aku Rose, Anjani memintaku untuk membantumu membalut luka." Kata Rose masih dengan senyum di wajahnya.
"Oh oke Rose, terimakasih." Jawab Amara canggung.
"Aku bahkan belum membalut lukamu dan kamu sudah berterimakasih?" Kata Rose seraya terkekeh geli melihat tingkah Amara yang terasa sangat kaku dan canggung.
"Boleh aku masuk?" Tanya Rose kepada Amara.
"Bo... Boleh." Jawab Amara memberi jalan untuk Rose masuk.
Rose masuk dengan mata berkeliling melihat suasana nyaman dikamar. Sudah lama bagi Rose untuk menjadi bagian dari organisasi Anjani tetapi tidak sekalipun bagi dirinya berkesempatan untuk melihat ruang pribadi milik Anjani.
Kali ini dirinya berkesempatan karena harus membantu seorang gadis yang diselamatkan oleh Anjani.
"Kau beruntung bahkan bisa menempati kamar Anjani." Ucap Rose
" Ya aku cukup beruntung." Balas Amara dengan senyum canggung.
"Kenalkan aku Rose." Rose berbalik badan dan menjulurkan tangannya meminta berjabat tangan.
Amara menyambut tangan Rose. "Amara." Amara menyebut namanya memperkenalkan diri.
"Aku adalah wanita satu satunya selain Anjani disini sebelumnya. Karena sekarang ada kamu aku bisa memiliki teman dan tidak menjadi wanita satu satunya. Kau tau itu sangat membosankan." Rose mengedipkan matanya lalu tertawa kecil.
"Hanya ada kita dan Anjani saja? Sisanya laki laki semua?" Tanya Amara merasa tidak percaya.
Perasaan takut merayapi hati Amara. Bukan hanya kali ini dirinya harus menghadapi lelaki. Tetapi jika banyak pengalaman Amara di Gudang Ning Tao secara tidak sadar berputar ulang dikepala Amara.
Wajah Amara memucat seketika, tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan secara naluri.
"Hai ada apa denganmu?" Tanya Rose menepuk bahu Amara yang melihat bergetar takut.
"Tak perlu takut, walau banyak pria disini. Semua saling menjaga untuk masalah pribadi mereka. Mereka selalu melakukannya diluar." Kata Rose seraya mengusap pelan lengan Amara mencoba menenangkan.
"Benarkah?" Tanya Amara memastikan jika yang dikatakan Rose bukan hanya penenang saja.
"Percaya padaku. Aku tidak mungkin menakutimu. Disini Anjani memiliki peraturan ketat untuk tidak saling menyakiti anggota yang lainnya. Atau konsekuensi yang didapat tidak dapat dibayangkan sama sekali." Kata Rose dengan wajah serius.
"Anjani sangat ketat dengan peraturan yang dia buat." Tambah Rose meyakinkan Amara.
Tubuh Amara perlahan mengendur rileks.
"Maa... Maafkan aku. Aku memiliki pengalaman buruk tentang orang berjumlah banyak." Ucap Amara tidak ingin menjelaskan lebih jauh hal yang terjadi di gudang Ning Tao.
"Tak perlu meminta maaf. Semua orang disini memiliki traumanya masing masing. Dari trauma itu kamu bisa bangkit untuk menjadi kuat." Balas Rose kembali tersenyum lembut.
"Ayo duduk, aku akan membalut lukamu." Tarik Rose ke sofa terdekat.
"Kamu memiliki kaki yang indah, sayang jika memiliki bekas luka." Ucap Rose memberi luka Amara salep cepat untuk luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
RandomSemua Tangis dan Luka bayaran untuk Harapan. Penghinaan, Penyiksaan, dihancurkannya harapan, menjadi sebuah ujung tombak yang menembus dalam di hati Amara. Banyak jalan cerita menceritakan kebahagian dalam keluarga. Banyak dongen anak anak yang me...