Rencana Jony

12 9 4
                                    

"Hal paling menyesakkan adalah ketika orang terdekatmu yang menghancurkan"

 

                             (Amara)

Amara duduk di dekat jendela menatap jalanan kosong. Embun masih enggan pergi membawa udara dingin menusuk tulang tapi tidak membuat Amara beranjak untuk melingkupi diri dengan kehangatan.

Kehangatan yang dia maksudkan tak pernah hadir untuknya. Lalu untuk mencari jika langkah lelah tak kunjung menemukannya.

Kejadian semalam tak pernah lepas dari memori di kepala yang terus berputar. Tubuhnya kini kotor melebihi sebelumnya. Dirinya masih jauh dari kata dewasa kenapa harus mengalami kepahitan itu sejak dini.

Arghhhhhhhh

Teriakan Jony tak pernah usai meluapkan emosi karena nafsunya tak terpuaskan.

"Sialan kau Hera!!!!" Jony merasa sangat kesal jika apa yang dia inginkan digagalkan.

"Diam bodoh atau ku potong milikmu lalu ku buang. " Ancam Hera menodongkan pisau tajam di depan wajah Jony.

Jony menelan ludah dengan paksa, melihat tatapan Hera yang tajam. Enggan terus merasakan emosi Jony pergi meninggalkan rumah.

Suara deru mobil tua berbunyi, tatapan Amara menatap kosong kearahnya dari jendela.

"Sialan kau bajingan, kurang apa diriku. Membuatmu terus menerus menatap tubuh wanita lain tapi bukan tubuhku. " Teriak Hera penuh amarah.

Suara pecahan piring dan gelas membuat yakin jika Hera memang tengah meluapkan semua emosinya.

Amara menatap hampa ke arah pintu kamar. Kenapa bukan dirinya yang bisa meluapkan amarah? Kenapa mereka yang menjadi tersangka harus lebih miris dari seorang korban?

Air mata yang mengering kini membasahi wajah lagi.

"Aku ingin tenang." Ucap Amara lirih pada dirinya sendiri.

_____________

"Hei... Hei... Hei lihat ini jagoan kita terlihat berantakan sekali. " Sapa seorang paruh baya dengan tubuh penuh tato.

"Diam Zax kepalaku berasa ingin pecah." keluh Jony merebut gelas berisi bir dari tangan Zax dan mengambil posisi duduk di bangku single yang ada di pojok ruangan.

"Apa urusan ranjang?" Tanya Zax memberi senyuman mengejek.

"Hera menghalangiku untuk mencicipi gadis muda." Kata Jony sambil menenggak minuman dalam satu tarikan nafas.

"Siapa gadis muda yang kamu maksud? Bukan anakmu kan Jon? " Zax melempari pertanyaan dengan penuh selidik.

Jony mengangguk membenarkan tebakan Zax. Mata Zax membulat tidak percaya. Dia paham betul sebagai sahabat sejak kecil Jony.

Tapi perbuatannya kali ini sudah sangat diluar nalar logika.

"Sialan! Apa kau gila Jon!" Teriak Zax tidak percaya.

"Apa salahnya, aku hanya ingin mencicipi sedikit anakku sendiri." Jawab Jony acuh tak acuh. Tak terlihat sedikitpun rasa kasih sayang dari kedua bola mata Jony.

AMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang