Chelo menggeretakkan giginya menahan amarah. Karena perbuatan Hera dirinya harus menanggung amarah Jessica. Chelo tahu Jessica akan selalu bertingkah licik dan kotor, setiap ada masalah Chelo selalu menjadi bahan amarahnya dan dirinya yang harus bekerja keras untuk memulihkan keadaan.
Bagaimana dirinya bisa memulihkan keadaan selama satu hari? Entah apa yang akan terjadi Chelo hanya mampu berusaha dengan keras dan untuk hasil dia akan memikirkan alasannya nanti.
Chelo melangkah dengan cepat menuju apartemennya yang ada di sebrang jalan Club. Dirinya memasuki ruangan ketika melihat Jony tengah tertidur di sofa ruang tamu.
"Jony!" Teriak Chelo tak ada niatan untuk membuat Jony tidur dengan nyaman.
"Ada apa? Kenapa kau berteriak." Jawab Jony dengan suara serak bangun tidur.
"Kau harus memikirkan cara, jalangmu itu membuat rencana kita gagal dan bahkan Jessica melempar masalah kepadaku sekarang." Kata Chelo dengan nada tajam.
" Apa yang mereka lakukan?" Tsnya Jony yang dimaksudkan untuk Hera dan Jessica secara bersamaan.
Chelo bercerita secara terperinci mengenai keadaan tadi malam. Rencana Hera yang menghasut Gercia sampai kemarahan Jessica serta ancamannya untuk membalikkan keadaaan. Tak pernah dalam hidupnya Chelo harus merasakan hal sepusing ini. Dirinya hanya ingin hidup penuh kesenangan bukannya berpikir keras mengatasi masalah yang bukan disebabkan olehnya.
"Bagaimana bisa dia memikirkan hal itu?" Tanya Jony terbesit nada kagum di dalamnya.
"Apa itu, kenapa kau terdengar seperti kagum pada jalang itu." Kata Chelo cemburu.
"Lakukan saja seperti yang dilakukan Hera, menurunkan harga." Ucap Jony merubah pembicaraan. Jony tidak akan pernah mau terikat dengan masalah kecemburuan seorang wanita.
"Apa aku kekurangan ide, aku juga memikirkan hal itu awalnya. Tetapi Jessica tak mengijinkan hal seperti itu terjadi karena baginya akan sangat merugikan." Chelo mendengus sebal mengingat perdebatannya dengan Jessica yang berujung dia harus dimarahi.
"Lalu apa rencanamu?" Tanya Jony.
"Bukankah aku meminta ide darimu. Seharusnya kau berpikir apa sast ini aku memiliki ide?" Tanya Chelo senyum penuh sarkatis.
Keheningan tercipta di antara Jony dan Chelo yang sibuk dengan banyak pikiran dikepala masing masing. Tak banyak waktu lagi sampai nanti sore karena mereka harus bertindak untuk malam ini agar besok bisa stabil lagi.
"Aku punya ide." Teriak Chelo dengan riang
"Cepat katakan." Kata Jony tak sabar.
"Aku akan membuat penawaran ekstra pelayanan daun muda bagi mereka yang memesan wanita kelas 1 dan 2." Ungkap Chelo.
"Bukannya Jessica tak memiliki cukup banyak daun muda?" Kata Jony mengungkapkan pendapatnya.
"Untuk daun muda tak masalah, aku bisa memesan beberapa orang untuk menculik banyak gadis dari desa untuk aku beli." Kata Chelo dengan bangga .
"Lalu bagaimana dengan uang untuk pembelian gadis dan menghadapi Jessica?" Tanya Jony.
"Untuk pembelian aku cukup percaya diri dengan uangku. Tidak masalah aku mebgeluarkan banyak uang di awal aku bisa memakai merka sebagai anak buahku kedepannya bekerja seperti Amara. Bukankah akan terdengar aku sedang berinvestasi." Chelo tertawa terbahak bahak dengan perkataannya sendiri.
"Untuk Jessica aku sudah paham akan peraturannya. Untuk setiap daun muda akan selalu dibiasakan untuk beradaptasi selama 1 minggu dan aku akan memanfaatkan 1 minggu ini untuk menggunakan mereka sebagai bonus pelayanan. Jessica pasti akan menyetujuinya, karena hal ini tidak merugikan sisinya sekalipun." Chelo mengatakan rencananya dengan sempurna.
Jony mengangguk dengan menunjukkan senyum setuju untuk rencana Chelo, hal ini pasti akan mengatasi banyak masalah dan akan membuat Chelo semakin banyak memainkan benang peran para bonekanya.
"Lalu, ayo kita cari orang yang kau maksud menjual gadis." Kata Jony yang siap untuk berdiri hanya saja di cegah dan ditarik untuk duduk kembali oleh Chelo.
"Untuk apa repot repot mencarinya, aku akan menghubunginya dan dia akan mengirimkan gadis setelahnya " Kata Chelo yang mulai menghubungi seseorang.
Jony duduk menuruti perkatan Chelo.
"Ternyata wanitaku cukup mempunyai otak." Kata Jony sambil terkekeh geli. Wanita yang dituju adalah Chelo dan Hera yang kini tengah bertarung pikiran diantara keduannya.
"Apa Hera bermaksud menarik perhatianku dengan melakukan hal ini?" Tanya Jony pada dirinya sendiri. Bukankah akan terlihat sangat menarik kalau memang hal terjadi sesuai pemikirannya. Jony akan merasakan seperti pria yang sedang di damba 2 wanita.
__________
Hera melempar gelasnya dengn keras. Setelah mendengar berita dari pihak Chelo dan Jessica yang akan memberikan pelayanan tambahan gadis muda jika pemesanan pada wanita kelas 1 dan 2.
Bagaimana bisa Hera dibandigkan dengan keduanya yang memiliki pendukung dri segi keuangan. Hera memang memiliki Gercia di belakangnya tapi Hera tahu dengan baik jika Gercia tidak akan mau memberi dukungan finansial padanya .
Sekali lagi Hera kalah dalam hal uang."Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" Tanya Hera pad dirinya sendiri.
_________
"Boss bagaimana ini, Chelo dan Jessica memiliki penawaran yag tidak akan dilewatkan banyak pria." Kata seorang bawahan Gercia yang dikhususkan untuk memata matai Jessica.
"Biarkan saja, tidak ada kerugian yang aku alami. Pemasukan hari kemarin bisa menutupi untuk 3 hari kedepan. Kita lihat saja seberapa kuat dan seberapa lama daya tarik daun muda itu." Kata Gercia menatap lurus kedepan. Tak ada yang tahu apa yang dia pikirkan. Yang jelas Gercia tidak terlalu peduli dan takut akan apa yang dilakukan Chelo dan Jessica.
Benar saja sesuai dengan prediksi, malam ini Chelo melihat banyak pria hidung belang yang menuju Club Jessica.
Di dalam ruangan suara tangisan saling beriringan menyahut satu sama lain. Isakan pilu dari seorang gadis yang akan hilang kehormatannya bukanlah hal mudah untuk diterima.
Seolah hati dan telingan ditutup bahkan Chelo masih tertawa bahagia. Melihat Jessica memberinya pujian walau terdengar munafik.
" Bersabarlah Cheo kamu akan menjatuhkannya suatu saat nanti." Bisik Chelo menyemangati dirinya sendiri.
Malam pahit terulang lagi pada Amara hari ini. Karena dia harus kembali pada kenyataan jika dirinya tidak lebih dari pemuas nafsu lelaki di ranjang.
"Amara." Teriak Refina memanggil. Yang segera berlari ke arah Amara.
"Ada apa?" Tanya Amara yang melihat Refina tengah menarik nafas dengan rakus.
"Lihat ke sana." Kata Refina menunjuk sudut ruangan yang berisi anak anak dibawah umur yang tengah terduduk kaku dan kepala menunduk.
"Banyak gadis?" Kata Amara memastikan.
"Iya, mereka adalah gadis yang dijadikan bonus bagi pelanggan pemesanan wanita kelas 1 dan 2."Refina tak pernah mengira jika Chelo akan melakukan hal senista itu untuk mendapatkan ketenangan Jessica.
"Bukankah itu terlalu tidsk berperasaan?" Kata Amar oenuh dengan tatapan simpati. Dia merasakan ketakutan itu smpai saat ini. Bagaimana bisa Chelo tak memiliki belas kasihan sebagai orang dewasa dan sesama jenis.
"Mereka terlihat seperti anak rumah bahagia." Kata Refina meneliti tampilan takut dri oara gadis.
"Apa itu bisa dilakukan?" Tanya Amara tidak percaya. Apa yang dilakukan Chelo hingga bisa mendapatkan banyak gadis bahkan beberapa gadis dengan tampilan lembut yang dirawat oleh keluarga.
"Dia membelinya, tentu saja Chelo mampu untuk melakukannya. Jangan remehkan finansial miliknya dia tidak berbeda jauh dengan Jessica." Refina berbisik di telinga Amara memberitahu.
"Aku sudah menebaknya, dia adalah wanita kelas 1 dengan memiliki banyak pelanggan. Belum lagi dengan kepintarnya menghibur pasti akan menghasilkan banyak hadiah yang berharga." Kata Amara dengan wajah tenang. Perubahan lingkungan perlahan merubah kedewasaan Amara untuk menjadi lebih matang.
"Kau sepintar itu?" Kata Refina penuh kagum menilai dari Amara yang masih baru di dunia kelam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
RandomSemua Tangis dan Luka bayaran untuk Harapan. Penghinaan, Penyiksaan, dihancurkannya harapan, menjadi sebuah ujung tombak yang menembus dalam di hati Amara. Banyak jalan cerita menceritakan kebahagian dalam keluarga. Banyak dongen anak anak yang me...