Di pagi buta Jony bergegas untuk pergi ke apartement milik Chelo. Chelo menghubungi dirinya dan memberitahu hasil dari Amara melayani pelanggan semalam sangat memuaskan dan Chelo ingin membaginya dengan Jony. Sekaligus sebagai bukti jika Chelo benar benar akan membaginya pada Jony ketika Amara menghasilkan uang.
"Amara memang mesin uang sesungguhnya." Seru Chelo dengan bahagia.
"Siapa pelanggan Amara semalam?" Tanya Jony penasaran, jika memang dapat menghasilkan uang sedemikian banyak. Jony akan terus menerus mendorong Amara untuk memberi pelayanan pada pelanggan itu.
"Aku tak tahu persis karena Jessica yang mengatur semuanya. Tapi ku dengar Refina menyebut Thomas." Kata Chelo mengingat dirinya yang semalam memberi pertanyaan tentang Amara pada Refina.
"Thomas?" Jony memastikan Chelo menyebutkan nama itu.
"Ada apa dengan nama Thomas?" Tanya Chelo setelah melihat raut wajah Jony yang berubah.
"Aku tidak mengharapkan bumi itu benar benar sempit." Jony tertawa keras setelahnya. Dia sudah mengira apa yang terjadi dengan Amara karena dendam Thomas. Namun sayang rasa empatinya benar benar hilang bahkan dia bisa tertawa keras ketika anaknya hancur terluka fisik dan mentalnya.
"Aku yakin kita kedepannya akan lebih banyak mendapatkan uang jika menyodorkan Amara padanya." Kata Jony penuh keyakinan. Seberapa yakin Jony menebak Thomas yang akan terus mengejar Amara. Jony sangat yakin itu karena selama ini Thomas tak pernah berhenti mencari keberadaan Amara tanpa sepengerahuan Jack.
"Ada apa ceritakan." Chelo merasa kesal karena Jonu seperti bermain teka teki dengannya.
"Thomas, bajingan kecil itu sangat menyukai tubuh Amara sejak pertama kali melihat. Bagaimana dia akan melepasnya. Sayang kau perlu mengatur harga lebih mahal padanya aku yakin uang kita akan semakin banyak." Kata Jony memberi ide.
Chelo mengangguk menyuetujui. Semakin banyak uang yang dihasilkan bukan Jony yang semakin senang tapi dirinya karena Chelo tak pernah memberi Jony bagian 50% dari hasil tetapi 25%.
Chelo tertawa gembira mengingat ide Jony jika berhasil dia akan benar benar pensiun bersantai bermain dengan Jony dan biarkan Amara yang menghasilkan uang.
"Apa kau ingin bermain." Tanya Jony dengan nada penuh godaan.
"Tidak untuk hari ini." Tolak Chelo dengan nada penuh semangat.
"Kenapa tidak? Apa kau tidak merindukanku?" Tanya Jony dengan wajah yang mulai mengeras menahan emosi.
"Tidak, aku akan pergi ke Jessica untuk menaikan harga Amara sesuai dengan perkataanmu. Tidak hanya untuk Thomas tapi untuk semua pelanggan." Kata Chelo dengan senyum lebar diwajahnya.
"Baiklah, aku akan ikut denganmu." Dua pasangan segera bergegas ke tempat Jessica untuk mengatakan kesepakatan.
_____________
"Makanlah sedikit Amara." Bujuk Refina dengan sedih.
Amara benar benar mati.jiwanya setelah kejadian semalam. Dirinya bungkam tak bergerak sedikitpun dan tak mengucapkan sepatah katapun.
"Amara aku merasakan perasaanmu saat ini. Karena aku pun dulu pernah mengalaminya." Refina menunduk mengingat kejadian dulu.
"Aku dulu sangat membenci diriku, bahkan jika bisa aku ingin mengelupas semua kuoit yang disentuh oleh pria laknat itu. Tapi apa daya aku berada di ujung jembatan yang hancur disetengah jalan lainnya. Aku tak memiliki pilihan sama sekali jika aku terus berjalan menuruti keinginanku aku akan hancur. Dan jika aku tetap berada di tempat aku harus membuat usaha sekeras mungkin untuk menjaga semua yang dibelakangku. Kalau aku kembali ke belakang aku akan kehilangan semua orang yang ada disekitarku." Refina mengatakannya dengan lirih seakan pilihan itu memang amat sangat menyakiti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
RandomSemua Tangis dan Luka bayaran untuk Harapan. Penghinaan, Penyiksaan, dihancurkannya harapan, menjadi sebuah ujung tombak yang menembus dalam di hati Amara. Banyak jalan cerita menceritakan kebahagian dalam keluarga. Banyak dongen anak anak yang me...