Amara di gendong paksa oleh bawahan Jack ke ruangan khusus yang disiapkan Jack jika dia ingin beraktifitas di ranjang.
"Letakkan saja di ranjang." Perintah Thomas.
Thomas tersenyum puas melihat Amara yang diam berbaring di ranjang tanpa melawan.
"Apa kamu juga menginginkan aku?" Tanya Thomas seraya mengelus lembut tangan Amara.
Perasaan takut membuat Amara bangun dari lamunannya. Dan langsung mengambil gerakan mundur sebagai perlindungan.
"Jangan sentuh aku." Teriak Amara ketakutan.
"Lebih bagus jika kamu merespon." Tawa Thomas menggelegar di ruangan yang terbilang cukup besar.
"Aku ingatkan jangan sentuh aku atau aku akan..."
"Akan apa?" Tanya Thomas bergerak mendekati Amara.
Amara terus melangkah mundur sampai dinding ruangan. Melihat sudah tidak ada ruang untuk melangkah mundur. Amara menangis histeris.
"Jangan...jangan dekati aku." Teriak Amara disela sela tangisannya .
"Ayolah tidak akan sakit. Aku akan melakukannya dengan lembut. Pengalamanku sudah banyak dalam hal ini." Kata Thomas dengan percaya diri.
Amara mengedarkan pandangannya untuk mencari cara agar bisa lolos dari Thomas. Sampai pandangannya berhenti di meja kecil yang tidak jauh dari tempat dirinya berdiri. Terlihat vas kosong.
Amara bergerak kesamping untuk mencoba meraih Vas.
"Apa kau ingin vas." Kata Thomas yang sudah mengambil vas dengan cepat.
"Aku sudah tau rencanamu." Kata Thomas.
Mata Thomas memerah menahan marah. Bagaimana bisa Gadis kecil di depannya berencana ingin melukai nya.
"Kamu perlu ku beri oelajaran." Kata Thomas seraya menarik lengan kecil milik Amara dan melemparkannya ke ranjang.
Brukkk
Bunyi tubuh terbanting dengan keras.
Thomas langsung beringsut mendekat dan menarik pakaian Amara yang sudah sangat tipis.
Amara menggelengkan kepalanya menolak perlakuan Thomas padanya.
"Tolong lepaskan aku." Kata Amara lirih.
"Untuk apa aku lepaskan. Akan dia dia uang yang ku keluarkan untukmu nanti." Jawab Thomas memegang jari kaki milik Amara.
Amara menendang keras wajah Thomas dan bergerak ke sudut untuk mengambil botol minuman diletakkan di atas meja besar.
Awwww.
Thomas mengeluh sakit di hidungnya karena tendangan Amara yang keras.
Darah mengalir dari ujung hidung Thomas membuat amarah Thomas semakin memuncak."Apa yang kau lakukan brengsek!" Teriak Thomas
Suara teriakan tidak akan terdengar keluar karena Jack memasang peredam suara di ruangan ini.
"Jangan mendekat atau..."
"Atau apa? Kamu ingin memukulku dengan itu? Jangan salahkan aku jika aku akan membunuhmu karena sudah menyerangku." Ancam Thomas.
Perasaan ragu menghampiri Amara. Jika ancaman Thomas benar adanya maka dirinya benar benar akan mati.
"Apa kamu takut." Ejek Thomas dengan tatapan jijik.
"Letakkan itu aku akan memaafkan perbuatan kecilmu tadi." Kata Thomas seraya mendekati Amara.
Amara meyakinkan dirinya dan bergerak maju menghampiri Thomas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
NezařaditelnéSemua Tangis dan Luka bayaran untuk Harapan. Penghinaan, Penyiksaan, dihancurkannya harapan, menjadi sebuah ujung tombak yang menembus dalam di hati Amara. Banyak jalan cerita menceritakan kebahagian dalam keluarga. Banyak dongen anak anak yang me...