Bab 1: Prolog

5.6K 430 25
                                    

Halo kita ketemu lagi nih di cerita baru Author yang gabud, gak jelas, dan Yaaah entahlah wkwkwkkw.

Selamat membaca dan menikmati cerita baru Author ya... Maacih...
.
.
.
.
.
.

Di kerajaan Grandelous semua penduduknya sedang bahagia menantikan kelahiran anak sang ratu.  Di tengah hiruk pikuk perperangan yang terjadi antar kerajaan, hanya Grandelous yang lebih damai di banding kerajaan lain. Namun banyak juga yang menginginkan Grandelous dan merebut kekuasaan.

Hari ini sang ratu akan melahirkan, raja sangat menginginkan seorang pangeran. Raja Alexis terlihat gusar saat ratu Diana tengah berjuang melawan antara hidup dan matinya. Seorang tabib wanita yang membantu persalinan ratu Diana.

Ratu Diana terus berjuang, hingga akhirnya suara tangis bayi pun terdengar. Raja Alexis langsung tenang dan langsung pergi menuju ke tempat persalinan itu. Tapi.... Sesuatu tak terduga terjadi, ratu sangat senang saat mendapatkan dua pangeran sekaligus, namun juga sedih dan khawatir akan bencana yang terjadi. Raja Alexis pun masuk lalu senyuman pun lenyap saat melihat wajah sang istri yang penuh dengan ke khawatiran.

"Ratuku, anak kita telah lahir... Apakah dia seorang pangeran?" seru Raja Alexis.

Ratu mengangguk, lalu saat tabib dan salah satu dayang membawa dua bayi Raja terkejut. Kemudian tabib Mariana berbicara. "Yang mulia, Ratu melahiran anak kembar dan keduanya laki-laki."

Raja kemudian mengambil bayi satunya, lalu berbicara. "Di dalam sebuah istana tidak boleh ada anak yang lahir kembar, tidak bisa. Karena itu akan menyebabkan sebuah bencana dalam kerajaan ini. Aku hanya butuh seorang putra mahkota, bunuh bayi yang satunya, jangan biarkan dia hidup."

Tabib Maria terkejut saat mendengar ucapan raja, meski sedih dan sangat teriris, ratu juga tidak bisa berbuat apa-apa. Semua keputusan di tangan rajanya, ratu hanya menangis. Lalu raja memberi nama kepada si kembar yang lahir pertama. "Aku akan memberinya nama Revan,"

Lalu Raja membawa Revan bayi mungil itu ke Aula dan di umumkan keberadaannya. Sementara itu tabib Maria merasa tidak tega dengan sang bayi kembar kedua. Lalu Ratu memanggil tabib Maria. "Tabib Maria, kemarilah."

Tabib Maria mendekat dengan menggendong anak itu. Lalu Ratu Diana berbicara. "Aku mohon, jaga dan lindungi dia. Jangan bunuh anakku, bawalah dia sejauh mungkin dan jangan sampai raja mengetahuinya. Aku akan menamai hayi kembarku ini Reihan, bawalah ini, kelak jika dia dewasa dan menanyakan siapa orang tuanya, berilah kalung ini untuknya. Dan ini bawalah beberapa emas dan uang untuk biaya hidupnya. Bawalah panglima Diego bersamamu untuk menjaga kalian, anggaplah dia anak kalian sendiri. Diego, bawalah Maria pergi bersamamu, bawalah Reihan bersama kalian. Gunakan sihir kalian untuk melindungi diri."

Maria mengangguk, lalu Diego dengan segera membawa pergi Maria dan Reihan. Mereka pergi sejauh mungkin yang mereka bisa bahkan sang raja juga tidak akan tau kemana mereka pergi, Tabib Maria membuka sebuah portal agar cepat menuju ketempat tujuan mereka yang aman dan tidak dapat di ketahui sipapun.

Beberapa bulan setelah ratu melahirkan anak kembar itu, istana mengadakan pesta merayakan atas kelahiran sang putra mahkota. Semua penduduk di undang keacara tersebut untuk mendoakan putra mahkota. Para penyihir dan para Peri hadir untuk mendoakan bayi kecil itu. Semua mendoakan yang terbaik, namun ada satu Peri cantik dan Anggung yang terakhir mendoakan sang bayi mungil itu, ia melihat kedalam mata bayi mungil bermanik hitam dan indah itu, sang peri cantik tersenyum saat melihat apa yang ia lihat. Lalu ia mendoakan sang bayi. "Kau akan tumbuh menjadi anak yang menakjubkan Revan, kau akan tumbuh dewasa dengan sangat tampan dan di kagumi banyak orang. Hanya itu doaku padamu,"

Sriiiiing Sriiiing

Peri itu memutar tongkatnya dan cahaya terang bewarna emas berpendar masuk kedalam tubuh sang bayi. Lalu ritual pemanjatan doa itu selesai, kemudian Peri cantik berpakaian biru langit itu menghilang, kemudian ia berdiri di atas puncak menara istana itu.

"Takdir akan mempertemukan kalian kembali dengan cara yang unik dan berbeda. Bahkan dengan cinta yang tulus itulah takdir akan merubah keburukan dan keterpurukan di dunia fana ini. Reihan, kau di takdirkan untuk membantu saudara kembarmu si Revan suatu saat nanti, ketulusan dan kebaikan hatimu yang membuatmu banyak di cintai banyak orang. Kebaikan dan ketulusan hatimu yang akan mengubah takdir dan menghalau segala bencana yang ada di kerajaan ini." Ujar Peri Azura dalam hatinya, namun ucapannya itu sampai ke si bayi kembar yang di buang.

Azura pergi dan menghilang, acara di istana masih berlangsung dengan meriahnya. Semua penduduk menikmati acara itu, beberapa para bangsawan juga hadir ke pesta yang meriah itu. Raja dan ratu melupakan anak mereka yang satunya. Ya ketika di sebuah kerajaan melahirkan anak kembar, sebisa mungkin sang ibu tidak perlu tau. Karena ketika ada ratu yang melahirkan anak kembar di  istana, maka akan menimbulkan sebuah bencana dan menyebabkan kesialan atau kutukan untuk kerajaan mereka. Dan itu sudah menjadi keputusan bagi kerjaan manapun ketika ada yang mengalami hal yang sama. Mereka akan membunuh bayi satunya jika itu kembar. Dulu kala pernah terjadi di kerajaan Edelweis, dimana mereka membiarkan kedua  bayi kembar tetap hidup dan tumbuh besar bersama. Bencana pun terjadi, gagal panen dimana-mana, perperangan tidak dapat di hindari, wabah penyakit pun tiba-tiba datang dan membuat semua rakyatnya mati. Hingga akhirnya membuat kerajaan Edelwais menghilang dari muka bumi.

Hingga akhirnya turun temurun semua kerajaan jika ada ratu yang melahirkan bayi kembar maka mereka akan membunuh bayi satunya dan membiarkan bayi satunya hidup. Bahkan sehingga mereka dewasa, para orang tua tidak akan memberi tahu yang sebenarnya.

Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan pun berlalu, tahun demi tahun sudah di lewati. Sang pangeran yaitu Revan kini menginjak usianya delapan tahun. Ia terus di latih oleh Alexis untuk menjadi seorang raja yang hebat seperti dirinya. Berlatih beladiri, berlatih pedang, melatih segalanya agar ia menjadi kuat. Bahkan sihirpun di latihnya, Revan terus berlatih tanpa mengenal lelah, sehingga ia cepat menguasai semua gerakan dan mantra sihir pun ia berhasil menghafal dengan cepat.

Revan selesai latihan, ia segara menemui ayah dan ibunya. "Ayah ibu..."

"Anakku kemarilah, bagaimana dengan latihanmu?" sahut Alexis.

"Aku sudah belajar mengendalikan sihirku ayah." sahut Revan.

Alexis tertawa bangga, Diana pun tersenyum dengan manisnya. Mereka melupakan Reihan yang juga adalah anak mereka, bahkan saudara kembar Revan. Tapi keputusan ratu untuk menyelamatkan Reihan dan membiarkan Reihan tetap hidup itu adalah sebuah keputusan yang bijak, namun apakah yang ratu lakukan itu tidak akan menimbulkan sebuah bencana atau bahkan sebuah kutukan?








Bersambung...






Hai jangan lupa komen dan votenya ya.....







BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang