Bab 26

370 58 1
                                    

Semua orang berkumpul di halaman yang luas. Disana mereka sedang berlatih mengendalikan Es. Raffa membantu mereka dan mengajari mereka dengan sungguh-sungguh. Reihan juga melatih mereka dengan sangat baik. Lalu saat di tengah latihan mereka, ada seekor burung hantu putih terbang menghampiri Reihan. Semua orang memandangnya dan sedikir khawatir, Moran juga takut kalau itu mata-mata.

Tapi saat Reihan mengulurkan tangannya, Owl putih itu hinggap di lengan Reihan. Rei berbicara. "Tidak perlu khawatir, lanjutkan latihan kalian."

Mereka bernapas lega, lalu berlatih kembali. Rei mengambil gulungan kecil dan membukanya. Disana tertulis kalau hari ini adalah hari pernikahan Revan dan Debora. Di surat kecil itu juga menanyakan kabar dan kondisi Reihan. Rei tersenyum karena ayahnya lah yang mengirimnya.

Rei membalas surat itu dan melepaskan Owl itu lagi. Rei menyampaikan kalau dirinya baik-baik saja, ia tau kalau ayahnya sangat mengkhawatirkan dirinya. Ia menyampaikan kalau saat ini Rei baik-baik saja. Reihan kembali bergabung untuk melatih orang-orang itu. Mereka terus berlatih hingga akhirnya mereka mahir mengendalikan es.

"Terimakasih kalian berdua mau membantu kami." seru Moran.

"Sudah kewajiban sesama manusia saling tolong menolong." sahut Raffa.

Rei hanya tersenyum, Moran sangat mengagumi bahkan menyukai Rei. Tapi Raffa menyadari lalu berbicara. "Oh iya, mungkin setelah ini kami harus melanjutkan perjalanan kami."

Moran terkesiap lalu berbicara. "Oh, kalian akan pergi kemana setelah ini?"

"Belum tau, kami hanya ingin mencari sebuah kebenaran dengan apa yang terjadi selama bertahun-tahun ini." sahut Reihan.

Lalu Reihan berbicara kembali. "Raffa, sepertinya kita harus tinggal disini untuk beberapa waktu."

"Kenapa?" sahut Raffa.

"Para tetua itu sedang menuju kesini, tujuan utama mereka pasti Grandelous, karena Desa Meiyang satu-satunya jalan menuju kesana, tapi pasti mereka akan menghancurkan desa ini dulu." ujar Reihan.

Raffa mengangguk, Moran sudah menyusun strategi saat mengetahui berita itu. Tapi Rei tidak tinggal diam, dirinya memasang Arai secara diam-diam. Mereka kembali berbincang-bincang dan mengobrol, Lalu Kenzo menghampiri Reihan dan memberi Reihan sebuah gelang.

"Guru ini untuk guru..." Ujar Kenzo.

"Terimakasih," sahut Reihan lalu memakainya.

Raffa protes lalu berbicara. "Heh kau, memangnya gurumu hanya satu? Untukku mana?"

"Hehehehe, maaf Kenzo hanya membuat satu. Soalnya guru Rei yang pertama kali mengajariku." sahut Kenzo sambil meringis.

"Haih, kau ini..." seru Raffa kesal.

Rei mengusap gelang itu, lalu muncul gelang yang sama persis. Lalu Rei memberikannya kepada Raffa. "Untukmu."

"Huh? Tapi dia bilang cuman satu." ujar Raffa.

"Kenzo berbohong..." sahut Rei.

Raffa menerima gelang itu, Semua orang tengah sibuk di desa itu. Ada yang sedang berdagang, ada yang sedang memasak, menyuci dan lainnya. Meski desa itu tidak terlalu besar, tapi desa itu ramai penduduknya. Reihan merasakan ada sesuatu yang aneh di desa itu. Reihan berjalan di kerumunan orang-orang lalu Rei menyibak sebuah arai yang sangat aneh di tempat itu.

Saat Rei berhasil masuk kedalam arai yang sedikit lemah itu, Rei melibat kota atau istana kerajaan yang tersembunyi. Reihan terus berjalan menelusuri sampai kedalam istana, Reihan melihat sekeliling. Rei melihat sekelebat bayangan, lalu Rei mendekati bayangan itu. Rei melihat bahu seseorang yang bergetar karena ketakutan. Rei menyentuh bahu orang itu, pria muda seumuran dengannya menoleh ketakutan.

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang