Bab 23

390 57 13
                                    

Dan...

Sriiiing sriiing

Criiing criiing

Wuusssh

Reihan berpindah tempat, kini ia berada di sebuah gua es yang sangat dingin. Tapi Reihan tidak merasa kedinginan sama sekali. Rei mengenakan pakaian tipis bahkan lekuk tubuhnya terlihat. Ia membuka pakaiannya lalu masuk kedalam kolam air yang ada di gua itu. Reihan memejamkan matanya, air itu berubah menjadi hangat tak sedingin yang di sekitarnya.

Setelah berendam beberapa jam, Reihan akhirnya memutuskan untuk pergi ke balik gua itu. Disana pemandamgannya lebih indah dan sejuk. Di sana pula tempat peri Athena tinggal untuk saat ini. Athena melihat Reihan datang. "Anakku, kamu datang."

"Ibu peri, maafkan aku mengagetkanmu." balas Reihan.

"Reihan, kau tahu... Aku melihatmu saat kau pingsan di dunia manusia, dan juga di Grandelous, kenapa?" tanya Athena.

"Hehehe, di dunia manusia biasa itu aku memang pingsan karena Senyen masuk kedalam tubuhku, tapi yang di Grandelous aku hanya pura-pura. Karena aku mengatakan kepada mereka kalau kekuatanku hilang." sahut Reihan.

"Bocah nakal, kau tau... Kau tidak akan bisa mati, kau tidak akan menua, Mau tahu alasannya?" ujar Athena.

"Aku tau, karena Senyen dalam tubuhku. Bagaimana tidak, jika aku tidak menyegelnya dalam tubuhku maka dia akan mati dibunuh ular bencana itu. Tapi untung saja ular itu sudah mati." seru Reihan.

"Biar bagaimanapun, kamu harus tetap waspada Rei... Sekarang banyak musuh berdatangan, terlebih kamu juga sudah membunuh putra mahkota dan putri mahkota Andromeda." ujar Athena.

"Tapi aku penasaran, kehidupan di luar istana Grandelous seperti apasih?" ujar Reihan.

"Lakukan saja perjalanan untuk memeriksa keamanan di sekeliling Grandelous. Jika kamu menemukan orang-orang yang butuh bantuanmu, maka bantulah." ujar Athena.

Reihan mengangguk, lalu Rei memejamkan matanya lagi dan sudah berpindah tempat. Reihan kembali ke istana, tapi tidak di kamarnya lagi. Reihan berjalan-jalan di taman sambil memegang bunga mawar di tangannya. Lalu tanpa sengaja dirinya menabrak Alexis yang berdiri memperhatikannya sejak tadi.

Bruuuk...

"Perhatikan langkahmu nak, kenapa kamu bangun? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Alexis.

"Ayah maafkan aku, aku tidak melihatmu... Aku baik-baik saja... Oh... Ayah bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" Ujar Reihan.

"Katakan, apa yang kamu inginkan nak? Ayah akan menurutinya." sahut Alexis.

Reihan nampak berpikir, lalu berbicara. "Ayah, bolekah aku keluar istana, menyelidiki apa saja yang sudah terjadi di luaran sana. Boleh ya yah boleh ya..."

Reihan merengek kepada ayahnya, Alexis tidak bisa menolak keinginan putranya yang satu itu. "Baiklah, tapi kamu tidak boleh sendirian, ajak Revan bersamamu."

"Justru aku mau menjalankan misi rahasia, mereka tidak boleh tau... Aku sudah punya orang-orangku di luar sana." ujar Revan bisik-bisik.

"Hmmm... Baiklah, tapi kalau ada apa-apa, kamu segera melaporkannya kepada Ayah? Janji?" sahut Alexis.

"Janji, Rei pergi dulu..." sahut Reihan.

Rei pergi sebelum yang lain menyadari termasuk Revan. Alexis pun mendukung keputusan anaknya itu. Tapi Alexis tetap mengutus seseorang untuk mengikuti Reihan dan melindungi Reihan. Dia adalah Raffa, sang panglima perang yang sudah bertahun-tahun berada di sisi Alexis menemani dan melindunginya.

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang