Bab 10

1.5K 205 13
                                    

Kembali ke Reihan, ia sudah berada di dunia manusia. Ia segera akan tidur, tapi firasatnya tidak enak. Ia merasa seperti ada yang memanggil-manggil namanya. "Revan?"

Reihan segara bangun dari rebahannya dan memejamkan mata menuju ke Istana. Saat semua orang di istana sibuk mencari tabib Remon, Revan yang tau kemana Remon pergi ia sedikit panik. "Aku mohon, datanglah..."

Lalu tiba-tiba Reihan datang. "Semuanya tolong beri ruang untuk Ayah raja."

Semua menoleh, Revan tersenyum lega. Reihan langsung memeriksa nadi yang mulia Alexis. Reihan pergi memeriksa bagian lainnya. Seteleh menemukan penyakit ayah raja yang juga ayahnya sendiri, Reihan langsung pergi keruang obat-obatan dan mengambil jarum akupuntur.

Reihan kembali kekamar Alexis, ia menusuk jarum akupuntur. Setelah selesai ia mencabuti jarum-jarum itu, lalu ketika ayah raja sadar, Reihan membantu menyuapkan obat berbentuk cair seperti teh. Yang mulia  ayah raja menerima suap demi suap obat itu. Alexis memperhatikan Reihan, ia merasa seperti di rawat oleh anaknya sendiri. Revan dan Diana mendekat dan duduk di samping Alexis.

Reihan menyingkir dan membereskan semuanya. Revan berbicara. "Ayah, apakah ayah baik-baik saja. Maafkan anakmu, sebagai Raja aku tidak menjagamu dengan baik."

"Ayah baik-baik saja nak, kamu sudah sibuk mengurusi urusan istana. Ayah tidak apa-apa." sahut Alexis.

"Suamiku, apa yang sakit? Tolong beritahu aku." sahut Diana.

"Tidak apa-apa sayang, aku hanya sedikit lelah dan banyak pikiran." sahut Alexis.

Revan menoleh kearah Reihan, lalu berbicara. "Terimakasih tabib Remon, kalau boleh tau, ayah ku menderita penyakit apa?"

Reihan terkesiap lalu menghapus air matanya. "Yang mulia, ayah anda menderita asam lambung. Beliau tidak boleh banyak pikiran, dan tidak boleh telat makan. Untuk saat ini, makan lunak seperti bubur akan membantu pemulihan yang mulia ayah raja. Obatnya juga jangan lupa di minum sebelum makan."

"Terimakasih, sudah menolong saya." sahut Alexis.

"Tabib, apakah anda selalu bercadar seperti ini? Katakan alasannya?" Sahut Diana.

Reihan sedikit bingung, lalu Revan menjawab pertanyaan ibunya. "Itu karena dia pemalu ibu, malu bukan karena dia jelek atau buruk rupa. Tapi malu, karena wajahnya sangat manis dan imut."

"Ahahahah, benarkah? Pantas saja apakah itu yang membuatmu menyukai tabib Remon, anakku?" Sahut Diana.

Reihan yang tidak tahan langsung pamit pergi. "Maaf, saya masih banyak kerjaan lain, saya permisi dulu."

Semua mengangguk, sementara Revan wajahnya memerah. Reihan pergi keluar, ia akan segera kembali kedunia manusia biasa, tapi ia melihat seorang perdana menteri yang sedang terburu-buru. Reihan mengikuti perdana menteri itu sampai kesebuah tempat dan disana ternyata perdana menteri itu berbicara dengan seseorang.

Reihan merekam video secara diam-diam. Reihan tersenyum sinis, ia tau siapa penyebab pemboikotan atau pemberontakan para petani. Setelah keduanya selesai berbicara secara rahasia, Reihan langsung pergi dari sana. Saat ia kembali ke dunia manusia biasa hari sudah siang dan pukul delapan pagi. Reihan langsung bergegas mandi, setelah selesai ia langsung pergi keluar rumah.

Tidak lama setelah itu, Debora dan Rino datang menjemput Reihan, mereka datang bersama Johny. Debora menyapa. "Rei, ayo naik."

Reihan buru dan langsung masuk kedalam mobil, di sepanjang perjalanan Reihan tertidur. Rino berbicara pelan. "Pantas saja dari tadi diam, rupanya tidur."

"Dia seperti kelelahan, biarkan saja. Nanti sampai kampus kita bangunkan dia," sahut Johny.

Rino dan Debora mengangguk, mobil itu melaju dengan kecepatan maksimal. Setelah beberapa menit mereka sampai di kampus. Johny membangunkan Reihan. "Rei, kita sudah sampai, ayo bangun."

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang