Bab 12

1.5K 199 17
                                    

Siapa Sang Keabadian?

Semua siswa selesai melakukan aktivitas mereka. Reihan berjalan terburu-buru dan akan segera kembali ke rumahnya, tapi di saat di tengah perjalanannya Johny memanggil. "Rei, tunggu... Aku antar kau pulang."

"Oh kak John, aku pulang naik angkutan umum saja." sahut Reihan.

"Kita antar, kami takut mereka akan kembali lagi dan menyerangmu." sahut Deru.

"Ya sudah kalau begitu..." sahut Reihan.

Mereka semua masuk kedalam mobil untuk mengantar Reihan, setelah mereka masuk ke dalam mobil, Johny melajukan mobilnya dengan kecepatan wajar. Setelah menempuh jarak 1 jam, mereka pun sampai di rumah Reihan.

"Terimakasih kalian sudah mengantarku pulang, kalian mau singgah dulu?" seru Reihan.

"Tidak, kami harus ke Grandelous. Kami harus memberi tahu keluarga kami untuk berjaga-jaga." sahut Johny.

"Kalian berhati-hatilah." sahut Reihan.

Mereka semua mengangguk, Reihan melambaikan tangannya. Johny, Deru, Debora, dan Rino pergi meninggalkan rumah Reihan. Reihan masuk kedalam rumah, lalu Rei melihat Diego dan Maria ada disana.

"Ayah, ibu... Kalian datang?" seru Reihan.

"Apa kabar nak? Kau baru pulang?" sahut Diego.

"Iya Ayah, aku baik-baik saja. Oh iya, bagaimana tugas kalian? Apakah kalian menemukan sesuatu?" tanya Reihan.

Maria mengangguk, lalu Maria menunjukkan rekaman video, dan juga gulungan surat. Maria berbicara. "Ternyata, semua ulah dari kerajaan tetangga yang ingin menguasai Grandelous, dan ingin menghancurkan kerajaan Grandelous."

"Kalau begitu, Raja dalam bahaya. Apakah Revan juga terlahir sebagai penyihir?" ujar Reihan.

"Besar kemungkinan iya nak, Yang mulia Raja Revan terlahir sebagai penyihir dan memiliki kekuatan sendirinya keturuan dari yang mulia ibu suri dan ayah raja." sahut Diego.

"Tapi biar bagaimana pun, aku harus kesana membantunya." sahut Reihan.

Maria dan Diego mengangguk, Reihan nampak berpikir. Lalu Maria berbicara. "Nak, kami juga akan membantu."

"Lebih baik kita ke Grandelous sekarang, aku tidak tau apa yang terjadi disana sekarang ini. Tapi, kemunculan para bangsawan sihir itu di dunia manusia biasa ini, aku sedikit khawatir ayah, ibu. Aku baru saja membunuh Jek, ketua bangsawan sihir itu." Ujar Reihan.

Diego dan Maria terkejut. Diego berbicara. "Apa? Ba-bagaimana mungkin, nak kamu belum berusia 20 tahun. Kekuatanmu masih belum mencapai setinggi itu. Tapi..."

"Tapi apa?" tanya Reihan.

"Tapi kamu sudah sehebat itu, ini sebuah keajaiban." sahut Diego.

Reihan diam sejenak, lalu berbicara. "Kita ke Grandelous sekarang."

Maria dan Diego mengangguk, mereka masuk melalui portal yang ada di kamar Maria. Reihan mengikuti dari belakang, cahaya silau menerpa mata mereka. Saat mereka tiba di perbatasan Grandelous, mereka di sambut dengan suara ledakan.

Jeduuuuuuummm

Reihan terbelalak, melihat keadaan yang sudah porak poranda. Rei berbicara. "Kalian pergilah ke istana, aku akan mengurus disini."

Mario dan Diego pergi ke istana, Reihan sudah merubah penampilannya. Ia memakai cadar atau penutup wajahnya itu, dan pakaian tabibnya. Reihan melihat Johny, Deru, Debora, dan Rino sedang bertarung melawan musuh.

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang