Bab 15

1.2K 165 19
                                    

Semua Rakyat Grandelous berkumpul, mereka bahu membahu membantu raja untuk melawan Armeida. Tapi berita kehebohan kalau saudara kembar Sang Raja masih hidup menjadi pertanyaan semua orang adalah, selama tujuh belas tahun dimana sang pengeran hidup? Tapi saat ini yang mereka tau kalau pangeranlah yang melindungi raja dan kerajaan. Itu sebabnya mengapa semua rakyat kini ikut membantu raja Revan.

Mereka semua berlatih sihir, sekolah sihir pun di buka guna untuk melatih kemampuan semua orang yang ada disana. Johny, Deru, Rino, Debora, Diego, dan Maria menjadi pelatih di sekolah itu. Sementara itu Alexis mempersiapkan dirinya, kekuatannya yang selama ini terpendam harus ia gunakan untuk melawan abang kandungnya sendiri.

Revan menghampiri Diana san Alexis yang tengah berlatih juga. "Ayah, Ibu... Maafkan aku, karena aku tidak bisa melindungi kerajaan dan kalian. Sebagai raja aku..."

"Apa yang kamu katakan nak, kamu adalah raja yang baik dan bijak sana. Jangan menyalahkan dirimu." sahut Alexis.

"Tapi Reihan mati gara-gara melindungiku, kita semua." sahut Revan.

"Nak, peri Athena mengatakan itu sudah menjadi pilihannya. Ayah dan ibu juga sedih, ayah dan ibu baru melihatnya kembali tapi sekarang, adikmu harus pergi seperti itu." sahut Diana.

"Tapi bu..." sahut Revan.

"Kita fokus dulu dengan urusan kerajaan, ayah dan ibu juga sangat sedih nak... Maafkan ayah dan ibu karena sudah memisahkanmu dari adikmu sejak lama." sahut Alexis.

Revan mengangguk, mereka berpelukan dan setelah itu mereka langsung latihan bersama. Sementara itu di Armeida, Raja Armen melatih semua pasukannya. Ada Natalia, Argan, Arfan, Feby, dan Juno. Masih banyak lagi para sekutu yang berbondong-bondong datang untuk membantu mereka merebut kerajaan.

Tapi Argan tiba-tiba saja teringat akan masa lalunya. Hidupnya yang bahagia bersama Reihan, suka dukanya bersama Reihan, dan canda tawanya bersama Reihan.

Splaaaassshh

Kilauan cahaya putih menari-nari di pelupuk mata Argan. "Rei..."

Argan terkesiap, entah mengapa selama ini ia merasa seperti bukan dirinya. Ia bahkan melihat kematian Reihan di depan matanya sendiri. "Maafkan aku, maafkan aku sudah di luar kendaliku. Maafkan aku Rei... Maaf kan aku .."

Argan yang saat ini tengah berada di sebuah taman kerajaan Armeida, ia memejamkan matanya. Tapi lagi dan lagi bayangan Reihan muncul, lalu berbicara. "Argan, Tolong Aku.... Argaaaan... Kenapa kamu ingin membunuhku, Argaaan... Aku mencintaimu.... Argaaaan..."

Argan terkesiap, lalu ia bangkit dari duduknya. Saat itu juga ia melihat Arfan menghampirinya. "Apa yang kau lakukan padaku, Arfan?"

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti?" sahut Arfan.

"Aku tahu ini ulahmu, kau tau kan kalau aku sangat mencintai Reihan? Tapi kenapa kau melakukan itu padaku ha? Kenapa kau tega melakukannya?" ujar Argan.

Arfan tertawa setelah mendengar ucapan Argan. "Ahahahahaha, kalau memang aku yang melakukannya kenapa? Kau juga tau kalau aku menyukainya bukan? Lantas kau sekarang sudah membuatnya mati. Ular  itu adalah milikmu, kau bahkan tidak bisa mengendalikan ular itu kan? Kau mengatakan padaku kalau kau mencintainya? Miris sekali."

"Arfan... Kaaau..." seru Argan.

"Apa? Kau ingin membunuhku? Silahkan, ahhahaha..." sahut Arfan.

Benar saja, di luar dugaan Arfan, Argan menyerangnya.

Wuuuusssh
Jeduuuuum

Argan menyerang secara acak, tapi mampu di hindari oleh Arfan. Kedua kakak beradik itu bertengkar dan saling adu kekuatan. Tapi Armen datang dan melerai pertengkaran itu.

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang