Bab 16

1K 138 10
                                    

Daaaaaan....

Sriiiing
Splaaaasssh

Revan berpindah tempat, Revan kini berada di atas puncak tebing bebatuan yang curam. Revan melihat kilauan cahaya menuju kearahnya, lalu kilauan cahaya itu berubah menjadi sosok yang ia kenal.

"Reihan... Kau kah itu?" seru Revan.

Reihan mengangguk, lalu ia berbicara. "Revan, maafkan aku... Aku tidak bisa menjaga dan melindungimu, aku tidak ada di sisimu lagi. Revan, aku titip ibu dan ayah ya. Aku tau kamu kuat, aku tau kamu sanggup menghadapi mereka. Jadikan semua ini pelajaran dalam kisah hidupmu di masa depan nanti. Jaga dirimu baik-baik, meski aku tidak berada disisimu, aku akan selalu berada disini, di hatimu."

Sinar kilauan itu menghilang, sosok Reihan pun menghilang. Tempat itu perlahan berubah menjadi kamar Revan kembali. Ular yang melingkar di tangan Revan pun menghilang.

Jeduuuum

Revan terkesiap saat mendengar suara ledakan dari luar. Revan, Diana, Alexis, Diego, dan Maria berkumpul lalu membuat rencana. Alexis berbicara. " Diego pergi ke arah utara. Diana istriku, pergilah ke seletan, dan Maria pergilah ke timur, Revan kau ke Barat. Aku akan menyerang dari atas."

Mereka semua mengangguk dan pergi sesuai kearah masing-masing. Revan memanggil Johny, Deru, Rino, Debora, dan Argan. "Kalian, Johny dan Deru jaga ibu suri di arah selatan. Rino ikut paman Diego ke utara, Debora dan Argan ikut bibi Maria ke Barat."

"Baik yang mulia," sahut mereka semua.

Mereka pergi ke arah yang di tuju, serangan bertubi-tubi datang dari semua arah. Sementara itu dari atas, Alexis memantau dan menyerang secara diam-diam. Argan bertemu kembali dengan Arfan. Arfan mencemooh. "Ck, ternyata kau di tampung disini. Matilah kau bersama mereka."

"Kau yakin aku yang akan mati? Atau kau yang mati?" sahut Argan.

"Ahahhahha, kekuatanmu masih rendah di bandingkan aku." seru Arfan.

Argan memberi kode ke Debora, lalu Debora fokus membantu Maria. Argan dan Arfan kembali berseteru, mereka saling melempar kekuatan kesana kemari. Alexis akhirnya menghadapi abang kandungnya sendiri. Alexis berbicara. "Apa mau mu Armen? Kenapa kau selalu berbuat seperti ini?"

"Ck... Dasar, kau pikir aku akan membiarkanmu bahagia Alexis, ayah sangat tidak adil padaku. Dia membuangku, dia jauh lebih menyangimu. Sementara aku? Ayah membenciku." sahut Armen.

"Kau salah Armen, ayah sangat menyangimu. Ayah kita sangat adil, aku dari dulu tidak pernah mengharapkan menjadi raja. Tapi ini semua karena kesalahan yang kau perbuat sendiri. Bertahun-tahun ayah menutupi semua keburukanmu. Kau lupa Armen, siapa yang membuat Gandalf mati? Itu adalah kau, siapa yang merampok, memungut pajak liar, memeras para pedagang? Itu adalah kau Armen. Tapi ayah menutupi semuanya agar orang-orang tidak tau kalau itu adalah kau." sahut Alexis.

"Omong kosong, matilah kau bersama semua penghuni kerjaan ini." seru Armen.

Wuuuussssh
Cetaaaaaaas

Kreeees

Kreeees

Armen dan Alexis saling melempar kekuatan mereka. Kekuatan mereka saling berbenturan menciptakan suara yang sangat mengerikan di atas sana. Sementara itu, Diana melawan Natalia.

"Diana... Aku bukan tandinganmu." seru Diana.

"Kau yakin, Natalia? Oooh apakah kau sudah mendapatkan keabadian itu? Aku rasa itu hanya omong kosong." sahut Diana.

"Ahahahhahaha, ya meski belum, tapi aku akan segera menemukannya. Sekarang aku akan membunuhmu," sahut Natalia.

Tanpa aba-aba Natalia menyerang Diana secara acak.

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang