Bab 2

2.8K 323 14
                                    

9 tahun kemudian...

Seorang anak remaja berusia tujuh belas tahun baru saja merayakan kelulusan Sekolah menengah Atasnya. Ia anak yang cerdas, ia lulus dengan nilai tertinggi dan mendapatkan beasiswa ke Universitas terbaik di kota itu. Anak remaja itu mengayuh sepedanya dan kembali kerumahnya yang sederhana.

"Ayah ibu, aku lulus dengan nilai tertinggi. Lihatlah aku juga mendapatkan Beasiswa ke perguruan tinggi." seru anak itu.

Kedua orang tuanya pun bahagia mendengarnya. Ayahnya berbicara. "Selamat ya nak, ayah dan ibu turut senang. Reihan, anakku... Ini hadiah untukmu,"

"Ayah tidak perlu repot-repot... Tapi karena ayah sudah membelikannya untukku, aku terima saja." sahut Reihan sambil memeluk ayahnya yang tak lain adalah Diego.

Ya, Maria dan Diego membawa Reihan kedunia Manusia biasa. Ada sebuah portal yang membatasi antara dunia kerjaan ajaib dan dunia manusia biasa. Namun kehidupan di dunia ajaib jauh berbeda, hanya orang-orang khusus yang bisa masuk kedunia manusia biasa, bahkan penduduk dunia ajaib dilarang bepergian ke dunia biasa. Bahkan orang dari dunia biasa ini dilarang masuk, jika mereka masuk dengan sekejap mereka akan mati, kecuali mereka keturunan bangsawan tinggi atau keturunan penyihir.

Maria pun tersenyum saat melihat Reihan dan Diego berpelukan. Rasanya ia tidak ingin memberitahukan siapa Reihan dan siapa mereka sebenarnya. Maria berbicara. "Reihan, ayo ajak ayahmu makan siang. Ibu sudah menyiapkan makan siang untuk kalian."

"Nak, ayo makan. Hari ini ibu masak spesial untuk merayakan kelulusanmu." seru Diego.

Rei mengangguk, lalu mereka pergi ke ruang makan dan makan bersama. Setelah selesai makan Reihan duduk di ruang belajarnya dan membuka hadiah dari ayahnya. Ia melihat jam tangan yang bagus itu, tapi dia heran dari mana ayahnya mendapatkan uang dan membeli jam tangan semahal itu. Reihan duduk di samping ayahnya. "Ayah, ini kan jam yang sangat mahal, dari mana ayah mendapatkan uang sebanyak itu?"

Diego terkesiap dan berdehem. "Eheeeeem... Itu, ibumu adalah seorang dokter yang sangat ahli, saat bekerja di rumah sakit semalam, ada pasien yang memberikannya sebagai tanda terimakasih karena sudah menyembuhkan pasien itu."

"Oooh, ya sudah kalau begitu. Jamnya bagus." Ujar Reihan.

Diego dan Maria menghela napas, padahal kenyataannya uang dari ratu Diana bisa mencukupi kehidupan Reihan sampai tujuh turunan. Tidak lama kemudian seorang temannya Rei menelpon.

Drrr drrr

"Halo, Argan... Ada apa?" seru Rei dari telponnya.

"Rei, aku ingin menjemputmu... Kita kebioskop nonton Film... Aku sudah janji padamu kan?" sahut sahabatnya bernama Argan.

"Cuman kita berdua? Males kalau cuman berdua, nanti di sangka pacaran lagi." sahut Reihan.

"Ehehehhehe, iya cuman berdua... Apa salahnya? Kau bukan pacarku, tapu istriku..." Sahut Argan.

"Sinting... Ya sudah jam berapa mau menjemputku? Oh suamiku sayang?" sahut Reihan dengan manjahnya.

"Sekarang, aku sudah di jalan menuju rumahmu." sahut Argan.

"Ya sudah hati-hati." sahut Reihan.

Telepon itu pun mati, Reihan langsung menuju kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi dengan Argan. Tidak lama kemudian Argan sampai dirumah Reihan. Argan memanggil Reihan. "Permisi, Reihan... Aku di depan nih."

Maria membuka pintu dan tersenyum. "Eh nak Argan, mari masuk... Rei ada di dalam."

"Halo bibi apa kabar? Bibi makin cantik aja. Oh iya, paman mana bi?" seru Argan.

"Ada lagi di belakang mengurus taman kesayangannya itu." sahut Maria.

Argan mengangguk lalu pergi kebelakang rumah dan menyapa Diego. "Sore paman Diego, apa kabar?"

"Oooh hahaha, Argan... Kabar paman baik, mau kemana? Mau ajak Anak perawan paman jalan-jalan?" sahut Diego.

"Hehehehe, kalau di ijinkan paman, Argan mau ajak Rei jalan-jalan." sahut Argan.

"Tentu saja boleh, itu dia sudah siap." sahut Diego sambil menunjuk kearah Reihan.

Argan langsung berbalik sambil tersenyum melihat Reihan yang sangat imut dan manis itu. Lalu Reihan pergi berpamitan dengan Maria dan Diego. "Ayah, ibu... Rei jalan sama Argan ya.."

"Hati-hati ya nak..." Sahut Maria.

Rei mengangguk, lalu Argan dan Reihan pergi meninggalkan rumah itu. Ketika Reihan dan Argan pergi, Maria mendekati Diego. "Tuan, sampai kapan kita akan menyimpan rahasia ini?"

"Aku juga tidak mau sampai kapan, aku bahkan tidak rela membiarkan yang mulia terluka begitu tau siapa keluarganya." sahut Diego.

"Usianya sudah tujuh belas tahun, apakah tidak sekarang saja kita beri tahu?" sahut Maria.

"Jangan dulu, tunggu sampai usianya dua puluh tahun. Segel kekuatan Reihan masih belum terbuka, tunggu sampai waktu yang tepat untuk membuka segelnya." Sahut Diego.

Maria dan Diego hanya bisa pasrah, sementara itu di sepanjang perjalanan sesuatu hal yang aneh mulai terjadi. Tiba-tiba muncul luka yang tak tau apa sebabnya. Argan yang heran menghentikan mobilnya lalu berbicara. "Reihan, kamu kenapa? Tanganmu tiba-tiba terluka?"

"Aku juga tidak, Argan. Kenapa tiba-tiba muncul luka seperti ini, sakitpun tidak. Walau cuman memar, tapi ini juga aneh, perasaan aku hanya duduk disini." sahut Reihan.

"Kita tunda menontonnya, kita kerumah sakit dulu aja." sahut Argan.

"Aku gak apa-apa Ar, katanya mau nonton KKN Di Desa Penari? Yuk, aku beneran gak apa-apa kok." sahut Reihan.

"Kamu yakin gak apa2?" Tanya Argan.

"Iya aku gak apa-apa kok," sahut Reihan.

Merasa yakin kalau Reihan tidak apa-apa akhirnya Argan melajukan mobilnya lagi. Tidak berapa lama mereka sampai di bioskop dan menonton FiLm KKN itu. Setelah Film selesai, mereka pun memutuskan jalan-jalan dulu di Mall itu. Argan membelikan beberapa baju untuk Reihan. "Rei, aku daftar di kampus tempat kamu dapat Beasiswa. Jadi aku bisa bareng kamu terus,"

"Kamu ini, tapi hasil testnya gimana? Lulus apa tidak?" ujar Reihan.

"Lulus dong, kalau gak lulus aku beli itu Universitas." sahut Argan.

"Iyalah tu, anak sultan mah..." sahut Reihan.

Argan tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan itu. Dari sejak Sekolah dasar, Sekolah menengah pertama, Sekolah menengah atas, bahkan mau Kuliah sekarang ini mereka tetap bersama-sama. Argan sebenarnya memiliki perasaan dengan Reihan, tetapi Argan tidak berani mengatakannya. Arga takut akan merusak persahabatan mereka, walau sebenarnya Argan sangat ingin mengatakannya.

Mereka pergi ketempat makan, tapi ada sepasang mata yang memperhatikan Reihan. Matanya berbinar-binar saat melihat Reihan, entah kenapa ia sangat menyukai Reihan. Tapi ia tidak menyukai Argan yang ada di sampingnya, rasa cemburu terasa sangat jelas di mata orang itu. Orang itu adalah saudara laki-laki Argan, lebih tepatnya abang kandung Argan.

Argan dan Reihan memesan makanan mereka, setelah datang mereka langsung menyantap makanan itu. Arfan datang menghampiri. "Halo, boleh gabung disini?"

"Kak Arfan, kau disini?" seru Argan.

"Yoi... Boleh gak nih, tega liat abangmu berdiri disini? Rei, apa kabar? " sahut Arfan.

Reihan menjawab. "Aku baik kak, kakak apa kabar? Duduk aja kak, silakan."

"Kamu gemesin banget... Aku duduk sini, ngomong-ngomong kalian dari mana?" sahut Arfan.

"Habis Nonton, kau sendiri dari mana dah?" sahut Argan.

"Kebetulan lewat aja tadi, terus lihat kalian ya udah gabung dah." sahut Arfan.

Reihan hanya tersenyum melihat kedekatan Arfan dan Argan, andai ia punya saudara kakak laki-laki atau perempuan, mungkin ia bisa saling bertukar pikiran.




Bersambung...



Hai jangan lupa Vote dan Komennya ya...

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang