Bab 27

422 60 2
                                    

Moran mengucapkan banyak terimakasih kepada Reihan dan Raffa. "Terimakasih, karena tuan tuan ini mau membantu kami."

Raffa tersenyum lalu berbicara. "Sama-sama, sudah kewajiban kita sesama manusia saling tolong menolong."

Moran memperhatikan Reihan yang sedang sibuk mengajari Kenzo dan anak-anak lain mengendalikan es. Ketampanan dan keanggunan Reihan membuat Moran kagum serta ingin mengenal Reihan lebih dekat. Raffa menyadari akan hal itu, lalu ia berdiri menghalangi pandangan Moran.

"Maaf tuan Moran, jika anda tidak keberatan, bolehkah kami bermalam disini, Satu malam lagi?" ujar Raffa.

"Oh, tentu... Selamanya jika kalian mau tinggal disini, itu tidak masalah." sahut Moran.

Raffa nyengir, ia langsung menghampiri Reihan dan menarik Reihan untuk beristirahat. Reihan yang keheranan hanya bengong dan melihat tangannya yang di pegang Raffa. Lalu Reihan berbicara. "Ada apa? Lepaskan tanganmu dari tanganku,"

Reihan selalu berpura-pura angkuh dan sombong di depan Raffa. Lalu Raffa berbicara. "Bukankah tugas kita sudah selesai? Ayo kita pergi dari sini..."

"Hmmmmm, aku belum tau mau menuju kemana lagi... Aku akan memikirkannya," seru Reihan akan kembali melatih anak-anak.

Tapi Raffa mencegahnya. "Kau ini..."

"Apa masalahmu? Awas..." ujar Reihan.

Reihan melihat ada api cemburu di mata Raffa. Lalu Reihan tersenyum. "Oooohh, kau cemburu ya? Baiklah baiklah, aku mengerti. Kita kedunia manusia biasa aja dulu, aku ingin istirahat disana."

Kenzo tiba-tiba datang mengagetkan Raffa dan Rei. "Aah, apakah disana menyenangkan tuan? Bolehkah aku ikut? Aku tidak mau jauh-jauh dari guruku,"

"Kau boleh ikut," sahut Reihan.

"Eh, tapi ijin dulu dengan ayah dan ibumu." sahut Raffa.

"Sudah kok, mereka mengijinkanku ikut dengan guru. Agar aku bisa mengabdi kepada kedua guruku," sahut Kenzo.

Raffa meringis, sementara Reihan tersenyum penuh kemenangan alias mengejek Raffa. Raffa berbicara. "Anak ini, siapa yang mau menjadi gurumu?"

"Heh, ayo pergi... Kenzo ayo..." seru Reihan.

Moran memanggil saat mereka akan pergi. "Tunggu tuan..."

Reihan menoleh lalu berbicara. "Ada apa, Raja Moran?"

Moran merogoh sakunya dan mengambil sebuah kantong. Isinya adalah aksesoris. "Ini untuk anda, kembalilah jika anda ingin kembali."

Reihan tersenyum lalu menganbil kantong itu. Rei membungkuk memberi hormat kepada Moran, entah mengapa Moran sangat berat untuk melepaskan Reihan. Rei menoleh dan tersenyum kearah Moran, senyuman itu membuat Moran semakin meleleh. Tuan Kai berbicara. "Sepertinya yang mulia menyukai tuan Rei...?"

"Paman, anda bisa saja. Sebenarnya iya, tapi..." ucapan Moran terhenti.

"Tuan Raffa? Terlihat tuan Raffa selalu menjaga tuan Rei, itu karena tuan Raffa adalah pengawalnya yang selalu bersamanya. Tapi, bisa saja mungkin kalau tuan Raffa memiliki perasaan kepada tuan Rei." seru Kai.

Moran hanya mengangguk, lalu Moran kembali membangun kerajaan yang lama hancur akibat ulah Armeida. Reihan, Raffa, dan Kenzo sampai di dunia manusia. Lalu Rei merubah penampilannya layaknya manusia biasa. Kenzo berbicara. "Wuaaaaah, tuan anda terlihat sangat keren."

"Kemarilah, aku akan merubah penampilan kalian berdua." sahut Rei.

Sriiiing

Kenzo berubah layaknya anak remaja di dunia manusia, sementara Raffa terlihat tampan dan sedikit lebih dewasa. Rei berbicara. "Sesuai dengan umur, tapi tampan juga."

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang