Bab 17

954 117 32
                                    

Sosoknya seperti ini, sosok pemuda itu mendarat ketanah dan berjalan menghampiri Revan dan yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosoknya seperti ini, sosok pemuda itu mendarat ketanah dan berjalan menghampiri Revan dan yang lain. Saat ia berjalan, rambutnya perlahan berubah pendek, rantai yang menghalangi wajahnya perlahan menghilang, sayapnya juga hilang. Saat wajahnya terlihat dengan jelas oleh semua orang, Pemuda itu berbicara. "Apa kabar yang mulia, ini aku... Reihan..."

Semua kaget dan juga senang, karena Reihan masih hidup dan melindungi mereka semua. Reihan sang ke abadian yang di cari oleh semua tetua penyihir masih hidup, namun para penyihir tidak menyadari kalau Reihan lah yang mereka cari.

Revan berlari dan memeluk Reihan, ia sangat senang adiknya masih hidup. "Kamu masih hidup, aku mohon jangan lakukan hal tidak pernah bisa aku duga dan tanpa persetujuanku."

"Maafkan aku..." sahut Reihan.

Alexis dan Diana pun datang lalu memeluk mereka berdua. Semua masyarakat senang karena Reihan masih hidup, semua kembali bersinar dan bahagia. Reihan melihat Argan yang tengah berdiri di samping Johny, lalu Reihan menghampiri. "Apa kabar, Argan? Maafkan aku, karena melibatkanmu dalam hal ini."

"Aku yang seharusnya meminta maaf padamu, aku sudah banyak menyakitimu." sahut Argan.

"Kau tidak merindukanku? Ar jahat, gak mau peluk Rei lagi." sahut Reihan dengan manjanya.

Argan tersenyum senang, lalu Argan memeluk Reihan dengan erat. "Aku sangat merindukanmu, maafkan aku."

Revan yang melihat itu langsung berdehem. "Ekheeeem..."

Reihan melepas pelukan itu lalu berdiri di samping Argan, Rei berbicara. "Kakak, dia adik iparmu..."

"Apa? Kau..." sahut Revan.

Diego dan Maria berbicara. "Mereka sudah dekat sejak mereka kecil, selalu bersama-sama di dunia manusia biasa sana, mereka pacaran, lalu saling mengucap sumpah dan janji."

Revan, Johny, Deru, Rino, dan Debora terkejut. Revan berbicara. "Kalian?"

"Iya, aku dan Reihan saling mencintai. Jadi tolong jangan larang kami untuk tetap bersama. Aku tidak ingin berpisah dengannya lagi." sahut Argan.

"Kalian ini, aku sudah curiga sejak masuk ke Universi..." sahut Debora tiba-tiba diam.

"Astaga, kuliah..." sahut Johny.

Reihan tersenyum, lalu berbicara. "Aku sudah mengatur waktu disana, ketika kita kembali nanti, itu akan tetap di hari yang sama. Jadi kita tidak akan ketinggalan mata pelajaran."

Revan hanya mengangguk, mereka semua pergi ke aula utama menunggu perintah selanjutnya dari Revan. Tapi sebelum itu, Revan pergi kesebuah taman. Reihan menghampiri Revan lalu berbicara. "Maafkan aku, aku..."

"Walau aku belum bisa menerima kenyataan kalau kamu sudah menikah dengan Argan, karena aku mencintaimu. Tapi kamu saudara kandungku, aku tidak bisa melalukan itu. Sepertinya aku harus menerima keputusan ayah dan ibu untuk menikahi salah satu anak bangsawan di kerajaan ini." sahut Revan.

BL- KING ROYAL AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang