PROLOG

4.3K 84 19
                                    

PERHATIAN
CERITA INI BERAWAL DENGAN JUDUL ROSE, DAN SEKARANG DIGANTI MENJADI DEVANDRA, TERMASUK COVER!

Hai prend, salken gue Ara

Kelen bebas manggil gue apa ( haha gue baik kan prend 😎 )

Betewek kelen bisa nyasar kesini karena apa? 🧐

Jan lupa pollow eh maksudnya follow akunnya ya🗿👍🏻

Mohon maaavv kalo ada typo / ceritanya gak jelas, pliss deh ini pertama kalinya gue bikin cerita wattpad 😭🙏🏻

⚠️WARNING!!⚠️

WATTPAD INI BERISI BEBERAPA ADEGAN KEKERASAN, ADEGAN YANG CUKUP MEMBUAT EMOSI MELEDAK, BAHASA KASAR, DAN BISA MENGURAS AIR MATA.
DIHARAPKAN BAGI PARA PEMBACA DI BAWAH USIA 13 TAHUN, MENINGGALKAN WATTPAD INI.
(13+)

•••••

Jangan membatu ya!! Karena gue bikin wattpad ini dengan tujuan menuliskan apa yang ada di imajinasi gue, perasaan gue, dan lain sebagainya. Tidak ada maksud untuk membawa pengaruh buruk atau apapun. Jadi, apabila terdapat adegan kekerasan atau bahasa kasar, mohon untuk tidak dicontoh. Terima kasih👍🏻

Happy reading prendd!!

"Kalau memang sudah berjodoh, memang tidak akan ke mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau memang sudah berjodoh, memang tidak akan ke mana."
──Devandra

"Sebab setiap kehadiran seseorang, pasti membawa arti tersendiri."
──Yerin.

-Prolog

Seorang bocah berusia sekitar delapan tahun berlarian di pinggiran kolam renang. Sesekali Liona memanggil nama Devandra, agar bocah itu berhenti berlarian.

"Vandra! Jangan lari-lari! Bahaya, Nak..," panggil Liona.

Devandra menoleh ke belakang, ia melemparkan senyuman jahil kepada Liona. Wanita itu geleng-geleng kepala melihat tingkah putranya.

"Kamu ini, nakal ya!" omel Liona dengan rasa gemas. Wanita itu sesekali menyubit pipi gembul anaknya.

"Jangan lari-lari, Sayang. Lantainya licin nanti jatuh." Liona mengulangi nasihatnya.

"Aye, Captain!" Devandra kecil memberikan sikap hormat, membuat Liona gemas dan mengacak-acak puncak kepala Devandra.

"Mama Onaa, kalo kayak gini boleh nggak?" tanya Devandra sambil berlari kecil. Bocah itu berlari mundur sehingga tidak dapat melihat yang ada di belakangnya.

"Boleh, tapi hati-hati ya, Sayang. Eh! Awas, di belakang kamu!"

Ya, Devandra menabrak seorang gadis kecil di belakangnya.

"Aduh, sakit!" keluh gadis yang ditabraknya, kemudian menangis karena sakit.

Devandra langsung panik, ia tak tahu harus berbuat apa. Perlahan Liona menghampiri kedua bocah tersebut.

"Tuh, kan, Mama sudah bilang hati-hati," tegur Liona. Devandra kecil merasa bersalah, kemudian ia menunduk.

Liona membelai lembut gadis itu. "Pasti sakit. Maafin anak saya ya," ucapnya sukses membuat gadis kecil itu berhenti menangis.

Atensi Liona kembali kepada Devandra. "Vandra, kalau berbuat salah harus apa?"

"Minta maaf," jawab bocah laki-laki itu.

Liona tersenyum simpul. "Pintar. Sekarang minta maaf sama dia."

"Vandra minta maaf ya. Maaf udah tabrak kamu," ucap Devandra sambil mengulurkan tangannya. Anak tadi menjabat tangan Devandra sebagai permintaan maaf.

"Nama kamu siapa?" tanya Devandra.

Gadis kecil itu terlihat ragu untuk berbicara, hingga setelah beberapa waktu, ia berbicara. "Yerin," jawabnya.

Namun tak lama kemudian, nama Devandra terdengar dipanggil dengan lantang oleh seorang pria.

Devandra segera beranjak menghampiri sumber suara yang ia kenal sebagai suara sang ayah.

"Kenapa, Papa?" tanyanya dengan takut di kala melihat raut wajah Simon yang begitu menyeramkan.

Simon langsung menampar wajah Devandra. "Kamu membuat saya malu!" geramnya sambil menunjuk wajah Devandra. Suara itu memancing atensi siapa saja yang mendengarnya.

Devandra memegangi wajahnya yang terasa panas, kemudian ia mulai menangis. "T-tapi... a-ku ud-ah m-minta ma-af," ucapnya terbata-bata.

"O'om macan jangan marahin dia!" seru Yerin kecil yang baru saja menghampiri Devandra, setelah melihat Devandra ditampar oleh sang ayah. Yerin memanggil Simon sebagai Om Macan karena baginya pria itu menyeramkan.

Simon tidak memedulikan Yerin, ia melirik tajam Liona. "Kamu juga! Jadi ibu tidak becus! Apakah kamu tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak yang benar?!" hardik Simon kepada istrinya.

Liona tertunduk. "Maaf."

Yerin merasa takut dengan suasana yang diciptakan oleh keluarga di hadapannya. Jadi, ia beranjak pergi dari sana.

"Eh, Yerin! Tungguin aku!" Devandra beranjak mengejar Yerin, masa bodoh dengan Simon yang masih marah.

"Kita temenan, yuk!" ajak Devandra dengan antusias, selayaknya anak kecil yang bertemu teman di kolam renang umum.

"Nama panjang kamu siapa?" tambahnya

"Yerin Cynthia Ardhana."

Siapa yang dapat menyangka, keduanya bertemu kembali di hari pertama masuk sekolah. Setelah sekitar empat tahun tidak bertemu, mereka dipertemukan kembali di ruang kelas yang sama.

VII - 1

Di dalam ruang kelas itu, mereka masing-masing memperkenalkan diri. Awalnya tidak ada yang menarik bagi Devandra, sebelum akhirnya laki-laki itu mendengar nama;

"Perkenalkan, namaku Yerin Cynthia Ardhana."

Di jenjang SMP, Devandra jatuh hati kepada Yerin. Begitu pula sebaliknya.


Prendd jangan lupa follow, vote, and promote ceritanya yakk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prendd jangan lupa follow, vote, and promote ceritanya yakk.

Maav kan gue kalo upnya sedikit lama nantinya, soalnya gue itu tidak pandai berimajinasi prendd 😭.

Ada yg mao kasi saran / tips buat gue tydak prend? 🗿

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang