8. Keberangkatan

495 29 4
                                    

Hai prendd, welcome back ke story guee.

Bintangnya jangan lupa dipencet yak, mencet doang kok gak lebih dari 5 detik qaqa😓.

Kadang gue suka heran, ini wattpadnya kok sepi gitu, apa kaga seru??😭

Tapi gapapa deng, ga boleh nyerah☺.

Follow instagram :
@cloudxbellz
@tiaa.yerin
@devandra_adityaa
@urshanny_
@pryanka.hann
@alderishakayy

Happy reading!!

Sejak tadi, Devandra tidak bisa berhenti tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak tadi, Devandra tidak bisa berhenti tersenyum. Dia merasa sangat puas karena telah mengalahkan Aiden ketika balapan tadi malam. Itu artinya, cowok itu memiliki kesempatan penuh untuk mendekati Yerin.

"Kenapa lo?" Cahya masuk ke kamar Devandra tanpa mengetuk pintu.

"Lo masih belom nyerah deketin tuh cewek yang ber-notabene mantan lo?" Cahya duduk di kursi yang terdapat di kamar itu.

Devandra menggelengkan kepalanya. "Gue gak bakal berhenti ngejar dia, gue bakal berhenti ngejar kalo dia udah bahagia sama yang lain untuk selama-lamanya. Kalo udah di situasi itu, gue bakal mencintai dalam diam."

Cahya menghela nafas kasar. "Tapi gue masih gak ngerti, kenapa lo segitunya merjuangin dia... Padahal lo tau hal itu nyakitin hati lo."

"Biarkan itu jadi urusan gue."

Cahya menatap Devandra. "Terserah lo, gue gak ada hak buat atur lo juga, cuma bisa kasih saran ke lo."

"Gue keluar dulu." Tidak berselang lama, terdengar suara pintu tertutup, menandakan bahwa temannya itu sudah keluar dari kamar.

Devandra menghela nafas lalu merebahkan dirinya dikasur dengan mata terpejam, namun tidak tidur.

"Janji ya? Kita gak saling meninggalkan."

Itu adalah cuplikan ingatan sekaligus kenangan yang sering menghantui kepala seorang Devandra. Memang terkesan alay, tapi itulah kenangan manis yang ia punya.

Laki-laki itu tersenyum kecut, ada perasaan ingin mengulang momen tersebut. Tapi entah bagaimana caranya, ia sudah hampir menyerah, tapi ada sebuah tujuan yang selalu menguatkan Devandra untuk terus memperjuangkan cintanya.

"Yerin, aku mohon... Buka hati kamu buat aku, boleh ya..? Kasih aku kesempatan kedua, aku janji gak akan sia-siakan kamu lagi.. Gak akan buat kamu sakit hati lagi."

Air mata lelaki itu perlahan mengalir di wajahnya, rasa sakit di hatinya begitu terasa. Entah sudah berapa kali lelaki itu menangisi gadis bernama Yerin itu. Dia sungguh tidak main main dengan perasannya kali ini, tapi Devandra merasa buntu, bagaimana caranya ia menunjukkan hal itu kepada Yerin?

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang