Hayo, bintangnya dipencet ya qaqa.
Follow instagram :
@cloudxbellz
@tiaa.yerin
@devandra_adityaa
@urshanny_
@pryanka.hann
@alderishakayyHappy reading prend!!
Yerin melangkah keluar dari ruang ganti baju menuju ke lapangan bulu tangkis. Gadis itu sudah mendengar perintah bahwa hari ini akan ada pembelajaran tentang bulu tangkis.
Di kala santai berjalan, mendadak saja sesosok remaja laki-laki bertubuh tinggi yang tampan menghalangi langkah dirinya. Yerin menghentikan langkah kakinya dan mendongak menatap Devandra dengan tatapan sebal.
Devandra tidak peduli dengan tatapan sebal dari Yerin, ia melemparkan senyuman manis kepada gadis itu. “Hai, Girl. Gue tahu lo lupa bawa raket. Nih, pake punya gue,” ucap Devandra seraya menyodorkan sebuah raket. Yerin menatap raket itu.
“No thanks, gue pinjam punya Monica aja,” jawab Yerin.
“Yakin?” tanya Devandra ingin memastikan, walaupun ia sudah tahu jawabannya.
“I──”
“YERIN, RAKETNYA GAK JADI GUE PINJEMIN YA, TERNYATA UDAH RUSAK.” Terdengar teriakan Monica yang entah dari mana asalnya.
Devandra terkekeh pelan. “Jadi, gimana?” ucapnya membuat Yerin menghela nafas kasar. Ia terpaksa menerima raket itu.
“Nanti gue balikin.”
“Apanya?”
“Ya raketnya, lah!”
“Oh, berarti hati gue gak dibalikin, kan?” celetuk Devandra.
“Lo mau gue pukul pakai raket?!” geram Yerin seraya mengangkat raketnya seperti hendak memukul lelaki di hadapannya.
“Aduh, jangan galak-galak dong... nanti tambah lucu gimana?” Devandra mengunyal pipi gadis mungil itu.
Yerin tersenyum tertekan. “Mending lo pergi dari hadapan gue. SEKARANG! Sebelum emosi gue meledak.”
“Mending kita ke lapangan. Sekarang! Sebelum Mr. Josh marah,” ucap Devandra mengikuti kalimat Yerin. Sementara Yerin hanya berdecak sebal dan melangkah lebar memasuki area lapangan.
“Selamat pagi semua!” sapa Mr. Josh sebagai pembuka. Walaupun ia merupakan guru yang berasal dari luar negeri, ia tetap memakai bahasa Indonesia ketika mengajar.
“Pagi, Mr,” sahut seluruh murid.
“Kalian pasti udah tahu hari ini kita akan belajar apa, jadi siapkan peralatan kalian, kita akan mulai dari cara memegang raket yang benar.”
Kemudian Mr. Josh memberikan penjelasan tentang memegang grip raket yang benar beserta jenisnya seperti forehand, backhand, dan american grip. Semua siswa dan siswi mengikuti arahan Mr. Josh dengan baik.
Hingga tiba saatnya untuk melakukan servis menggunakan shuttlecock. Yerin yang tidak berpengalaman bermain bulu tangkis, merasa kesulitan untuk melakukan servis. Sementara Mr. Josh memilih untuk duduk di tempat duduk dan membiarkan para murid berlatih masing-masing.
Atensi Devandra terarah kepada Yerin yang kesulitan melakukan servis. Gadis itu sudah berulang kali mencoba namun selalu gagal. Lelaki itu menghampiri Yerin.
“Posisi tangannya salah, Yerin,” ucap Devandra membuat Yerin berhenti.
“Terus gimana?” gumam Yerin.
“Gini, nih.” Devandra meraih tangan Yerin dan raket itu. Lalu memosisikan tangan Yerin cara memegang handgrip yang benar. Entah mengapa, Yerin merasakan ada sesuatu yang mengganjal di lubuk hatinya, ketika Devandra memosisikan tangannya beserta penjelasan yang detail namun mudah dipahami.
“Modus ya?” tanya Yerin.
“Enak aja modus, I just want to teach you, Girl,” jelas Devandra.
“Nah, coba servis lagi,” titah Devandra dituruti oleh Yerin. Dan benar saja, setelah diajar oleh Devandra, Yerin berhasil melakukan servis.
Yerin melompat kegirangan ketika mendapati dirinya berhasil melakukan servis setelah berulang kali mencoba. Devandra tersenyum bangga melihatnya dan menyodorkan telapak tangannya kepada Yerin. Tos! Yerin tanpa sengaja ber-tos ria dengan Devandra. Setelah sadar, senyuman di wajahnya perlahan tergantikan dengan raut wajah yang canggung, ia menjauhkan tangannya.
“Devandra!” Seorang gadis memanggil Devandra dengan manja seraya menarik kecil kaus putih yang dipakai Devandra.
“Aku gak bisa servis, ajarin doongg,” pinta Shanny dengan manja.
“Minta ajarin sama yang lain,” ucap Devandra.
Shanny menggeleng tegas. “Maunya sama kamu!”
Devandra mendecak kesal, mau tidak mau, ia terpaksa mengajari cewek gila ini. Kalau tidak, bisa ribet urusannya. “Gini, coba ikutin.” Devandra mencontohkan cara memegang handgrip yang benar.
“Pegang tangan aku. Tadi Yerin aja dipegangin?” Shanny menatap Devandra penuh harap.
Devandra menghembuskan napas pelan. Kemudian menggenggam tangan Shanny dengan lembut. “Gini caranya.”
Yerin melihat interaksi antara Devandra dan Shanny dari sudut lapangan, ada rasa yang tidak bisa ia pahami.
Shanny memasang wajah senyum penuh kemenangan. Ia mengikuti ajaran Devandra. Namun akalnya memikirkan sebuah ide. Ia menyalahkan posisi tangannya.
“Um, kayaknya masih salah deh?” Gadis itu meraih tangan Devandra. Alih-alih melepaskan tangan Shanny, Devandra justru kembali menggunakan cara yang sama untuk mengajarkan Shanny. Yaitu dengan terus memegang tangan gadis itu.
“Nah, itu udah bener,” ujar Devandra singkat kemudian tampak melanjutkan obrolan dengan Shanny.
✿
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
Teen Fiction[ CERITA SUDAH DIREVISI! BACA DESKRIPSI SEBELUM MEMBACA! ] Devandra Aditya Wijaya, seorang remaja yang memimpin suatu geng motor bernama D'Eagle. Devandra terkenal pintar, berprestasi, ahli bela diri, raja jalanan kedua di kotanya, dan terkenal deng...