Hai prend!! Bintangnya sama komentar jangan lupa diramein ya!!
Follow instagram :
@cloudxbellz
@tiaa.yerin
@devandra_adityaa
@urshanny_
@pryanka.hann
@alderishakayyHappy reading!!
"Hmm? Kenapa?" Aiden menaikkan satu alisnya.
"Karena..." Yerin menjeda kalimatnya.
"Em, lupain aja deh." Yerin tersenyum kikuk.
Yerin melihat jam digitalnya. Jam menunjukkan pukul 18:45 yang artinya jam jenguk hampir habis.
Keluar dari kamar inap kakaknya, Yerin memilih untuk pergi ke taman rumah sakit, menikmati dinginnya angin malam.
"Lo ada di sini? Ngapain? Lo sakit?" Seseorang bertanya kepada Yerin disaat Yerin baru saja memejamkan matanya.
"Devan?"
Devandra beralih duduk di samping Yerin. Lalu matanya kembali menatap Yerin. "Lo sakit?"
Yerin menggelengkan kepalanya. "Jenguk kakak gue doang." Devandra mengangguk pelan tanda mengerti.
"Lo sendiri ngapain di rumah sakit?" tanya Yerin.
"Gue beli obat tadi," jawab Devandra.
Devandra terdiam, ia baru ingat akan rencananya. Yaitu, menjauhkan diri dari Yerin.Udahlah, mulai besok aja di sekolah gue bakal jauhin Yerin, kalau dipikir-pikir kasian juga di ganggu terus, batin Devandra.
"Gue balik duluan, lo jangan malem-malem pulangnya." Devandra berpamitan dengan Yerin. Sementara Yerin hanya berdeham singkat sebagai respons perkataan Devandra.
••••••
Devandra membuka pintu markas D'Eagle, semua anggota inti telah berkumpul di ruang tengah sesuai dengan yang sudah Devandra perintahkan kepada mereka.
"Gue perintahkan kalian semua datang ke markas karena gue mau rundingkan sesuatu yang penting," jelas Devandra kepada para anggota inti dan wakil ketua D'Eagle.
"Adit kabarin ke gue, ketua mereka mau duel sama geng kita karena adiknya kita bawa kabur waktu itu. Gue gak nyalahin siapa pun disini, karena kita semua memang bekerja sama buat bawa Chelsea," lanjutnya lagi.
"Jadi?" tanya Mella singkat.
"Black Demons ngajuin perdamaian sama kita, dengan satu syarat. Syaratnya itu, minimal kita menyerahkan satu orang anggota geng kita buat di ambil jadi anggota geng Black Demons. Disini gue mau rundingkan sama kalian, mending kita ribut? Atau nyerahin satu anggota kita ke mereka?"
Mendengar perkataan Devandra, kini semua anggota saling menatap satu sama lain. Lalu Mella mengangkat tangannya.
"Menurut gue, mending kita ribut daripada nyerahin satu anggota kita. Karena, sesuai perjanjian geng D'Eagle, apa yang menjadi hak milik kita, tidak bisa direbut bagaimanapun keadaannya. Gue sebagai wakil ketua juga gak akan rela kalo ada anggota yang direbut kayak gitu." Mella memberikan pendapat bijaknya.
Devandra mengangguk setuju. "Alasan yang bagus, tapi tunggu sebentar, gue mau dengar keputusan anggota inti."
"Gue sebagai anggota inti, menurut gue mending damai aja, selagi di kasih kesempatan buat damai," pungkas Samuel.
Azka menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Gue tetap mau tarung! Gue sama kayak Mella, gak rela kalo salah satu anggota kita di ambil."
Suara gedoran yang keras terdengar dari pintu markas D'Eagle. Terdengar riuh sekali. Mereka berlima sontak menoleh ke arah pintu, sedangkan anggota yang berada di lantai dua lari ke bawah terbirit-birit. Mungkin kalian sudah menebak, siapa yang menggedor pintu markas. Ya, mereka adalah geng Black Demons.
"Keluar lo!" panggil George berteriak.
"Siap-siap kalian semua. Gunakan strategi yang paling ampuh buat lawan mereka," kata Devandra memberikan tanda untuk mengatur posisi, lebih tepatnya menyusun strategi.
Devandra membuka pintu dengan tangan yang terkepal kuat. "Apa motif lo tiba-tiba labrak markas gue?"
George menyeringai horor ke arah Devandra. "Masa pilih relain satu anggota atau berantem aja lama. Lo lambat ngambil keputusan."
"Ya.. lo pikir ngambil keputusan soal menyerahkan anggota bisa secepat itu? Apalagi gak dirundingkan sama anggota inti. Oh, jangan-jangan lo sebagai ketua sering ngambil keputusan semaunya?" ucap Devandra meremehkan George.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
Teen Fiction[ CERITA SUDAH DIREVISI! BACA DESKRIPSI SEBELUM MEMBACA! ] Devandra Aditya Wijaya, seorang remaja yang memimpin suatu geng motor bernama D'Eagle. Devandra terkenal pintar, berprestasi, ahli bela diri, raja jalanan kedua di kotanya, dan terkenal deng...