40. Penyesalan

309 6 0
                                    

Follow instagram :
@cloudxbellz
@tiaa.yerin
@devandra_adityaa
@urshanny_
@pryanka.hann
@alderishakayy

Bintangnya jangan lupa di pencet ya!!

Di chapter ini kita ketawain Shanny, Kayla, sama Monica bareng-bareng yok!! Ketawain yang kenceng hahaha.

Happy reading!

Mella menunjukkan aura yang benar-benar mencekam sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mella menunjukkan aura yang benar-benar mencekam sekarang. Tidak.. tak hanya dia, melainkan semua anggota yang berpartisipasi untuk bekerja sama. Mereka berkumpul di ruangan yang cukup besar itu, membentuk lingkaran dengan satu orang di tengah.

"Jadi, di mana mereka bertiga sekarang?" tanya Mella setelah ia meminum kopinya.

"Mereka ada di Kafe Vinz sekarang," jawab Leonaldo, Mella mengangguk pelan.

Atensi Mella tertuju pada orang yang duduk di tengah. Orang itu hanya seorang intel yang diutus oleh Mella untuk mendapatkan memori kejadian Radeos yang ia ketahui dimiliki oleh Kayla. "Lo gimana? Udah nemu memori percakapan Kayla dan ayah Radeos? Dan memori malam di mana Radeos mati?" Orang itu mengangguk dan menyerahkan dua buah memori itu kepada Mella.

"Tangkap tiga bajingan itu dan seret kemari!" tegas Devandra.

Orang tersebut lagi-lagi mengangguk kemudian menjalani perintah dari Devandra. Ia mengajak Samuel, Aditya, dan Cahya untuk menangkap ketiga gadis yang disebut bajingan itu.

"Sebelumnya, gue mau tanya sama lo. Dari mana lo bisa tau, kalo memori itu dipegang sama Kayla?" Aiden membuka pembicaraan.

"Kemarin, gue gak sengaja ketemu Kayla dan sepupunya di Kafe Vinz. Ya, seperti yang lo tau, gue kerja part-time di sana. Kebetulan ada mereka, jadi gue ambil tempat yang dekat sama mereka dan dengerin percakapan mereka. Kayla, dia baru aja dapat memori tentang kejadian Radeos, dari sepupunya. Namanya Kenan. Kenan ngasih dua memori itu ke Kayla. Dan mereka berbincang cukup banyak tentang Radeos, dan keluarga Yerin."

"Dia ngomong apa tentang Yerin?!" Devandra langsung bangkit berdiri.

"Tenang, lo baru sehari selesai operasi, apa gak sakit?" tegur Aiden.

"Jangan ngeremehin teknologi operasi yang gue jalanin. Gue bahkan bisa lari maraton kalo lo mau," ujar Devandra ketus.

"Maaf, gue harus bilang ini. Kayla bilang, mamanya bakal segera nikah sama papa Yerin. Kesempatan bagus, karena mama Yerin sudah meninggal juga."

Aiden menendang meja di sampingnya cukup kuat. Emosinya seketika memuncak ketika sesuatu yang berhubungan dengan keluarganya disebut. Terlebih, perempuan yang juga ia sayangi, melakukan pengkhianatan. Bukan mendua, melainkan menjadi akar permasalahan hidup keluarganya.

"Kayla sialan!" geramnya seraya mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya memutih.

Mella tersenyum miring. "Besok adalah hari di mana Yerin bakal dikubur, kita harus nunda kegiatan kita soal ini. Gimana kalo kita kurung mereka di sana?" Sorot netra Mella tertuju ke arah pintu ruangan kosong yang gelap, kotor, dan terdapat alat penyiksaan. Ruangan itu adalah ruangan yang sering dipakai untuk para anggota D'Eagle yang ketahuan berkhianat.

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang