Special #FinalBreeze
*****
Aku terbangun dari tidurku yang cukup nyaman malam ini, mataku terbuka melirik ke arah samping dimana Gracia berada saat ini. Dia masih tertidur dengan pulas, begitu pulas bahkan dengkur halusnya pun dapat terdengar di telingaku. Aku tersenyum memandang lucu ke arah wajahnya itu.
Tubuhku beranjak dari tidurku dan duduk di tepi kasur.
"Hoammm..."
Kantuk masih menyerangku tapi jika tak ku paksa untuk bangun. Gracia pun tak akan bangun juga. Seperti yang kalian tau, Gracia sangat susah bangun bila tak ada kepentingan. Seperti hari ini, hari libur biasa di hari minggu. Tak ada kegiatan apapun yang menjadi jadwal kami hari ini.
Aku sendiri?
Sebenarnya aku juga ingin bernyaman nyaman di tempat tidur. Tapi aku tak mau jika dengan Gracia. Kami jadi harus memesan makanan karena tak ada yang memasak di pagi hari.
Aku membawa tubuhku ke arah wastafel. Membasuh wajahku lalu beranjak ke dapur. Di dapur aku segera mengambil celemek dan memakainya, ku buka satu persatu lemari yang ada dan mulai mengeluarkan beberapa bahan disana.
Kurang...
"Yaudah deh belanja ke bawah dulu," ucapku kemudian melepas kembali celemek yang terpasang di tubuhku. Aku masuk kembali ke kamar dan melihat Gracia yang sudah terbangun dari tidurnya.
"Kamu mau kemana?"
"Belanja,"
"Pagi banget?"
"Buat sarapan?"
Gracia pun mengangguk paham. Wajahnya masih begitu mengantuk, matanya bahkan masih setengah terpejam. Rambutnya pun berantakan, sungguh pemandangan pagi yang begitu menggemaskan.
Aku mengambil dompetku dan berjalan mengambil jaket tipis dan keluar dari unit apartemenku. Kakiku melangkah turun ke lantai dasar dan mencari supermarket di dekat sini.
*****
Aku kembali dari berbelanja dengan buah buahan dan juga bahan untuk memasakku pagi ini. Saat aku berjalan ke dapur, aku melihat paha mulus Gracia di atas sofa ruang tamu.
"Lah udah pindah dia?"
Aku tak mempedulikan itu dan segera menata bahan bahan kembali lalu mulai memasak.
ANIN POV END
Anin menyalakan wastafel, ia membersihkan cumi terlebih dahulu.
Setelah itu, Anin berkutat dengan pisau, blender dan juga kompor. Ia menghaluskan bahan bahan yang ada untuk membuat sambel. Kemudian ia juga memotong motong cumi menjadi kecil kecil.
Bunyi antara pisau dapur dan talenan itu pun memenuhi dapur. Anin membuat banyak porsi, ia tahu Gracia akan sangat menyukai masakannya. Apalagi Gracia memang hobi makan.
Anin mulai menyalakan kompor kemudian merebus cumi yang baru saja ia potong. Setelah menutup panci, Anin berjalan memotong kembali cabe dan tomat yang ada disana.
Saat tengah memotong, ia merasakan sebuah pelukan dari belakang. Punggunya pun terasa berat ditambah ada benda kenyal yang mengenai punggungnya.
"Aninn laperrr.."
"Bentar ya lagi dimasak,"
"Udah laper bangett.." rengek Gracia.
Anin tersenyum kecil, ia baru saja menyelesaikan memotong cabe, bawang dan juga tomatnya. Anin pun segera memasukkan bahan bahan tadi ke blender dan menghaluskannya. Tak butuh waktu lama, ia pun menyudahi itu. Kini ia berjalan ke wastafel untuk mencuci tangannya sebelum akhirnya berbalik menghadap Gracia yang masih setia memeluk dirinya.
Gracia tampak cemberut, perutnya benar benar terasa lapar.
"Ngemil dulu aja gimana?"
"Hmmm... Aku tau mau ngemil apa.."
"Ngemil apa?" tanya Anin heran.
Gracia menarik pinggul Anin hingga tubuh keduanya menempel, wajah manis Anin itu ditatap Gracia dalam dalam. Anin seakan mengerti apa yang Gracia mau.
"Jangan sekarang,"
Gracia menggeleng, ia memiringkan kepalanya sembari mendekatkan diri ke Anin. Bibir keduanya bersatu, sebuah kecupan manis mengawali ciuman keduanya. Anin pasrah dengan apa yang akan Gracia lakukan karena memang ini adalah momen terakhir sebelum mereka akan berpisah dan akan sangat jarang bertemu lagi nantinya.
Ciuman Gracia semakin dalam, saliva keduanya saling bertukar di setiap ciuman itu. Lidah mereka pun tak tinggal diam, saling membelit satu sama lain, mengabsen tiap gigi yang ada. Bunyi kecipak ciuman mereka pun sudah memenuhi dapur.
Anin melepaskan ciuman itu, ia melirik ke arah kompor. Cumi itu masih belum mendidih, ia pun kembali menatap Gracia yang sudah menyambar bagian leher dan dadanya. Tangan Gracia pun tak tinggal diam, remasan lembut ia lakukan pada dada Anin yang masih tertutup baju bahkan celemek.
Anin mendesah, matanya terpejam merasakan sensasi yang diberikan Gracia padanya.
"Ahhhhh uhhhh Greeee~~"
Ciuman Gracia semakin aktif di leher dan dada Anin. Terkadang ia mencupang kuat beberapa area di tubuh Anin membuat bekas bekas merah yang tertinggal disana.
Anin tak peduli dengan semua itu, ia membiarkan Gracia yang tengah aktif itu. Matanya perlahan kembali melirik ke arah panci yang sudah mengeluarkan uap. Ia menjauhkan tubuh Gracia sebentar. Kemudian meminta waktu untuk mengangkat cumi darisana.
"Bentar aku lanjutin masak dulu," ucap Anin sembari mengambil wajan dan menuangkan minyak. Ia mulai memasukan bahan yang ia blender tadi ke dalam wajan.
Saat tengah berkutat dengan itu semua, Gracia diam diam sudah duduk di bawah Anin dan menarik celananya.
"Gracia!"
Anin dengan tangannya yang sibuk pun tak bisa menahan Gracia dan membiarkan tubuh bagian bawahnya itu terbebas dari celana dan celana dalam. Pantat Anin pun dapat dilihat jelas oleh Gracia, matanya tampak berbinar.
Anin jadi tak fokus dengan masaknya. Ia mendesah merasakan jari jemari Gracia menyentuh vaginanya, dan pantatnya pun dijilati oleh Gracia membuat rasa geli yang sungguh nikmat.
Anin mengaduk sambel itu sambil sesekali merasakannya, Anin yang akan memasukkan garam dan gula pun cukup kesusahan karena tangan Gracia mulai mengocok vaginanya. Kakinya itu berusaha menahan dengan kuat agar ia tetap berdiri.
"Greeee ahhh udahhhhh...."
Anin mulai memasukkan cumi ke wajan sebagai langkah terakhir masak masak pagi ini. Ia mengaduk cumi dan sambel itu agar tercampur dengan rata. Gracia di bawah masih sibuk mengocok vagina Anin bahkan makin lama makin cepat.
Cklek
Anin mematikan kompornya bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar hebat. Gracia segera menangkap tubuh Anin yang terjatuh seketika ke lantai. Lantai dapur itu pun menjadi sangat basah karena cairan orgasme Anin pagi ini.Gracia tertawa melihat Anin yang terduduk lemas di lantai yang basah.
Ciuman pun didaratkan Gracia ke bibir Anin, "Makasih ya cemilannya,"
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Area Bahaya 🔞
Fanfic[18+] OneShoot Collection 3.0 Mari memulai di tempat yang lebih baru. R = Request 💰💰💰