BxG
*****
"Ci," panggil Ashel yang melihat Jessi sibuk dengan ponselnya itu.
"Apa?"
"Chat sama siapa?"
"Temen,"
"Hmmm," Ashel pun berusaha untuk mengintip, tapi ia tak bisa dengan jelas melihat apa yang Jessi lakukan dengan ponselnya itu. Ia mendengus lemah, "Siapa?"
"Posesif banget?"
"Tanya doang,"
"Temen Shel,"
"Jawab aja siapa..." kata Ashel lagi.
"Besok aja aku kasih tau ya,"
******
"Dimana?" sebuah suara keluar dari ponsel Jessi. Jessi menutup pintu kamar mandinya, ia tengah bersembunyi dari Celine yang merupakan teman sekamar sekaligus seniornya itu.
"Masih di hotel,"
"Aku ada di lantai atasnya, sini cepet.." Jessi cukup menimbang nimbang itu. Ia pun berdecak, "Tunggu di depan pintu," ucapnya.
Jessi akan menemui temannya. Teman yang sudah lama tak bertemu, namanya Fredo. Fredo dan Jessi merupakan teman gereja keduanya seringkali bertemu di gereja dan juga teman 'main'. Keduanya seringkali melakukan hubungan terlarang itu tapi semenjak satu tahun belakangan ini mereka tak bisa bertemu lantaran Fredo yang harus pindah ke Jogja.
Jessi menengok kesana kemari, lorong itu sangat kosong. Saat ia menoleh ke dalam kamarnya pun Celine terlihat masih tertidur pulas.
"Oke seenggaknya aku punya 1 jam," ucapnya sebelum pergi menuju lift.
Jessi segera menekan lift yang langsung membawanya ke 1 lantai di atasnya saat lift itu terbuka terlihat Fredo yang sudah menunggunya.
Jessi tersenyum, ia memeluk erat Fredo. Ciuman pun segera dilancarkan Jessi ke wajah Fredo, "Kangennnn,"
Fredo tertawa kecil, ia menarik tubuh Jessi untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Kamu ga potong rambut?"
"Ga sempet,"
Jessi mendengus malas, ia tak suka dengan rambut Fredo yang berantakan seperti sekarang.
"Mau langsung?"
"Boleh, aku ga punya waktu banyak juga. Takut dicariin,"
Fredo pun sudah sangat mengerti dengan posisi Jessi. Ia dan Jessi memulainya dengan sebuah ciuman hangat di bibir mereka, kecupan tipis nan lembut itu amat sangat dirindukan oleh Jessi.
"Hmmpphhh.. Tau ga sihh.. Aku sampe main sama temen temenku saking kangennya sama kamu,"
"Serius?"
Jessi pun mengangguk, "Ga cuma satu orang malah,"
"Maniak,"
"Gara gara kamu," keduanya melanjutkan ciuman itu, Jessi meletakkan tangannya ke leher Fredo dan mulai merangkulnya membuat ciuman keduanya kian dalam. Jessi menikmati setiap pergulatan bibir mereka, momen yang sudah sangat lama tak terjadi itu membuat Jessi menghargai setiap detiknya.
Ciuman Jessi perlahan mengendur, ia melepaskan ciuman itu. Matanya masih menatap lekat ke arah Fredo, senyuman kemudian terukir di wajahnya.
"Kangen banget,"
"Udah ngomong berapa kali? Di chat juga ngomong itu mulu,"
Jessi tersenyum, ia memang tipikal orang yang seperti itu. Jika merindukan seseorang ia tak segan untuk mengatakan itu berkali kali.
"Edooo,"
"Ya? Kangen?"
Jessi terkekeh, ia mulai meraih kaos yang Fredo kenakan kemudian mengangkatnya perlahan. Fredo membantu Jessi dengan melepas kaosnya. Jessi kemudian mencium dada Fredo sambil menghirup aroma tubuh Fredo yang ia rindukan.
Fredo pun mencium pucuk kepala Jessi, ia menghirup aroma rambut Jessi.
"Wangi,"
Jessi sangat suka dipuji seperti itu, ia perlahan mendorong tubuh Fredo untuk masuk lebih dalam.
"Mau dimana?"
"Balkon yuk?" ajak Fredo.
"Nanti ketahuan," tolak Jessi. Tapi Fredo seakan tak peduli dengan penolakan Jessi. Ia merengkuh tubuh Jessi, membawanya ke dekat pintu kaca. Pintu itu segera dibuka membuat udara jam 3 pagi itu dirasakan oleh keduanya.
"Edo- nggghhhh," Fredo mencium tengkuk Jessi tangannya pun meremas payudara Jessi yang membesar walau masih tetap mungil itu. Jessi yang tak mengenakan dalaman membuat remasan Fredo sangat terasa olehnya bahkan Fredo juga dapat merasakan puting Jessi yang sudah menegang dari luar bajunya.
Perlahan kaos yang Jessi kenakan itu dilepas membuat keduanya kini sudah telanjang dada. Napas Jessi cukup payah, ia mengatur napasnya sambil menatap Fredo dengan tatapan sayunya.
"Bayangin diliat sama fans kamu,"
"Jangan,"
Fredo menurunkan celana pendeknya, penisnya itu segera keluar dari sangkarnya. Jessi berjongkok, ia meraih penis Fredo yang besar itu. Jessi mengurutnya perlahan, ia meludahi penis Fredo kemudian meratakannya. Jessi mempercepat kocokannya, Fredo mendesah menikmati perlakuan Jessi padanya.
Jessi membuka mulutnya perlahan, ia melahap penis Fredo namun hanya muat sebagian saja. Lidahnya pun ia gunakan untuk menambah rangsangan.
"Aahhh Jessss..." Fredo yang tak ingin keluar hanya karena blowjob dari Jessi pun memilih mengangkat tubuh Jessi. Ia kemudian mencium Jessi, "Doggy," ucap Fredo yang diangguki oleh Jessi.
Jessi pun menungging, celananya ia turunkan hingga memperlihatkan pantatnya. Fredo mencolek vagina Jessi, "Udah basah?"
Jessi mengangguk, "Masukin," pinta Jessi. Fredo pun segera memposisikan penisnya, ia menggesekkannya terlebih dahulu. Jessi mendesah hanya karena gesekan penis Fredo pada vaginanya.
"Ugggghhhhh ouhhhhh Eddooo~" Jessi melenguh, mulutnya terbuka ketika merasakan penis Fredo bersarang di vaginanya.
"Sempit banget," Jessi mengangguk, ia juga merasa penis Fredo sangat memenuhi vaginanya.
"Pelannnn.." Fredo mengerti, ia menarik pinggulnya perlahan kemudian mendorongnya masuk. Tempo itu ia pertahankan beberapa saat.
Jessi makin lama makin menungging, ia mulai terbiasa dengan keberadaan penis Fredo di vaginanya. Perlahan tangan Fredo ia arahkan ke payudaranya. Fredo yang mengerti segera meremas payudara Jessi sambil memompa vaginanya. Tempo genjotannya pun mulai dipercepat bahkan membuat tubuh Jessi terpental karena perlakuan Fredo.
"Aah ahhh iyaahh teruss Dooo... Enak bangetttt ahhhhh..." desahan Jessi terus menerus keluar dari mulutnya. Ia yang akan merasakan orgasmenya pun membuat desahannya makin tak terkontrol.
Tak lama tubuhnya bergetar hebat, Fredo yang ingin merasakan orgasme pun juga mempercepat pompaannya pada vagina Jessi, "Ahhh Jesss dimanahhhh???"
Jessi yang mengerti segera melepaskan penis Fredo dan berjongkok di depannya. Fredo menembakkan spermanya ke wajah Jessi beberapa kali hingga seluruh wajahnya tertutup sperma Fredo yang cukup banyak.
"Banyak banget,"
Fredo tertawa, ia kemudian masuk ke dalam mengambil tisu dan memberikannya kepada Jessi. Jessi segera membersihkan wajahnya sebelumnya akhirnya ia berjalan ke kamar mandi itu mencuci wajahnya dengan air.
"Lumayan setengah jam ya," ucap Jessi. Fredo pun mengangguk, "Mau langsung balik?"
Jessi menggeleng, "Lanjut lagi yuk?" ajaknya sambil menindih tubuh Fredo yang tertidur di sofa itu.
"Ayok,"
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Area Bahaya 🔞
Fanfic[18+] OneShoot Collection 3.0 Mari memulai di tempat yang lebih baru. R = Request 💰💰💰