Christy berdiri di depan cermin kamarnya. Ia mematut dirinya disana, Christy tersenyum dengan manis ke arah dirinya yang berada di cermin itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya iya udah cakep. Ngaca terus?" ujar Jessi dari belakang melihat Christy yang daritadi sibuk bercermin itu.
Christy hanya tertawa kecil. Ia dan Jessi sudah bersahabat dari SMP dan hari ini adalah malam perpisahan di sekolah mereka. Bersahabat dari SMP hingga sekarang SMA tentunya membuat mereka sangat tau satu sama lain.
Karakteristik, sifat, perasaan, bahkan mereka sudah mengerti isi hati satu sama lain tanpa perlu bercerita.
"Berangkat Ngel,"
"Iya bentar,"
"Apalagi?" Jessi mulai mengeluh dengan Christy atau yang ia akrab dengan panggilan Angel itu terus menerus mengulur waktu.
"Nanti telat,"
"Nggak,"
"Terserah.."
Jessi memilih mengalah, hubungan keduanya yang terlalu dekat itu terkadang membuat berbagai macam gosip datang ke mereka berdua. Banyak yang mengira mereka tak hanya sebatas sahabat tapi mereka lebih dari itu.
Tapi itu jelas hanya gosip belaka. Christy akhirnya menemukan tambatan hatinya sendiri, Muthe. Sedangkan Jessi pun juga sama ia juga menemukan Freya sebagai kekasihnya.
"Muthe gak dateng?"
"Dia ada acara keluarga,"
"Ah gitu, Freya juga sama sih.."
"Berdua doang nih kita? Dikira pacaran terus dong?"
"Mau gimana lagi?" Jessi dan Christy tertawa dengan itu. Tak lama Christy akhirnya selesai dengan make upnya. Ia segera meraih tasnya dan mengajak Jessi untuk pergi bersama.
Untuk kali ini, Jessi akan menyetir. Karena Christy tau temannya itu pasti akan berbuat nyeleneh saat pulang nanti. Jadi ia membiarkan Jessi menyetir sekarang sedangkan dia akan menyetir saat pulang nanti.
"Lo cantik banget. Gw jadi Muthe sih nyesel ga liat lo malem ini,"
"Bisa aja,"
Jessi tersenyum, suasana jalanan malam ini tak terlalu ramai. Perjalanan mereka ke tempat makan itu hanya memakan waktu 15 menit saja.
"Untung ga macet,"
"Dibilangin santai aja ga bakalan telat," Jessi hanya memutar bola matanya malas. Mereka berdua pun keluar dari mobil dan mulai bergabung dengan teman teman mereka.
*****
Perpisahan itu berlangsung dengan seru. Musik yang menghiasi malam dengan berbagai macam suara dari tawa, teriakan, dan obrolan obrolan hangat mengisi malam perpisahan yang manis.
Seperti yang Christy duga. Jessi mulai sedikit mabuk, ia pun pamit pada teman temannya dan membopong Jessi pergi dari tempat itu. Setelah meletakkan Jessi di kursi penumpang. Ia pun berjalan ke arah kemudi.
