Pelajaran hari ini baru saja usai. Flora segera menjatuhkan kepalanya ke pundak Adel yang duduk di sebelahnya. Matanya terlihat begitu lelah, kacamata yang ia kenakan pun dilepaskan begitu saja dan ia letakkan di mejanya. Adel sendiri masih sibuk menulis catatan yang ada di papan tulis.
Suasana sore ini cukup mendukung bagi Flora untuk tidur sejenak di kelas. Udara dingin dari hujan yang mendera di luar kelas membuatnya kian mengantuk. Matanya semakin berat membuat ia dengan nyaman bersandar di pundak Adel.
"Ngantuk Del,"
"Tidur aja,"
"Hmm iya..." Flora tersenyum, Adel begitu pengertian. Keduanya hanyalah teman, tak lebih dari itu. Hubungan yang sudah terjalin itu tak pernah mereka lanjutkan ke tingkat selanjutnya. Bagi Adel, Flora adalah sahabat terbaiknya yang mengerti segalanya dan tak lebih dari itu. Begitupula bagi Flora, Adel juga merupakan sahabat terbaiknya dan tak lebih dari itu.
Adel sudah memilih Ashel sebagai pacarnya. Flora pun sama ia juga memilih Christy sebagai pacarnya.
Tapi baik Christy maupun Ashel, keduanya sama sekali tak tau bahwa hubungan Adel dan Flora tak hanya sahabat yang saling bercerita dan saling tertawa layaknya pertemenan pada umumnya. Flora dan Adel memiliki sisi lain dimana mereka juga saling memuaskan.
Mereka tak bisa mengelak, rasa nikmat yang pertama mereka rasakan bukan dari pacar mereka tapi dari sahabat mereka, satu sama lain.
Dan jika kalian tau. Ada hal yang sangat mereka sukai, bermain di publik.
Suasana kelas tak kunjung sepi, Adel hanya bisa menghela napasnya. Matanya sesekali melirik ke arah Flora dengan dada yang menonjol dan naik turun membuat Adel menggigit bibir bawahnya.
Adel perlahan mengarahkan tangan kanannya ke arah Flora, tubuh Flora itu mulai disentuh perlahan oleh Adel. Tangannya menyentuh pelan payudara Flora yang menonjol, matanya itu berusaha untuk was was pada sekitar memastikan keadaannya aman.
Beberapa orang temannya masih duduk di depan sambil mengobrol santai menunggu hujan reda dan tak memperhatikan Adel dan Flora yang duduk di pojokkan.
Tangan Adel makin lama makin liar, ia meremas payudara Flora. "Ahhhh.." desahan tipis keluar dari mulut Flora, matanya terbuka dan melirik ke arah Adel. Ia tersenyum pada Adel, matanya kemudian melihat ke arah lain.
"Masih ada orang loh Del," bisiknya. Flora memiringkan tubuhnya kemudian memeluk Adel. Flora menjulurkan lidahnya, ia menjilati telinga Adel dan mengulumnya sesekali. Lidahnya itu menjelajahi telinga Adel dengan manjanya.
Adel sendiri menggigit bibir bawahnya perlakuan Flora membuatnya kegelian. Tangannya pun juga ditekan oleh payudara Flora yang bulat nan besar itu.
Adel memiringkan kepala membuat mata keduanya saling menatap, pandangan Adel pun turun ke arah bibir Flora yang sedikit terbuka. Kepalanya perlahan terdorong mendekati Flora, bibir keduanya akhirnya saling menyentuh.
Ciuman keduanya pun berlangsung, Adel melumat bibir Flora membuat desahan kecil keluar dari sela ciuman keduanya. Flora pun tak hanya diam, ia turut membalas ciuman Adel. Belitan lidah keduanya dan aduan antara bibir mereka membuat suasana kian panas.
"Kamu bawa?" tanya Flora.
"Bawa, mau sekarang?"
"Berani gak?"
"Ayo aja,"
Adel merogoh tasnya, ia mengeluarkan strap on miliknya yang sengaja ia bawa untuk permainan ia dan Flora saat pulang. Apa? Kalian pikir ini pertama kali bagi mereka bermain di kelas? Tentu saja tidak! Keduanya sudah sering melakukan ini.
Strap on dildo itu kini sudah keluar dari tas Adel. Flora tersenyum, ia mendekatkan mulutnya ke arah strap on itu kemudian mulai mengulumnya ke dalam mulutnya. Adel menggigit bibir melihat dildo itu keluar masuk dari mulut Flora. Ia kemudian mendongak ketika merasakan pergerakan dari arah depan.
"Adel,"
"Eh iya Muthe?"
Muthe melihat aneh ke arah Adel, "Flora ngapain?"
"Eh itu..."
Flora kemudian melepas dildo itu dari mulutnya dan melihat ke arah Muthe, "Abis ngambil pensil jatoh,"
"Ohh.. Tapi kalo Adel cowok ya. Kalian tadi posisinya Flora kayak lagi ngemut punya Adel tau gak," Muthe tertawa dengan ucapannya sendiri.
Adel dan Flora hanya bisa meringis, karena itu hampir benar. Posisi Flora tadi memang seperti itu bedanya ia mengemut dildo bukan penis asli.
Muthe kemudian bangkit, "Kalian ga pulang?"
"Nanti aja,"
"Ohhh. Yaudah aku pulang duluan ya, udah reda juga ujannya,"
"Oke hati hati Muthe," Muthe pun tersenyum meninggalkan mereka berdua.
Flora dan Adel yang melihat kepergian Muthe pun segera tersenyum, keduanya kemudian mendekatkan bibir mereka lagi. Ciuman terjadi antara mereka, ciuman itu lebih brutal dibandingkan sebelumnya. Adel bahkan mengangkat tangannya, ia meremas bongkahan payudara Flora.
"Ougghhhh Delll..." desahan Flora keluar begitu saja, ciuman Adel beralih ke arah leher Flora. Ia memberikan ciuman ciuman tipis membuat Flora semakin keenakan.
Adel berdiri dari duduknya. Strap on itu mulai dikenakan oleh Adel. Flora tersenyum melihatnya, kemudian meminta Adel untuk kembali duduk. Flora kemudian mulai memposisikan dirinya di atas dildo yang panjang itu.
Flora memejamkan matanya ketika kepala dildo itu sudah menabrak vaginanya yang cukup tembem itu, "EENGGGGHHHH!!!!! AAAHHHHHHHH!!!!!!" desahan itu keluar begitu saja dari mulut Flora ketika dildo itu mulai menembus vaginanya. Dildo yang keras itu menusuk vaginanya membuat vaginanya berdenyut menikmati benda asing yang masuk ke tubuhnya.
Tubuh Flora bergetar, tatapan sayunya itu menusuk ke mata Adel. Adel tersenyum melihat wajah Flora yang sudah kacau, kenikmatan tergambar jelas di wajah Flora itu. Napasnya tampak memburu, Adel dapat merasakan hal itu.
Tubuh Flora mulai naik turun, dildo yang berada di bawahnya itu membuatnya nikmat. Tubuhnya berguncang setiap hentakannya. Adel mencium leher Flora yang terbuka membuat desahan dari mulut Flora semakin kencang.
"Nanti kalo ketauan gimana?"
"Ahhhh bodoo ahhh yang penting enakkhhhh ahhhh. Kenyot nenen aku Delll Ahhhhhh..."
Adel menuruti kemauan Flora, ia membuka kancing seragam Flora kemudian menyingkap kaos yang Flora kenakan. Flora berhenti sebentar dan membantu Adel hingga payudaranya terlihat di mata Adel.
"Aku lanjut lagi.." ucapnya dengan napas terengah.
Flora pun kembali menggerakan tubuhnya naik turun, matanya terpejam, desahan kembali menggelora memenuhi ruang kelas yang sunyi itu. Adel menikmati kecupannya pada puting Flora.
Tubuh Flora perlahan bergetar hebat. Cairan orgasmenya lumer begitu saja membasahi dildo itu. Tubuh Flora perlahan berhenti dan ambruk ke pelukan Adel.
Flora mencium bibir Adel sebelum ingin melanjutkan permainan ke babak berikutnya.
"Uhhhh asik banget sihhh~"
Mata Adel dan Flora seketika terbelalak. Flora segera menutupi dirinya dan Adel pun melihat ke arah suara itu berasal.
Muthe sudah berdiri di pintu, "Mau ikut dong~ aku bilangin loh ke pacar kalian~"
End
Notif wp error terus ):
KAMU SEDANG MEMBACA
Area Bahaya 🔞
Fanfic[18+] OneShoot Collection 3.0 Mari memulai di tempat yang lebih baru. R = Request 💰💰💰