07.00 am
"Eeuughh"
Suga meregangkan badannya begitu ia bangun. Dilihatnya para saudaranya yg masih berbaring di kasur lantai dengan posisi tidur yang beragam. Ia pun melirik ke arah kasur lantai Seokjin.
Tidak ada orang, seperti biasanya.
Ia menoleh ke kanan, ternyata ada satu lagi kasur lantai yang kosong.
'Tunggu, dimana satu lagi?'
Ia melihat ke arah pintu, terlihat Tae yang berjalan tertatih-tatih menuju pintu luar.
"Tae, kau sudah bangun? Tidak biasanya kau bangun sepagi ini." Tapi Tae tidak menghentikan jalannya, sepertinya ia tidak mendengar ucapan Suga.
"Tae?" Panggil Suga lagi
Tae pun berhenti melangkah, membalikkan badannya menghadap Yoongi.
"Khamjagiya!!"
Hobi dan Namjoon terbangun, mereka duduk dalam sekejap.
"Wae hyung? Ada apa?" Ucap Namjoon. Ia dan Hobi melirik ke arah pintu kamar. Mereka terkejut sambil mengeluarkan suara keras. "Wooouw!!"
Itu karena mereka melihat Tae tidak seperti biasanya, kantung matanya terlihat jelas, rambut berantakannya dan muka kusutnya. Biasanya memang begitu tampilannya ketika bangun tidur, tapi kali ini terlihat sangat buruk.
"Selamat pa-" belum sempat mengucapkan kalimatnya, ia ambruk tertidur lagi.
---__---
08.30 am
"Kalian yakin tidak apa-apa?" Nara hendak pergi kekampus, tapi mengingat kejadian kemarin dia merasa tidak enak meninggalkan anak-anak di rumah.
"Gwenchana, semua terkendali disini." Hobi kecil mendorong-dorong kaki Nara menuju pintu keluar. Semua anak pun mengangguk di tempat. Mereka sedang di ruang tengah menunggu Nara pergi.
Nara berbalik menghadap mereka "Tidak, aku akan minta izin hari ini."
"Noona, pendidikan itu penting. Kami tidak mau noona menunda pendidikan hanya karena kami. Sekarang pergilah, kami sungguh tidak apa-apa sekarang." Hobi bersikeras mendorong lagi Nara keluar rumah.
Nara pun menyerah, kali ini dia harus menuruti mereka "Baiklah, aku percaya pada kalian. Telepon aku kalau ada apa-apa, mengerti?". Hobi menganggkat ponselnya "Arraseo!". Ponsel itu Nara beli saat berbelanja kemarin. Ia beli untuk berjaga-jaga jika anak-anak di rumah membutuhkan dirinya.
Nara mengambil mantel miliknya di gantungan di sebelah pintu. Karena sekarang musim gugur dan hampir memasuki musim dingin, menjadi sebuah kewajiban untuk memakai jaket dan mantel yang hangat.
Nara menghadap ke arah anak-anak lagi. Seperti biasa hanya enam orang, Seokjin pergi lebih awal lagi.
"Baiklah, aku pergi dulu. Ingat, hubungi aku jika sesuatu terjadi."
"Baik!" Jawab mereka serempak. Tunggu, tidak serempak. Satu anak lagi masih tertidur.
Kali ini bukan Suga, sungguh.
Satu setengah jam sejak Nara pergi, tepatnya jam 10 pagi. Anak-anak berkumpul di ruang tengah sepeeti biasanya.
"Hooaaahm." Tae menguap, sejak tadi dia sudah terlihat kelelahan dengan kantung mata yang tercetak jelas. Dia duduk di sofa, kepalanya terangguk-angguk menahan kantuknya sejak tadi. Saudaranya yang lain jadi khawatir melihat kondisi Tae. Padahal biasanya dia terlihat segar dan cerah, tapi belakangan ini dia seperti kekurangan tenaga setiap ia bangun pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Cute Baby's
FanfictionKehidupan Jeon Nara sebelumnya biasa saja dan berjalan normal. Ia sudah menjalani hidupnya yang biasa saja tanpa seorangpun didekatnya. Sampai suatu malam, seorang anak kecil datang kerumahnya. Tidak hanya satu, tidak lama kemudian enam saudaranya y...