43. Forgotten Pain

192 35 10
                                    

Flashback on

Disebuah ruangan dengan nuansa gelap karena minim pencahayaan, terdapat tujuh single bed dari besi dan sebuah meja kecil di dekat pintu yang terbuat dari besi dan jendela jeruji kecil di atasnya. Tae dan keenam saudaranya itu sedang melakukan aktivitas masing-masing. Saat ini mereka semua sedang berwujud kecilnya. Tidak banyak yang bisa mereka lakukan karena terbatasnya kebebasan mereka.

Yoongi berbaring di kasurnya memejam mata, dialah yang paling lama di tempat ini. Namjoon yang menulis catatan kecil di sebuah buku. Hoseok yang mengelus kepala Jungkook. Maknae kesayangannya itu terus menangis dari tadi. Disebelahnya ada Jimin dan Taetae yang ikut menemani Jungkook. Sementara itu Seokjin terus memandangi kalung berbentuk hati yang terdapat huruf 'J' terukir di kalung itu.

Terdengar ketukan pintu dari pintu besi itu, diikuti suara gemercik kunci membuka pintu. Ketika pintu terbuka, muncul seorang pria dewasa membawakan nampan.

"Kau tidak perlu mengetuk pintu, kau tahu kami tidak bisa membuka pintu itu." Ucap Tae dingin.

Pria itu terkekeh. "Benar juga, bodohnya aku." Lalu ia meletakkan nampan itu. Dinampan itu terdapat wadah berisi tablet obat dan sebotol besar air minum serta tujuh gelas.

"Sudah sebulan, 'dia' bilang ini untuk meredakan efek samping." Mereka semua masih diam tidak merespon. Entah sejak kapan efek rasa sakit ini muncul, tapi yang pasti sekali sebulan mereka selalu merasakan sakit dari otak, kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Mungkin ini efek dari sesuatu yang orang-orang itu berikan.

"Baik, kembali lanjutkan yang kalian lakukan." Pria itu pun keluar dan kembali mengunci pintu.

Sepeninggal pria itu, tujuh bersaudara itu berjalan menuju meja kecil disana untuk meminum obat itu.

Taehyung menelan satu obat dan minum segelas air. Ketika obat itu sudah tertelan olehnya. Ia mengatakan kalimat yang merupakan keinginan terbesar ketujuh anak kecil di ruangan itu.

"Ayo keluar dari sini."

Flashback off

---__---

"Hobi sadarlah!" Nara terus mengguncang tubuh Hobi. Tiba-tiba saja namja itu ambruk. Sebelumnya memang terlihat raut wajah kesakitan dari Hobi.

Taetae di belakang mereka merasakan hal yang sama. Ia baru memahami perkataan pria tadi. Dengan cepat ia berlari kedepan.

Taetae langsung memapah tubuh Hobi. "Noona, bantu aku. Ayo bawa dia pulang."

Nara pun langsung bertindak dengan membawa seluruh kantong belanja dan ikut membantu Tae. "Tunggu, lebih baik bawa ke rumah sakit saja." Ucap Nara.

"Tidak, lebih baik langsung ke rumah saja, rumah sakit terlalu jauh." Taetae membantah. Memang alasan utama ia tidak setuju karena ia tidak ingin identitas mereka terbongkar, tapi alasan jarak rumah sakit yang jauh bisa ia pakai. Nara pun mengiyakan"Baiklah." Mereka langsung bergegas menuju rumah.

Begitu di depan rumah, Nara dengan cepat membuka pintu utama. Ketika ia masuk, ia terkejut melihat apa yang terjadi di depannya.

Jimin dan Jungkook di terbaring lemas dengan penuh keringat menahan rasa sakit, dan Namjoon yang duduk menyandar di sofa merasakan sakit yang sama.

"Apa yang terjadi?" Refleks, Nara menjatuhkan barang bawaanya dan menghampiri Jimin dan Jungkook.

"Noona....sakit." Jungkook berusaha menggerakkan tangannya, tapi rasa sakitnya itu sudah menguras seluruh tenaganya.

7 Cute Baby'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang