??? Pov
Hujan turun sangat deras, tapi kami tidak berhenti berlari. Meskipun kami sulit melihat karena derasnya hujan dan gelapnya malam, kami terus berlari.
"Apa mereka masih mengejar kita?" Aku menoleh ke belakang, terlihat cahaya lampu mobil dari jarak yang sangat jauh. "Mereka masih mengejar kita, tapi sangat jauh."
"BERHENTI!!" Kami pun mendadak berhenti berlari. Untung saja kami berhenti tepat waktu, terlambat sedikit saja kami bisa jatuh ke sungai. Sepertinya kami terpojok di jembatan yang belum selesai dibangun.
"B-bagaimana ini? Mereka akan menangkap kita lagi."
"Aku tidak mau kembali lagi." Kulihat ia menangis, aku juga tidak ingin kembali ke tempat itu lagi. Aku melihat keadaan sekitar mencari jalan lain agar bisa pergi dari sini.
"AAAAAAKH" tiba-tiba Jimin tergelincir, dan dengan sigap aku menangkap tangannya dan yang lain membantuku membawa Jimin naik.
"Jimin!!!!!" kami berusaha menariknya, tapi karena hujan deras kami jadi kesulitan. Dan saat itu juga mereka semakin mendekat.
'sepertinya tidak ada jalan lain'
"PEGANGAN!!"
Kami terjatuh dalam keadaan masih saling berpegangan, kami pun tenggelam di sungai itu. Bukan, lebih tepatnya hanyut terbawa arus sungai yang deras.
Aku berusaha tetap mempererat pegangan tangan kami, tapi sulit karena arus sungai yang terlalu deras.
'tidak'
'kumohon jangan lepas'
Sia-sia saja, pegangan kami satu persatu mulai lepas. Kami pun terpisah. Aku berusaha menjangkau mereka yang menjauh terbawa arus sungai.
'TIDAAAK'
.
.
.
.
.
.
."Haaaaaa!!"
Aku terbangun tengah malam. Kuambil napas dalam-dalam agar aku bisa tenang. Setelah sadar, aku menyadari aku berada di kamar bersama enam saudaraku yang masih tertidur. Sepertinya mereka tidak terganggu karena suaraku yang keras tadi.
'lagi-lagi mimpi itu'
---__---
07.30 am
"Hyung, kau janji akan membeli hamburger nanti kan?" Tanya Taetae pada Seokjin. Seokjin masih menunggu Nara di teras.
"Sudah berapa kali aku bilang, aku akan membelinya nanti." Jawab Seokjin untuk kesekian kalinya.
"Janji ya?" Lagi-lagi Taetae bertanya.
"Jika kau bertanya lagi aku tidak akan jadi beli."
"Oke-oke. Gomawo Seokjin hyung yang tampan."
"Waaah, akhirnya ada yang menyadari ketampananku." Ujar Seokjin percaya diri.
Saat itu juga Nara sudah siap berangkat. "Ayo Seokjin." Mereka pun mulai berjalan.
"Tunggu!" Sahut Jungkook di belakang mereka. Ia berwujud dewasa saat ini, memakai hoodie berwarna hitam.
"Aku ikut."
"Mwo? Kenapa? Memangnya kau mau kemana?" Tanya Nara. Jungkook berpikir sejenak. "Hmm, tidak kemana-mana. Aku hanya ingin mengantar noona."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Cute Baby's
FanfictionKehidupan Jeon Nara sebelumnya biasa saja dan berjalan normal. Ia sudah menjalani hidupnya yang biasa saja tanpa seorangpun didekatnya. Sampai suatu malam, seorang anak kecil datang kerumahnya. Tidak hanya satu, tidak lama kemudian enam saudaranya y...