28 • Flashback

1.8K 189 182
                                    

TOXIC 🥀

Flashback on...

"Kamu, tuh. Kayak anak kecil tau, gak?!" Heza membentak sembari menunjuk wajah Lavy dengan jari telunjuknya.

"Kamu, yang kayak anak kecil!" Jawab Lavender tak Terima.

"Aku capek sama sikap kamu, aku capek sama kamu yang cemburu buta kayak gini. Capek, tau. gak?!"

"Kamu fikir aku gak capek apa ngeliat tingkah kamu? Setiap malam kelayapan ke club. kenapa? Aku kurang puas buat kamu? Kurang pinter mainnya? Ngapain ke sana mulu? mau ngelirik lonte-lonte, iya?!"

"Lavender!"

"Kenapa? Gak suka?!"

"Aku cape berantem mulu." Heza yang tak mau melanjutkan perdebatan antaranya dan Lavender pun memilih pergi meninggalakan Lavender dengan mengepal kuat tangannya. Belakangan ini, hubungan Heza dan Lavy memang tengah banyak di landa masalah, dari hal kecil yang tak patut untuk di bahas, sampai hal besar sekali pun menjadi bahan awal pertengkaran. Lavy yang kini menjadi semakin cemburu buta dan emosional. Begitu pula dengan Heza yang kini menjadi semakin posesif dan sering melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan pada anak seusianya.

"Heza!" panggil Hanna. Perempuan itu berlari menghampiri Heza dengan senyuman manis tak ia lepaskan dari bibirnya.

Heza melirik dan menjawab seketus mungkin. "Apa?"

"Galak banget sih. Temanin gua beli susu, yuk? Gua ngidam pengen minum susu..." Rengek Hanna.

"Ck! Lo bisa pergi sendiri 'kan Han. Gua mau jemput cewek gua."

"Lavender?" Tanya Hanna.

"Iya. Emang cewek gua ada lagi selain Lavender? Gak ada 'kan? Ya udah, berati Lavender. Banyak tanya lu." kesal Heza, ia merasa lelah dengan sifat Hanna yang terus menempel padanya.

Hanna jengkel dengan jawaban yang Heza lontarkan, "Mau pergi ke mana?" Tanya Hanna.

"Ya.. Terserah cewek gua lah mau ke mana. Emangnya kenapa, sih?" Tanya Heza. Hanna tak ingin Heza pergi menjemput Lavender pun, memiliki rencana licik untuk menahan Heza sementara agar tak pergi meninggalkannya.

"Aw! za. Tolongin gua, perut gua sakit banget, Za... Tolong anterin gua pulang, yah." Hanna bersandiwara memegangi perutnya seolah-olah sedang merasakan sakit yang amat terasa.

"Ck! Nyusahin... Aja lu, ah. Udah tau hamil masih aja kelayapan. Ayok lah. Gua anter pulang," ajak Heza. Tidak ada cara lain bagi Heza selain mengantarkan Hanna pulang sebentar, dan tidak mungkin juga 'kan kalau Heza meninggalkan Hanna sendirian dalam kondisinya yang sedang mengandung. 

"Lu mau minum apa?" Tanya Hanna. Hanna memaksakan Heza untuk masuk ke dalam apartemennya dulu sebelum lelaki itu berniat untuk pergi.

"Gak usah, gua langsung balik aja."

"Ayo lah, gua bikin teh hangat, yah?" tawar Hanna.

Heza menautkan kedua alisnya bingung. "Bukannya perut lo masih sakit?" Saat telah sampai di rumah, perempuan itu tidak terlihat seperti orang yang sedang ke sakitan. Itu tentu membuat Heza merasa bingung.

TOXIC [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang