Bonchap 1

1.8K 156 127
                                    

TOXIC 🥀

Sesuai janji Heza kemarin pada sang anak jika mereka akan berkunjung ke makan Senja. Kedua sepasang suami istri itu berjongkok membersihkan beberapa rumput yang tubuh di atas makam, dan di bantu oleh sang putri mereka yang antusias untuk membersihkan makam Senja. "Papa senja di dalam sana sudah makan apa belum?" tanya Berly yang terus berbicara pada batu nisan Senja dengan tetap fokus membersihkan rumput. "Kalau Berly sudah makan, pa." sambungannya lagi. "Papa kalau dingin di sana nanti biar Berly bawain selimut ya, papa..." ucapnya sembari mengelus Nisan itu.

Heza dan Lavy hanya menatap putri mereka yang sedang asyik berbincang dengan sang paman yang tentunya sudah tentang di alam sana. "Berly ... Ayo bilang sama papa kalau kita bakalan tinggal di indo," suruh Lavy.

"Ohiya. Papa.. Sekarang Berly sudah pindah ke indo, dan pastinya bakal sering buat berkunjung dan ngebersihin rumah papa... Sekarang Berly juga sudah pindah di sekolah baru." Berly mendekat ke batu nisan itu dan membisikkan sesuatu dengan kedua tangannya. Bak sedang berbisik kepada seseorang, Berly melakukan itu kepada batu nisan Senja. "Di sekolahan Berly dulu temannya jahat-jahat. Tapi papa gak boleh bilang sama papi Heza ya masalah ini kalau Berly bilang ini sama papa. Ini rahasia kita berdua ya, pa."

Benar. Sesuatu perjanjian sebelum mereka menikah, Heza dan Lavy mengikat janji suci di tanah kelahiran sang ibu yaitu di Jerman. Cukup lama tinggal di Jerman dan sudah banyak kisah hidup yang mereka lalui, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke indonesia karena akan mengelola bisnis yang sempat tertunda beberapa bulan yang lalu.

Lavy berjongkok di sambil Berly sambil memeluk sang anak dari samping dengan posisi tangan kanannya untuk mengelus lembut batu nisan senja. "Senja... Aku datang lagi setelah lama gak ke sini, dan sekarang aku ke sini sambil bawa anakku. Dia juga anak kamu, Ja. Dia manggil kamu dengan sebutan papa, dia sayang banget sama kamu meski pun belum pernah ketemu, kamu juga sayang 'kan sama Berly?" Tanya Lavy dengan senyuman tulus yang pastinya sedang menahan agar tidak menangis di depan sang anak dan suaminya. "Ja.. Kita pamit pulang dulu ya, aku bakalan sering kok, ke sini buat jengukin kamu." setelah mengatakan itu ia menatap sang anak lalu memberi kode untuk segera berdiri. Keduanya berdiri lantas meninggalkan makam Senja yang masih tersisa Heza.

Namun sebelum benar-benar pergi, Berly sempat berpamitan terlebih dahulu kepada Senja. "Papa... Berly pulang dulu, ya. Besok Berly bakalan ke sini lagi. Dadah papa."

Kini tinggallah Heza seorang yang masih tersenyum penuh arti menatap makam sang sahabat. Ia menunduk mengelus nisan itu dengan hati berat. Tanpa seizin sang empu, air mata itu jatuh membasahi makam Senja. "Ja... Apa kabar? Gua udah nepatin janji gua sama lo buat ngejaga Lavy dengan baik. Sekarang, gua udah punya anak yang cantik, Ja. Dia sayang banget sama lo. Ja.. Maaf, maaf karena gua lo jadi kayak gini__" Tak kuat untuk melanjutkan ungkapan itu Heza terus menangis sampai tersedu-sedu. Tak kuasa mengingat betapa sakitnya kisah yang mereka lalui bersama.

🥀

Gadis kecil dengan permen tangkai di dalam mulutnya tengah melipatkan kedua kaki dan kedua tangannya di dada. Lee Berly Hee'Axyra, atau putri dari Lee Maheza dan Lavender itu tengah menduduki dirinya di atas kursi yang terletak di samping taman. Pandangan gadis kecil itu tak lepas dari wanita yang sedang duduk juga di atas kursi yang tak jauh dari tempatnya.

Bocah berusia sembilan tahun itu memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan senyuman licik yang tak ia biarkan luntur dari wajah imutnya.

Tangan mungil itu beralih meraih ransel yang ia letakan di sampingnya lalu membuang permen yang ia makan ke sembarang arah, lantas berjalan menghampiri wanita yang ia pandangi sedari tadi. "Hallo tante..." sapa Berly dengan ramah dan sopan.

TOXIC [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang