12 • First

3.3K 254 64
                                    

TOXIC🥀

Mata Heza tampak menyayu disaat ia hendak mendekati wajah Lavy. Namun dengan cepat di pukul oleh sang empu agar Heza tak benar-benar sampai pada niatnya. "Kenapa di pukul?" tanya Haza. Ia memegangi bibirnya yang terasa kebas sehabis di pulak oleh sang gadis.

"Aku tahu maksud kamu itu apa, aku gak mau! Dan gak akan pernah mau lagi." Lavy berusaha melepaskan tangan Heza yang melingkar kuat di pinggangnya. Ia hendak bangkit dari pangkuan itu tapi Heza dengan kokoh menahannya.

"Kenapa nolak?"

"Dulu aku pacar kamu, sekarang enggak lagi. Lepasin aku! Aku mau pulang." Lagi-lagi Lavy berusaha untuk bangkit. Entah penolakan apa yang Heza maksud sehingga membuat Lavy bertekad untuk lepas dari sang empu.

"Yaudah, sekarang kita balikan lagi, gak ada penolakan!" serkas Heza. Ia membuat keputusan sesuka hatinya atas perasaan gadis itu.

"Aku gak mau balikan lagi sama kamu."

Kalimat itu mampu membuat Heza tersenyum penuh arti, entah apa yang ia pikiran sehingga membawa tangan besarnya menyelusup masuk ke dalam baju seragam Lavy. "Lavender?" Suara serat dan berat lelaki itu terdengar sengaja di buat-buat.

Lavy terkejut bukan main dengan tindakan Heza yang terlihat seperti menyeramkan. Lavy menggeleng dengan cepat menyadarkan dirinya agar tidak terbuai oleh sentuhan dan rayuan dari buaya itu. "Za, Gak! Ini gak bener, Za. Aku gak mau ngulangin kesalahan yang sama." Meski hubungan mereka terlihat bebas karena mendapati izin dari kedua belah pihak keluarga, tapi Lavy masih sekuat tenaga untuk menghindari hal yang kapan saja bisa membuat malu keluarganya.

"Please..." Bak seperti buaya, Heza merayu dengan bermacam cara agar dapat membawa Lavy terbuai dan mau menerima ajakannya. Memang terlihat jahat karena sudah membuju seseorang agar terjerumus bersamanya ke dalam lubuk neraka, tetapi lelaki itu tidak perduli, hasrat dari dirinya sudah terkalutkan oleh nafsu yang amat dalam ia rasakan.

Lavy terdiam sejenak, melihat wajah Heza berubah menjadi kecewa, sukses membuatnya merasa tak tega untuk menolaknya. Namun di sisi lain, ia masih mengingat peristiwa di mana ia sangat menyesal sebab makhota yang selama ini ia jaga direnggut oleh lelaki bernama Lee Maheza ini. untuk pertama kalinya, di mana Heza merayu dan membujuknya untuk melakukan hal bodoh yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Itu terjadi disaat mereka baru saja menduduki bangku SMA kelas sepuluh. Di mana waktu itu Heza terjebak di rumah Lavy saat hendak pulang selepas menikmati makan malam bersama Lavy di rumahnya. Saat Heza hendak pulang ke rumah orang tuanya, hari tiba-tiba saja hujan dengan deras hingga untuk beberapa jam listrik pun ikut padam. Awalnya Heza hanya akan menonton drama bersama Lavy di kamar sembari menunggu hujan reda, tapi entah bagaimana ceritanya Heza memiliki niat untuk mengajak sang kekasih melakukan hal di luar kendali mereka.

"Mau ya, Ve?" Heza berbisik di daun telinga Lavy. Lavy menggelinggam hingga tanpa sengaja menganggukkan kepalanya.

Merasa berhasil karena Lavy sudah terpancing, Heza menempel bibirnya untuk melumati dan menghisapnya hingga Lavy merasa sudah kehabisan stok oksigen. Lavy menepuk punggung Heza untuk memberi syarat agar segera melepaskannya. Lavy menggeleng lemah sembari berujar pelan. "Aku gak mau ngelanjutin lagi." Napas Lavy sudah tersedal-senggal.

"Kenapa, Ve?" Tanya Heza. Lelaki itu merasa Heran dengan Lavy, bukankah tadi Lavy sudah menyetujuinya dan mau untuk melakukan itu lagi, tapi kenapa sekarang malah berubah pikiran.

Lavy menggeleng. "Gak, Za. Ini gak bener, kita gak boleh ngelanjutin ini. Aku tahu aku suka anak kecil, tapi aku gak mau bikin daddy kecewa. Aku takut, Za."

TOXIC [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang