14 • Menghindar

2.3K 256 122
                                    

TOXIC 🥀

Memanglah pepatah sebaik-baiknya menyimpan bangkai akan juga tercium, itu benar-benar adanya. Saat tadi malam Lavy sedang sibuk belajar untuk persiapan ujian, Lavy di kejutkan dengan pesan masuk dari salah satu temannya yang memotret Hanna sedang bersama Heza di sebuah kafe.

Lavy sempat ingin marah, tapi dengan akal dan pemikirannya yang licik, ia urungkan untuk menemui Heza dan Hanna. Selepas sekolah, ia sebisa mungkin menghindar dari Heza agar lelaki itu tidak dapat menemuinya. Lavy mengajak Senja untuk di bawa ke rumah tantenya yang cukup jauh dari kediamannya. Tentu saja tanpa sepengetahuan dari Heza sang kekasih.

"Bantu aku miss." Lavy berjalan menuju balkon kamar yang mana sang tante sedang duduk di atas kursi sembari mengotak-atik laptopnya.

"Bantu apa, sayang?" Jennie bertanya kepada Lavy tanpa menghilangkan fokusnya dari laptop.

Lavy menyerahkan ponselnya ke atas meja di samping laptop sang tante. Sudah menjadi hal yang lumrah bagi Lavy meminta Jennie untuk turun tangan membantunya dalam segi apa pun. Jennie melirik ke layar ponsel Lavy dan menghentikan aktivitasnya untuk sejenak. "Ini bukannya cewek yang di ruang BK kemaren, ya?" Tanya Jennie. Lavy pun mengangguk. "Ada apa sama cewek ini, Lavender?" Tanya sang tante kembali.

"Buat dia hancur, miss. Hancur sehancur-hancurnya!" Mata perempuan itu tampak memancarkan aura kebencian yang amat dalam tatkala memandangi foto di layar ponselnya.

Jennie melotot, ia tampak terkejut dengan pernyataan jelas dari Lavy. Sedikit yang membuatnya tak habis pikir. Sudah lama sekali sejak kejadian di mana Lavy meminta jennie untuk menghancurkan keluarga Nira, gadis kecil yang sempat ia sakiti, setelah itu Lavy tidak pernah lagi meminta hal aneh yang menyangkut orang lain. "Lavender? Kamu gak becanda 'kan, sayang?"

Lavy menduduki bokongnya di samping kursi sang tante. "Gak ada lagi waktu buat becanda, miss. Lavy udah muak sama gadis kotor itu." tentu saja Lavy sudah muak, setiap kali di beri kesempatan Hanna sang selingkuhan kekasihnya itu malah semakin hari semakin melunjak.

Jennie meraih ponsel Lavy dan menatap figuran itu amat dalam. "Ini perempuan yang dulu 'kan?" Lavy pun mengangguk. "Kalau itu yang kamu mau, miss bakalan kabulin permintaan kamu."

Tepat sekali, ini jawaban yang paling Lavy tunggu-tunggu dari Sang tante untuk menyetujuinya. Lavy mendekat dan menghambur pelukan hangat untuk sang tante. "Makasih miss. Cuma miss yang paling ngertiin Lavy."

Sebenarnya, Jennie sudah lebih dulu tahu masalah apa yang kini sedang Lavy hadapi, tanpa sepengetahuan dari sang empu. Jennie sering kali menyuruh seseorang untuk mengikuti ke mana sang keponakannya pergi, apa yang kini Lavy hadapi dan siapa yang sedang bersama Lavy. Karena jujur saja, bagi Jennie. Lavy adalah berlian yang tidak boleh sembarang orang dapat menyentuhnya. "Kamu sama siapa ke sini?" Tanya Jennie. Sebelum membawa Lavy ke kamarnya, sang tante sempat melihat pemuda yang ikut bersama Lavy namun sedikit asing di matanya.

"Oh, itu teman Lavy miss, namanya Senja."

Sang tante berdiri dari duduknya hendak meninggalkan balkon sembari menjinjing laptopnya. "Ganteng," celetuk Jennie tiba-tiba.

Lavy melotot, ia menyipitkan matanya sembari melibatkan kedua tangannya di dada. "Miss suka berondong, ya?"

"Suka!" Jennie berbalik menghadap Lavy dengan senyuman andalannya. Lavy yang terkejut dengan pernyataan singkat dari Sang tante pun, mendadak bungkam lantas terdiam mematung. Apa-apaan tantenya ini, dia bilang suka dengan berondong? Yang benar-benar saja.

"Ya udah tembak." sahutan singkat dari Lavy membuat Jennie menggeleng pelan.

"Mau miss taro di mana om Reki kalau miss tembak dia. Lagian kamu mudah banget percaya. Suka itu belum tentu mau dimiliki 'kan?" Lavy terdiam dengan ucapan Jennie. Kalimat terakhir dari perkataannya itu seperti sedang menyendir dirinya sendiri atas perasaannya terhadap Senja. "Udah bengongnya. Yuk! turun, miss mau kenalan sama dia." Jennie beranjak keluar dari kamar lantas meninggalkan Lavy.

TOXIC [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang