5. latihan

6.7K 707 12
                                    

Sekarang Porsche sedang menuju rumahnya dengan Pete, kinn menyuruhnya mengantarkan Porsche karena dia tidak mau Porsche kabur melihat Porsche sangat menolak keputusannya.

Porsche hanya diam melihat keluar kaca mobil yang menampilkan pepohonan, dia baru tau ternyata letak mansion mewah kinn itu jauh dari pemukiman dan jalan besar, namun jalanannya sama saja dengan jalan umum, karna saat dibawa kemari dia tidak ingat apapun.

"Bagaimana bisa kau berurusan dengan tuan kinn." Tanya Pete memecahkan keheningan

"Dia pria sombong dan berengsek, bagaimana aku tidak kesal dengannya, dia berjalan dengan memainkan ponselnya ketika aku sedang membawakan minuman untuk pelanggan tempat ku bekerja, lalu dia menyenggol tapi dia yang marah, aneh." Tidak tau kenapa Porsche langsung berbicara panjang dengan Pete dan menunjukkan ekspresi wajahnya, padahal dia baru kenal sehari, tapi dia merasa nyaman dengan Pete, sama seperti saat dia bersama dengan tem dan jom.

Pete terkekeh mendengar ocehan Porsche, dia berfikir Porsche orang yang positif dan baik, dengan sorot matanya yang lembut dan tulus, sangat disayangkan Porsche harus terjebak dengan kinn.

"Mau seberapa keras kau berusaha kabur darinya, dia tidak akan pernah melepaskan mu begitu saja." Pete menoleh sekilas melihat Porsche yang menatapnya lalu kembali fokus pada jalanan

"Semakin kau melawan semakin dia menekanmu, semakin kau menolaknya semakin gencar juga dia memaksamu." Lanjutnya

"Lalu aku harus apa Pete." Tanya Porsche lirih hampir tidak terdengar

"Ikuti saja perkataannya, dia seseorang yang haus akan kehormatan, sedari kecil dia didik keras untuk menjadi pemimpin klan, membuatnya tumbuh dengan ambisi, rasa hormat, egois, kejam, seakan semua orang memang harus tunduk akan perintah nya."

"Tapi percayalah, dia sebenarnya seseorang yang baik Porsche, hanya saja dia terlalu dingin." Lanjut Pete tersenyum menatap Porsche

"Kau sepertinya sangat mengenal sibajingan itu ya."

"Yaa, karna aku sedari kecil sudah bersama keluarga itu."

"Kenapa?." Tanya Porsche penasaran

"Dulu ayahku sempat ditolong oleh tuan Korn ayah dari tuan kinn, entah apa itu tapi yg pasti ayahku mengabdikan hidupnya untuk keluarga itu, tuan Korn menjadikan ayahku pengawal sekaligus tangan kanan kepercayaannya, namun ayahku harus gugur saat tugasnya, dari situ tuan Korn yang melindungiku dan ibuku, tuan Korn juga membiayai perawatan ibuku saat dia sakit-sakitan, dan mengangkat aku sebagai putranya saat ibuku meninggal, tanpa membedakan kasih sayangnya Dengan putra-putranya, dan saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk mengabdikan diriku kepada keluarga tuan Korn seperti ayahku." Pete tersenyum mengakhiri ceritanya

"Sudah sampai." Lanjutnya

Porsche terdiam menatap Pete sejenak, ternyata Pete sama seperti nya yang sudah tidak memiliki orang tua, kemudian dia keluar dan mengetuk pintu rumah nya.

"Sebentar." Teriak Che dari dalam

Cklek

"PHI PORSCHE!." Che langsung memeluk tubuh kakanya

Porsche langsung memeluk erat tubuh kecil adiknya, mengelus rambut dan punggungnya, mengecup pucuk kepala Che sayang.

"Dia siapa phi?." Tanya Che setelah melepaskan pelukannya dan memberikan way kepada Pete

"Biarkan kita masuk terlebih dahulu bocah." Porsche menoyor kepala Che pelan

"Masuk Pete, maaf rumahku tidak semewah disana." Lanjutnya mempersilakan Pete masuk

"Kau bicara apa, rumah ini sangat rapih dan nyaman." Kata Pete menatap sekeliling dan duduk di sofa

Walaupun Porsche pria namun rumah sederhana ini nampak begitu nyaman, dia sangat pintar mengurus rumah dan merawat adiknya.

This Hurts | kinnporscheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang