Malam menjelang, Apo sibuk membuka kantung plastik untuk mencari cake yang ia beli siang tadi, sedangkan Kinn hanya fokus pada tablet nya untuk mencari informasi terkait penyerangan nya
"Tidak mungkin mereka tidak bisa terdeteksi" gumam Kinn. Ia membaca satu persatu informasi yang ia dapatkan dari orang suruhan nya
Jika kelompok penyerangan kemarin sebuah organisasi maka semua data gelap akan mudah ia dapatkan. Jikapun mereka hanya ingin melenyapkan nya, pasti ada seorang yang berkuasa di balik itu semua. Seperti nya kali ini orang yang ingin bermain main dengan nya cukup cerdas, atau memang telah merencanakan ini dengan matang
"Kinn lihatlah, ini lucu kan?" Pangil Porsche girang, menunjukan cake berbentuk kucing pada Kinn yang tidak merespon nya
"Kinn... Kinn..."
(...)
Kinn yang terlihat serius tidak menyadari akan pangilan Porsche, membuat lelaki manis itu mengerutkan kening nya kesal dan kembali memangil Kinn dengan suara sedikit meninggi berharap Kinn menoleh
"Kinn aku memanggil—"
"Diam Porsche! Kenapa kau berisik sekali" potong Kinn serkas, menatap Porsche tajam membuat pemuda manis itu mengatupkan bibirnya dengan ekspresi yang kembali datar
"Maaf" ucap Porsche
Porsche yang sadar Kinn sedang tidak ingin di ganggu, segera berjalan ke depan jendela dan bersandar di sana, membuka bungkusan plastik itu dengan hati-hati. Ia menelisik bentuk cake lucu di tangan nya, tanpa sadar sudut bibirnya terangkat membuat lengkungan indah
"Lucunya" ucap Porsche pelan. Tidak tega untuk memakan nya
Porsche teringat dengan pria asing yang ia temui. Sosok nya seperti tidak asing bagi Porsche, namun dia juga tidak yakin mengenal nya. Lamunan Porsche buyar saat kedua lengan kekar membelit tubuh nya dengan erat, nafas panas Kinn menerpa kulit leher nya
"Kau jauh lebih lucu dari pada itu" ucap Kinn lembut, mengendusi bahu serta leher jenjang Porsche yang selalu harum meskipun tidak pernah memakai parfum
Porsche hanya diam membiarkan Kinn mengelus lembut perut nya. Hingga Kinn kembali membuka suara
"Maaf sudah membentak mu.. aku hanya terlalu banyak berfikir" Kinn sadar jika ia tidak seharusnya membentak Porsche. Tetapi pikiran nya yang penuh membuat Kinn tidak bisa mengontrolnya
"Hm"
Kinn menahan diri untuk tidak memarahi Porsche yang hanya bergumam singkat padanya. Dia melihat cake di tangan Porsche, nampak nya lelaki manis itu sangat tertarik dengan cake tersebut hingga tidak dapat mengalihkan pandangannya
"Kenapa tidak di makan" tanya Kinn yang hanya di jawab gelengan kepala dari Porsche
Bukan nya tidak mau, Porsche hanya sedang mengamati sebelum benar benar memakannya. Dia hanya terlalu takjub karena cake tersebut seperti wajah kucing sungguhan
"Kapan kau membeli itu, hm?"
"Aku tidak membeli nya. Ada seorang pria yang memberikannya padaku secara percuma saat membeli makan di kantin bawah" jelas Porsche tanpa menatap Kinn
"Seorang pria? Tidak mungkin kan dia memberikan nya padamu, jika dia tidak mengenal mu" ucap Kinn sedikit tidak suka mendengar penuturan Porsche. Dia hanya tidak suka, karena orang itu bukan dirinya
"Aku memang tidak mengenalnya"
"Kalau begitu buang" titah Kinn
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Hurts | kinnporsche
Fantasy"maaf, aku pergi bukan berarti aku tidak mencintai mu.. tapi karena aku terlalu mencintaimu, Kinn. Namum aku tau kau tidak akan melihat ku.. aku pergi.. membawa sebagaian dari dirimu" Porsche . . . . "Kau di mana Porsche? Tolong kembalilah padaku, a...