Kinn menguleni pantat sekal Porsche yang duduk di atas pangkuannya dengan lembut. Mereka tidak mengenakan pakaian apapun karena baru saja menyelesaikan keliatan panasnya beberapa menit yang lalu di kamar pribadi milik Kinn. Di setiap kantor ataupun markasnya Kinn memang menyediakan fasilitas ini untuk waktu beristirahatnya.
"Eughh keluarkan itu Kinn— mghhh" lenguh Porsche saat Kinn kembali mengerakan pantatnya dengan pelan. Penis besar pria itu bahkan masih menyumpal lubang anal nya.
Kinn tidak mengubrisnya. Ia hanya bersandar di heardboard, fokus mengecupi bahu telanjang Porsche. Namun tatapan nya begitu dingin menatap lurus pada layar televisi yang ia rancang sendiri di depannya menampilkan bukti seseorang yang telah merampas data perusahannya, yang orang kepercayaannya kirimkan.
"Sial." Desis Kinn dengan suara memberat. Hingga tanpa sadar Kinn meremas terlalu kuat pantat bulat Porsche sampai memerah Dan terdapat goresan memanjang disana.
"A-AKHHH!!" Porsche memekik sakit dengan tubuh yang berjengit kaget. Membuat Kinn tersadar menatap Porsche khawatir.
"Maaf sayang maaf aku tidak sengaja. Apa sakit?" Tanya Kinn lembut meluruhkan tatapan nya pada lelaki manis itu.
Porsche mengerucutkan bibirnya dan melepaskan pelukannya di leher kokoh Kinn. Menarik lengan Kinn yang mengelus pantat bulatnya dengan kesal.
"Tentu saja sakit!! Kau ini memikirkan apa sebenernya!" Maki porsche memukul bahu lebar Kinn yang terdapat sedikit luka hampir mengering. Tetapi Kinn sama sekali tidak meringis kesakitan.
Kinn menunjuk layar televisi di depannya dengan mengangkat dagu memberi tahu Porsche agar menoleh kebelakang. Porsche yang mengerti segera melihat apa yang Kinn maksud. Ia terdiam membaca berbagai data dengan identitas yang mengunakan kode tidak jelas membuat otak mungilnya pusing.
"Oh tuhan. Kepalaku berputar melihatnya." Gumam Porsche pelan.
Kinn mendongak menatap wajah serius Porsche yang terlihat mengemaskan. Lalu beralih pada nipple kecil yang sudah membengkak dengan ruam merah memenuhi dada montok Porsche. Ia memjilati bibir bawahnya lalu meraup nipple lucu itu dengan rakus, menyesapnya kencang seperti bayi yang kehausan.
Mcpkhhhh hhh
"Shhh ahhh—" Porsche melirik Kinn sekilas. Ia mengusap kepala Kinn yang sedang menyusu di dadanya membiarkan Kinn menyedot dan memainkan putting susunya lagi.
Porsche tersentum kecil melihat bagaimana Kinn yang seperti kehausan menyesap putting nya. Ia kembali menoleh pada layar televisi di belakang membaca setiap lembar demi lembar meskipun ia tidak terlalu mengerti. Ia mengigit bibir bawahnya menahan desahan sembari mengelus surai tebal Kinn sesekali meremasnya jika Kinn terlalu kuat menyedot putting nya hingga terasa sangat sakit.
Bahkan penis Kinn belum di keluarkan membuat anal Porsche terasa sesak dan penuh— penis Kinn sangat di manjakan oleh lubang anus milik Porsche yang mencengkram erat batang penis kebanggannya.
"Grmmhhh empckhh" geram Kinn buas. Ia menjilati nipple Porsche lalu mengigit nya main main sebelum kembali menyedot dengan kuat.
"Aksshh eughh pelanhh Kinn— ahh" Porsche menarik jembut Kinn agar tidak terlalu menekan dada nya.
Porsche mengerutkan keningnya melihat satu kode nyata yang tertera di layar televisi. Ia menepuk-nepuk bahu Kinn agar menyudahi acara menyusunya. Membuat Kinn mengeram tak suka.
"Lepaskan dulu! Lihat disana apakah kau mengerti maksud kode itu?" Tunjuk Porsche, Kinn mengikuti arahan Porsche dengan tampang kesalnya karena harus berhenti menyesap nipple favorite nya. Namun seketika matanya menajam melihat susunan angka di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Hurts | kinnporsche
Fantasy"maaf, aku pergi bukan berarti aku tidak mencintai mu.. tapi karena aku terlalu mencintaimu, Kinn. Namum aku tau kau tidak akan melihat ku.. aku pergi.. membawa sebagaian dari dirimu" Porsche . . . . "Kau di mana Porsche? Tolong kembalilah padaku, a...