Sesuai janjinya sehabis dari Kafe, Satya mengajak Frisca untuk jalan-jalan. Mereka berdua memilih untuk jalan kaki saja, karena Satya sedang tidak membawa mobil.
Mereka berhenti di sebuah toko bunga Satya masuk ke dalam toko tersebut, sedangkan Frisca menunggu di luar sambil melihat-lihat bunga-bunga yang terpajang di luar toko.
Beberapa menit kemudian Satya kembali dengan sebuket bunga tulip putih seperti yang dijanjikannya tadi saat di Kafe.
"Bunganya cantik. Makasih ya," ucap Frisca.
"Sama-sama. Ayo kita jalan-jalan!"
Satya menggenggam erat tangan Frisca lalu mengajaknya berjalan-jalan, angin sepoi-sepoi menyambut kehadiran mereka.
Dan sampailah di tujuan terakhir mereka yaitu di taman, tempat dimana semesta mempertemukan mereka untuk pertama kalinya.
"Tamannya masih sama seperti kita bertemu dulu," kata Frisca.
"Benar, apa kamu merindukan saat-saat itu?"
"Sangat sangat rindu. Dimana kita masih menjadi orang asing yang belum mengenal satu sama lain," jawab Frisca.
Satya menyatukan tangannya dengan tangan milik Frisca. "Kita akan terus bersama sampai takdir memisahkan kita sendiri."
Frisca menyandarkan kepalanya di bahu lebar milik Satya dia merasakan kenyamanan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada seorang ketua geng yang sangat kejam ini?"
"Karena cinta datang tanpa memberi salam, dan mulai mengetuk hati kita."
Frisca tersenyum manis dia masih menikmati pemandangan taman yang indah bersama dengan Satya. Pasangan ini benar-benar sedang dimabuk asmara.
"Sepertinya aku harus pulang," ucap Frisca.
"Kenapa?"
"Ibu menelepon diriku bahwa ada acara keluarga," jawab Frisca.
"Mau ku antar?" tawar Satya.
"Tidak, aku akan naik taksi saja. Sampai bertemu besok, ayang," ucap Frisca tersenyum manis ke arah Satya.
Frisca pergi meninggalkan area taman menyisakan Satya yang masih duduk di salah satu bangku taman, sibuk menenangkan diri. Setelah puas overthinking Satya memutuskan untuk kembali ke markas saja dengan jalan kaki tentunya.
Satya membuka pintu markas dengan wajah terkejut saat melihat kedatangan seseorang yang tentu saja familiar dengan dirinya.
"Satya! Kamu ini kemana aja?" tanya Kaylee.
"Aku habis jalan-jalan," jawab Satya.
"Jalan-jalan bareng aku yuk! Kebetulan cuaca hari ini bagus," ajak Kaylee sambil menggandeng mesra lengan Satya.
Jovan dan Erick melihat pemandangan itu hanya bisa saling melempar lirikan. Mereka yakin Kaylee ini memang teman masa kecil Satya, tetapi kelakuannya agak kurang menyakinkan.
"Lebih baik lo ajak aja deh," usul Jovan diangguki oleh Erick.
Satya menghela napas panjang lalu ia mengiyakan ajakan Kaylee, kedua orang itu keluar dari markas. Sepeninggal Satya pergi Jovan dan Erick masih syok atas kejadian barusan.
"Ini bukan mimpi kan," gumam Jovan.
"Lo nggak mimpi, Van. Ini bener-bener real!"
"Rik, gue ngerasa bakal terjadi sesuatu," ujar Jovan secara tiba-tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
i. Tresno Satya [END]✓
Teen Fiction❝ Gue ngga bakal percaya kalo CINTA itu ada bye ❞ -Satya ❝ Ati-ati kepelet tau rasa lo❞ Hanya kisah manis dan pahitnya cinta Prasatya Aditya. Satya si kulkas berjalan,yang tidak percaya dengan CINTA ingat itu baik-baik. Bagi Satya cinta hanyalah...