3. Three A and Gang 3A

209 57 15
                                    

3A Gang merupakan geng abal-abal yang didirikan oleh Rivan Adimas, diperkasai oleh Jovan Putra Wijaya dan Prasatya Aditya. Kenapa disebut 3A? Karena tiga orang itu mempunyai nama yang ada huruf A.

Geng 3A termasuk geng anak nakal dari jaman kelas 3 SMP. Mereka bertiga selalu membuat onar dari ikut tawuran sampai balap liar. Kelakuan Geng 3A yang dapat membuat orang geleng-geleng kepala bener-bener diluar nalar.

Dan sekarang mereka bertiga kena hukuman yaitu hormat kepada bendera sampai jam ketiga selesai karena datang terlambat. Sampai guru BK dibuat kelinyengan anak baru kok sifatnya udah kayak senior saja.

"Sat, lo gak bakal dimarah sama nyokap lo?" Jovan bertanya pada Satya yang berada disampingnya.

"Hmm." Satya hanya memberikan dehaman sebagai jawabannya.

Diantara mereka bertiga yang paling nakal itu Jovan, dan yang palinggggggg kalem itu Satya, kalau Rivan mah nggak usah ditanya sudah pasti kalem plus barbar.

Mata Satya menangkap sesosok perempuan yang sama saat di lapangan kemarin. Rivan menyenggol lengan Satya sebagai sinyal, dan saat itu juga mata Satya melotot mengetahui perempuan itu berjalan beriringan dengan ketos songong.

"Sat, itu bukannya cewe kemarin?" tanya Rivan.

"Iya woii, itu cewe kemarin." Bukan Satya yang menjawab melainkan Jovan.

"Wah gilaa, gandengannya ketos mantap juga ntu cewe. " Kata-kata Rivan sukses membuat Satya menoleh dan menatapnya dengan tajam.

"Eeeh maksud gue gak gitu bro."
Rivan langsung bungkam, lebih baik dia langsung tutup mulut sebelum wajah tampannya dibuat babak belur oleh Satya.

-oOo-

Frisca berjalan beriringan dengan Gerry, ada rasa kagum pada diri Frisca kepada Gerry. Menurut Frisca Gerry itu orangnya kalem, alim, mantu idaman able.

Walaupun bukan hanya sekali mereka berjalan, tetapi membuat seluruh warga sekolah menatap mereka berdua.

Yeah sepertinya begitu sebelum sebuah badai datang tanpa diundang.

"Permisi kakak," kata Satya dengan lembut namun terdengar sombong di telinga Gerry.

"Eh elo?!" Gerry berkata sambil menunjuk Satya, sementara Frisca hanya terdiam memandangi dua pemuda di depannya itu.

"Kenapa ya, Kak?" Tanya Satya dengan nada dingin.

"Lo yang kemarin terlambat kan?"

"Kalo iya, emang kenapa?!" Saat Satya berbicara seketika aura di sekitarnya langsung berubah drastis.

"Masalah buat lo?" Tambah Satya membuat rahang Gerry mengeras.

"Bener-bener ya lo." Tanpa Satya sadari Gerry mengambil langkah satu, membalik tubuh Satya dan. . .

BUGH!

Gerry meninju wajah tampan paripurna Satya. Frisca yang disana hanya terdiam tak percaya apa yang dilakukan oleh Gerry.

"SATYA!!" Rivan dan Jovan langsung berlari sambil meneriakkan nama Satya dan membuat para murid-murid yang sedang olahraga di lapangan menolehkan kepala mereka.

"Kak Gerry udah kak," ucap Frisca sambil menenangkan Gerry.

"LO BENER-BENER GAK ADA SOPAN SANTUN SAMA KAKEL!!" amuk Gerry pada Satya.

"Emang lo siapa? Perlukah gue ngehormati lo?" jawab Satya dengan santai.

"Beraninya ya lo, orang tua lo gak pernah ngajarin tata krama hah?! Mau jadi apa lo?! Masih anak baru udah belagak sok-sokan aja!"

Gerry terus menyerocos dengan tatapan nyalang, benar-benar orang di depannya ini minta di ajak duel.

Satya menatap Gerry dengan wajah datar menahan amarah saat Gerry membawa-bawa 'orang tua.'

"Nggak usah sok senior deh lo." Ini Jovan yang berkata, dia tidak terima harga diri kawan seperjuangannya diinjak-injak.

"Udah Van, jangan gitu heh." Rivan terus menenangkan Jovan yang terlihat marah itu.

"Udah kak, ayo kita pergi aja dari sini." Frisca langsung mengajak Gerry pergi sebelum terjadi yang lebih lagi.

Baru beberapa langkah Gerry berjalan tiba-tiba seseorang membalikkan badannya dan kejadian serupa terulang kembali.

Orang itu meninju pipinya tepat di sebelah kanan, orang itu siapa lagi kalau bukan Jovan.

Frisca dan Rivan hanya terdiam satu sama lain mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kak ayo kita pergi." Frisca langsung menggandeng tangan Gerry untuk menenangkan Gerry yang sepertinya ingin meledak dan mencabik-cabik Jovan.

Rivan juga langsung membawa pergi Satya. "Ayo bro, kita pergi."

-oOo-

Bukannya lanjut jam pelajaran, Geng 3A malah membolos dan pergi ke markas mereka bertiga.

Dengan keadaan Satya babak belur begini, dan lanjut ikut jam pelajaran yang ada dia bakal masuk BK lagi.

"Aduh sakit woy," rintih Satya saat pipinya diberi alcohol oleh Rivan.

"Meneng o sek lambemu kuwi."

Dan sekarang Jovan lagi termenung menatap kedua temannya itu. Pikirannya entah kenapa melayang-layang, dia takut.

Iya takut

Takut masuk BK

Teros di DO dari sekolahan :))

"Heh! Van." Sebuah tepukan di pundak Jovan membangunkan dari lamunannya.

"Apa bro? Satya udah diobati?" tanya Jovan pada Rivan.

"Udah santai aja, lo kenapa sih? daritadi murung teros mikir apa lo?."

"Gue...gue takut bakal dikeluarin dari sekolah," ucap Jovan sambil menundukkan kepalanya.

"Halah, kek gitu aja takut. Tumben banget dah biasanya lo b aja," sahut Rivan.

Jovan kembali menatap ke arah depan, dia ingin menjadi kambing saja saat ini.

"Guys! Si onoh ngajak ketemuan."  Perkataan Satya membuat Rivan dan Jovan melotot tidak percaya.

"Woii lo gila ya?! Keadaan babak belur gini lo sempat-sempatnya ngajak dia ketemuan?!" Tanya Rivan dengan nada pasrah.

"GILE LO SAMSUDIN!!"

"Gue nggak gila. Emang si onoh aja yang baperan," sahut Satya membela dirinya.

Rivan dan Jovan saling berpikir satu sama lain, hmm boleh juga nih mumpung mereka bolos kan ya. Tapi di sisi lain mereka takut luka Satya tambah parah, soalnya ini bukan sekadar ketemuan belaka.

"Skoyy gasss!!" Ajak Rivan dengan riang.

Disusul senyum merekah di wajah Satya dan Jovan, mereka bertiga langsung pergi meninggalkan markas.

Geng 3A mengendarai motor mereka masing-masing lalu pergi meninggalkan kawasan sekolah. Suara motor beradu membelah jalanan kota siang terik itu.

-🦋-

i. Tresno Satya [END]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang