Happy reading bestie~
***
Frisca berjalan riang tangannya membawa sebuah kotak makan. Hari ini Frisca membawa bingkisan untuk Satya pemuda yang kemarin dia temui di taman kota, walau hanya sederhana semoga saja Satya terima.
Tapi yang menjadi pertanyaan Frisca tidak tau dimana Satya berada.
"Kak Aldo!!!" Panggil Frisca pada seseorang.
Pemuda tinggi dan memiliki wajah seperti kelinci itu menghampiri Frisca. "Ada apa?"
Seperti biasa Aldo selalu tersenyum manis jika bertemu dengan seseorang apalagi ketemu si doi.
"Kak Aldo pasti tau kan semua kelakuan siswa disini."
"Oh iya jelas." Aldo tersenyum menanggapi pertanyaan dari Frisca.
"Kak, Satya kelas 10 IPS 4 biasanya kalo istirahat dimana ya kak?" Tanya Frisca.
Senyuman manis Aldo langsung luntur saat mendengar nama Satya. Entah kenapa anak kelas 10 IPS itu bisa membuatnya jengkel apalagi kejadian-kejadian saat teman-teman Satya berani kepadanya.
"Rooftop sekolah," jawab Aldo.
"Oke kak, terimakasih."
Frisca membungkukkan badannya lalu pergi menuju rooftop, sementara Aldo menatap kepergian Frisca dengan wajah sendu.
Frisca menuju ke rooftop sekolah tempat dimana Satya dan geng nya nongkrong. Baru sampai di tangga terakhir Frisca bisa melihat teman-teman Satya sedang main game, seragam mereka acak-acakan sudah seperti brandalan ya emang brandalan sih.
Frisca ingin maju tapi hatinya berkata tidak, dia takut untuk bertemu dengan brandalan sekolah itu.
PRANG!!
Baru selangkah dia mundur tiba-tiba Frisca tidak sengaja menyenggol piring berbahan seng di sampingnya.
"Piring sialan," batin Frisca kesal.
Satya dan teman-temannya langsung menoleh ke sumber suara.
"Siapa tuh?" Tanya Jovan.
"Kucing paling," jawab Rivan.
"Coba lo cek, Sat."
"Gue trosss."
"Ya lo kan beranee gak kek si Rivan," sahut Jovan.
Satya langsung mengecek asal usul suara keramat itu.
"Ternyata ini kucingnya( ͡° ͜ʖ ͡°)" batin Satya.
"Ngapain lo disini?" Suara serak milik Satya membuat tubuh Frisca merinding ditambah lagi tatapan dingin Satya.
"Sumpah dah ni bocah baru kelas 1 SMA suaranya udah kek bapak-bapak" batin Frisca.
"Punya mulut gak lo? Diem aja."
"E-eh anu, ini ada bingkisan buat kamu." Frisca langsung menjelaskan maksud kedatangannya.
Sementaranya Satya hanya mengangkat satu alisnya tanda masih bertanya.
"Anu, ucapan terimakasih kemaren sore mohon diterima yaa nanti dimarahin Ibu kalo kamu nggak nerima."
Satya langsung meraih bingkisan yang dibawa Frisca.
"Makasih, bilang sama ibuk kalo bingkisannya udah gue terima." kata Satya.
"Sama-sama." Frisca langsung berlalu pergi dari situ.
Satya jika sudah memasang wajah dingin tidak ada siapapun yang dapat berkutik.
KAMU SEDANG MEMBACA
i. Tresno Satya [END]✓
Ficção Adolescente❝ Gue ngga bakal percaya kalo CINTA itu ada bye ❞ -Satya ❝ Ati-ati kepelet tau rasa lo❞ Hanya kisah manis dan pahitnya cinta Prasatya Aditya. Satya si kulkas berjalan,yang tidak percaya dengan CINTA ingat itu baik-baik. Bagi Satya cinta hanyalah...