27. Promise

33 7 0
                                    

Hari ini tepat tiga tahun Satya dan Frisca menjalin hubungan semakin hari makin lengket saja mereka layaknya upil dan kertas. Satya berencana untuk mengajak Frisca kencan nanti malam, mumpung malam Minggu juga.

Malam harinya Satya sudah standby di depan rumah Frisca dengan kemeja rapi berwarna hitam. Beberapa saat kemudian Frisca keluar, gadis itu tampak cantik nan anggun dengan balutan dress selutut berwarna krem.

"Cantik banget malam ini kamu," puji Satya sambil mencium punggung tangan Frisca.

"Makasih."

"Sama-sama, sayang," balas Satya.

Mobil milik Satya berhenti di sebuah restoran ternama di kota ini, tentu saja Satya rela melakukan apapun demi kebahagiaan tuan putrinya satu ini.

"Kamu yakin kita makan di sini?" tanya Frisca.

"Yakin dong! Buat kamu apa sih yang nggak?" sahut Satya dengan kepercayaan diri tingkat nasional.

Frisca tersenyum manis lalu merangkul lengan Satya keduanya berjalan memasuki area restoran tersebut. Para pelayan menyambut kedatangan mereka dengan baik.

Sambil menunggu pesanan mereka tiba, Satya memilih mengobrol berbagai hal dengan Frisca.

"Habis ini mau kemana?" tanya Satya.

"Terserah kamu aja," jawab Frisca.

"Ke markas 3A aja yok! Ada sesuatu special buat kamu," ucap Satya.

"Oke, tapi jangan lama-lama nanti Mama nyariin."

"Siap, princess."

Tepat saat itu makanan mereka sudah datang, dan keduanya langsung menyantapnya. Selesai acara makan malam sesuai janjinya Satya mengajak Frisca ke markas 3A.

Beberapa menit kemudian mobil milik Satya berhenti tepat di sebuah rumah tidak terlalu mewah, namun jauh dari pusat kota. Di halaman rumah tersebut banyak motor yang terparkir sudah pasti motor tersebut milik anggota geng Satya.

Saat memasuki kawasan rumah bulu kuduk Frisca berdiri seketika, entah mengapa rumah ini memiliki suasana mencekam. Satya yang mengetahui raut gelisah Frisca langsung menggenggam erat tangan gadis itu berusaha menenangkan pacar manisnya itu.

Langkah kaki mereka berhenti di sebuah ruangan besar dengan pintu yang memiliki ukiran-ukiran unik. Pintu terbuka menampilkan para anggota geng Satya sedang bercengkrama ria.

"Wuishh! Tuan Aditya dan Nyonya Aditya lagi mampir nih!" teriak salah satu anggota geng Satya.

Serentak semua orang di sana langsung memberhentikan aktivitas masing-masing lalu berdiri untuk menyambut kedatangan Satya. Frisca yang melihat hal itu terpukau, ternyata sebegitu terpengaruhnya Satya pada geng ini. Satya langsung menyuruh Frisca di salah satu kursi yang telah disediakan di sana. 

"Widihh! Nyonya Aditya di sini! Apa kabar?" sapa Erick.

"Gue baik," jawab Frisca sambil tersenyum ramah.

"Manis betul pacar lo, bos!" sahut anak buah Satya bernama---Joshua.

"Mestilah, si Satya kan punya khodam auto nyangkut tuh!" balas Rivan sambil tertawa.

Satya geleng-geleng kepala melihat kelakuan para anak buahnya itu. "Sekarang ada kabar apa?"

"Nicholas ngajak balapan di sirkuit biasanya," jawab Jovan sambil menghisap rokok yang ada di jarinya.

"Balapan?! Balapan apa?" tanya Frisca pada Satya.

"Balapan motor lah, Beb," jawab Satya.

"Kenapa kamu ikut balapan kayak gitu?"

i. Tresno Satya [END]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang