36. Berbaik dengan masa lalu

34 4 0
                                    

Rivan sedang duduk di markas sendirian hanya dengan keremang-remangan lilin, karena dia enggan menyalakan lampu.

Sudah satu bulan Satya meninggalkan markas ini, dan sekarang belum ada kabar tentang kawannya. Rivan bingung harus mengatakan apa kepada Frisca, disaat gadis itu bertanya soal Satya.

Satya, walau ragamu jauh di sana tetapi kenangannya membekas bagi orang-orang terdekat.

Rivan sudah lama berteman dengan Satya semenjak bangku SMP, dia selalu menolong cowok itu, bahkan ia sendiri yang mengajarkan pada Satya bagaimana kita melindungi diri dari musuh.

Erick dan Jovan baru saja datang mereka berdua merasakan betul apa yang dirasakan oleh Rivan, Erick mencari saklar lampu dan menyalakan lampu.

"Udah bro, jangan terlalu sedih."

Rivan menghela napas. "Gue kepikiran Satya di sana baik-baik aja apa nggak," ucap Rivan.

"Gue yakin dia baik-baik saja," balas Erick.

Tiba-tiba dering telepon terdengar ternyata itu berasal dari ponsel Rivan, dengan cepat Rivan langsung mengangkat ponselnya.

"Halo, Yudhistira."

Ternyata itu panggilan dari Yudhistira.

"Bang Riv."

"Ada apa? Eh tunggu! Kenapa suara lo serak-serak gitu? Lo habis nangis?"

"Bang Satya kondisinya kritis, dari semalam terus menurun."

Kaki Rivan langsung melemas mendengar kabar itu begitu juga dengan Jovan dan Erick.

"Terus bagaimana sekarang?"

"Masih dipantau dokter, kalau 24 jam belum ada perubahan kita hanya bisa pasrah dengan semuanya. Udah bang gue dipanggil sama Papa."

Telepon dimatikan sepihak Rivan mengusap wajahnya kasar sekarang dia harus menjelaskan semuanya pada Frisca.

"Rik, suruh Frisca kemari," kata Rivan.

"Lo yakin?"

"Mau nggak mau, Rik. Frisca harus tau kondisi Satya saat ini," balas Rivan.

Erick langsung mengirimkan pesan pada Frisca untuk datang ke Markas 3A. Saat menerima pesan itu Frisca sedang rebahan di kasur, karena tidak bisa tidur.

Begitu menerima pesan dari Erick, Frisca langsung bergegas menuju ke Markas 3A. Pasti ada informasi terbaru tentang Satya, dan Frisca selalu menyingkirkan hal-hal buruk tentang cowok itu.

Sesampainya di markas tidak lupa Frisca membayar ongkos ojek, dia membuka pintu dengan perlahan-lahan. Di sana terlihat Rivan, Jovan, Erick, Juanda, dan Joshua yang sedang menunduk sedih.

"Ada apa kalian memanggil? Apa ada kabar terbaru tentang Satya?" tanya Frisca dengan penasaran.

Masih tidak ada jawaban diantara lima orang itu.

"Kenapa tidak ada yang menjawab? Bagaimana keadaan Satya?!"

Frisca menghampiri Erick dan meminta penjelasan pada cowok itu.

"Erick, gue tau lo paling bisa mengerti. Jelaskan apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Satya? KENAPA KALIAN SEMUA DIAM?!!"

"Frisca," panggil Erick.

"Apa? Satya kenapa, Rick?!"

Lidah Erick terasa kelu untuk berbicara, tetapi Frisca harus tahu.

"Satya kondisinya terus menurun dan sekarang dia kritis."

Frisca terdiam membisu.

"Tadi Yudhistira telepon jika tidak ada perubahan pada Satya, kita hanya bisa berdoa untuk keselamatannya."

i. Tresno Satya [END]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang