4. Tawuran bersama Geng 3A

179 55 20
                                    

Suara motor beradu membelah jalanan Kota Bandung. Beberapa saat kemudian motor Satya berhenti di depan sebuah jalanan yang sepi, disusul dengan Jovan dan Rivan. Di depan mereka sudah ada beberapa orang yang merupakan anggota dari geng Satya.

"Hai bos, gimana perjalanannya?", sapa seseorang yang memiliki wajah tampan rupawan.

"Baik."

"Woii Erick!"

Orang dipanggil Erick tersebut menoleh sambil menunjukkan senyuman ganteng andalannya.

"Yo Jovan kawan ku." Erick dan Jovan bertos ria lalu berpelukan satu sama lain.

"Bro si onoh ngajakin tawuran," kata Rivan, "Yang ngajak si Satya noh udah tau lagi babak belur masih aja."

"Weh napa lo? Sampe kek gitu?"

"Ditonjok kakel."

Erick malah tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah babak belur Satya. Bukan Geng 3A yang tidak pernah buat masalah sama kakak kelas.


Mereka bertiga menyiapkan alat-alat untuk tawuran mulai dari tongkat baseball, sampai gir dan ban pun ada. Kata Rivan tawuran tanpa ban dibakar nggak rame.

Tiba-tiba segerombolan orang yang masih memakai pakaian sekolah menuju ke arah mereka. Di tengah-tengah gerombolan itu seorang pemuda tinggi yang bisa disebut sebagai ketuanya itu.

"Satya mana lo?!" teriak ketua gerombolan tadi.

Satya tanpa banyak bicara langsung berdiri, para anggota Genk 3A langsung membuka jalan untuk Satya lewat.

"Gue disini," ucap Satya dengan nada tajam.

"Wah wah lihatlah seorang pecundang berjalan dengan angkuh," cibir ketua gerombolan tadi sebut saja Nicholas.

Dari jaman sekolah menengah pertama ikatan antara Nicholas dan Satya tak pernah ada kata damai diantara keduanya.

"Gue emang angkuh daripada lo kejam dari apapun yang gue kira."

"Huh! gue emang kejam." Nicholas berjalan ke arah Satya dan menatap Satya dengan remeh.

"Gue emang kejam. Bahkan gue bisa ngerebut bokap lo," lanjut Nicholas yang mampu membuat amarah Satya memuncak.

"Karena lo dan nyokap lo sama-sama murahan yang pintar mengemis."

"Sejak kapan? Bukannya bokap lo yang tertarik dengan nyokap gue? So pasti gue akan menjadi pewaris dari bokap lo."

"Jangan pernah hal itu terjadi."

Satya langsung meninju bagian perut Nicholas, dan membuat Nicholas terbatuk-batuk.

"SERANG!!!"

Seluruh gerombolan Nicholas langsung mengambil langkah seribu menyerang geng Satya. Rivan, Jovan, dan Erick mengedarkan pandangnya dengan was-was.

Satya langsung mengambil tongkat baseball dan mulai menyerang gerombolan Nicholas dengan amarah yang menyala-nyala.

BUGH BUGH!

Nicholas yang mendapat serangan tiba-tiba tentu saja tidak terima. Sebagian besar gerombolan Nicholas pada tumbang karena serangan bruntal Satya.

Jovan dan Erick juga turun tangan membantu Satya, dengan santai mereka memukul siapapun yang lewat di depan mereka.

i. Tresno Satya [END]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang