Gadis bermata hitam legam itu melihat sekelilingnya tangan kanannya menggeret koper besar berwarna biru. Setiap langkahnya banyak pasang mata yang memuja wajahnya dengan kagum.
"Kak Kaylee!"
Gadis itu menolehkan wajahnya membuat helaian rambut cokelatnya berkibar ditiup angin.
"Yudhistira!"
Yudhistira berlari menghampiri gadis yang bernama Kaylee itu lantas memeluknya erat.
"Astagaa! Kamu sudah besar saja!"
"Tentu saja," balas Yudhistira.
"Kamu kesini sama siapa?" tanya Kaylee.
"Tuh!" Yudhistira menunjuk seorang pria sedang berjalan ke arah mereka.
Kaylee melihat ke arah yang ditunjuk oleh Yudhistira matanya langsung melebar melihat siapa yang datang.
"Satya?!!"
Kaylee berlari ke arah Satya lantas memeluk tubuh cowok itu dengan erat, dia sangat merindukan teman masa kecilnya ini. Sedangkan yang dipeluk masih mematung di tempat seakan-akan tangannya enggan untuk membalas pelukan, Satya malah menepuk-nepuk punggung Kaylee.
"Aku sangat merindukanmu," bisik Kaylee.
Kaylee melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Satya dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa kau menghilang seperti ditelan bumi?! Katanya kamu akan menyusulku ke Amerika!" amuk Kaylee.
"Ah aku melupakan hal itu," jawab Satya canggung.
"Yaudah, ayo kita ke rumahmu! Aku rindu suasana rumahmu," ucap Kaylee sambil mengaitkan tangannya di lengan Satya.
Satya hanya mengangguk mengiyakan ajakan Kaylee, sedangkan Yudhistira mengikuti mereka dari belakang.
Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan sebuah rumah mewah. Kaylee melihat rumah itu dengan pandangan takjub, benar-benar tidak ada bedanya.
"Satya, kamu tinggal sendirian?" tanya Kaylee.
"Tidak. Aku tinggal bersama ART dan Yudhistira," jawab Satya.
"Kenapa tidak bersama ayah kamu?"
"Lebih baik aku tinggal sendirian, daripada harus bersama dua orang yang telah membunuh ibuku."
Kaylee tersentak mendengar beberapa kalimat terlontar dari mulut Satya. Dia tau setelah kematian Diana, Satya berubah seratus delapan puluh derajat.
"Ayo masuk dulu!" ucap Yudhistira mempersilahkan Kaylee masuk.
Sebelum Satya masuk tiba-tiba lengannya dicekal oleh Yudhistira.
"Bang, jangan ngomong kayak gitu. Kak Kaylee terlihat kaget banget," bisik Yudhistira.
"Terserah, gue mau pergi."
Yudhistira melepaskan tangannya lalu melihat punggung Satya yang mulai menjauh, dan ia melihat abangnya pergi dengan menaiki mobil.
"Loh? Satya kemana?" tanya Kaylee pada Yudhistira.
"A-anu abang paling ada kencan sama pacarnya," jawab Yudhistira.
"Pacar?"
"Iya, Abang udah punya pacar."
Raut wajah Kaylee langsung berubah menjadi sedih, ternyata Satya sudah memiliki seorang kekasih. Satya kini sudah berbeda dari yang dia kenal.
Deru mesin motor menerobos keramaian kota siang itu, Satya berniat untuk ke markas menenangkan pikirannya yang sudah amburadul. Sesampainya di markas para anggota gengnya menyambut kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
i. Tresno Satya [END]✓
Novela Juvenil❝ Gue ngga bakal percaya kalo CINTA itu ada bye ❞ -Satya ❝ Ati-ati kepelet tau rasa lo❞ Hanya kisah manis dan pahitnya cinta Prasatya Aditya. Satya si kulkas berjalan,yang tidak percaya dengan CINTA ingat itu baik-baik. Bagi Satya cinta hanyalah...