rumah sakit

7.4K 587 62
                                        

Jaemin keluar dan segera mengambil mobilnya yang berada di garasi. Setelah mengambil mobil, Jaemin segera menjalankan mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Saat di jalan Jaemin melihat kerumunan orang dan mata Jaemin melihat sebuah motor yang sangat persis dengan punya Jeno itu hancur.

Jaemin memarkirkan mobilnya, lalu keluar dan berlari menghampiri kerumunan orang itu. Jaemin menerobos untuk berada di posisi paling depan.

Dan benar saja, itu Jeno. Jaemin berjalan ke arah Jeno dan terduduk lemas. Jaemin mulai menintikan air matanya melihat kondisi Jeno yang buruk.

"JENOOO!!" Teriak Jaemin histeris.

Wajah dan baju Jeno penuh dengan darah, bahkan leher Jeno seperti akan patah karena terus mengeluarkan darah. Darah yang mengalir di kepala Jeno tidak luput dari pandangan Jaemin.

Jaemin memangku kepala Jeno di paha nya, dielusnya rambut Jeno yang basah karena darah nya. "TOLONG PANGGILKAN AMBULAN!!" Teriak Jaemin.

Lalu seseorang segera menelpon ambulan untuk membawa Jeno ke rumah sakit. Setelah beberapa menit, akhirnya ambulan datang dan segera mengeluarkan brankar untuk Jeno.

Beberapa petugas ambulan mengangkat Jeno, dan saat Jeno diangkat. Darah Jeno mengalir bak air terjun, Jaemin tidak tahan melihat itu. Bukan karena jijik, tapi tidak tega dengan Jeno.

Jaemin ikut menemani Jeno di ambulan, mata Jaemin terus menatap ke wajah tampan Jeno walaupun masih dipenuhi dengan darah.

"Jeno, aku mohon bangun" ucap Jaemin lirih sambil menggenggam erat tangan Jeno.

Setelah menunggu akhirnya ambulan sampai di rumah sakit, para petugas langsung bergegas menurunkan brankar Jeno dan membawa nya ke dalam rumah sakit untuk di tangani lebih lanjut.

Jaemin ikut mendorong brankar Jeno sambil berlari, lalu sampai lah di ruangan operasi. Sang suster menyuruh Jaemin untuk menunggu di luar ruangan operasi.

Lalu seorang dokter mamakai pakaian berwarna hijau khas dokter yang akan mengoperasi itu masuk ke dalam ruangan Jeno.

Jaemin terduduk lemas di lantai, apa ini semua gara-gara dia? Kalau benar, apa dia harus memaafkan Jeno? Tapi kesalahan Jeno juga fatal.

Jaemin mengambil ponselnya untuk menelepon salah satu sahabat Jeno yaitu Mark. Setelah menemukan nomor yang akan dia hubungi, Jaemin segera menelpon Mark untuk memberitahu keadaan Jeno sekarang.

¤°¤°¤°¤°¤°¤°¤°¤

Sementara itu, sekarang Mark dan Guanlin sedang berada di sebuah cafe. Mereka berbincang random, membicarakan perihal sekolah, pacar, atau apapun itu.

Ditengah-tengah mereka berbincang, ponsel Mark berdering. Menampilkan nama Jaemin dilayar ponsel nya. Mark segera memencet tombol berwarna hijau untuk mengangkat telepon nya.

Jaemin....📞

Mark, Jeno kecelakaan
Rumah sakit Big Hospital

Tut...tut...tut

Setelah mendengar Jaemin mengatakan kalau Jeno kecelakaan dia langsung mematikan telepon nya dan menyambar kunci motor nya lalu pergi dengan Guanlin.

Mark dan Guanlin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, mereka segera ingin melihat keadaan sahabat mereka.

Sesampainya di rumah sakit Big Hospital, kedua lelaki itu tergesa-gesa memarkirkan motor mereka. Dan langsung berlari ke dalam.

"Ruang Jeno Rajendra" ucap Mark cepat.

"Ruangan operasi, anda lurus saja lalu belok ke kiri dan lurus lagi, dan disitu ada ruangan operasi. Ruangan tuan Jeno Rajendra"

Mark dan Guanlin kembali berlari dan saat sampai di ruang operasi Jeno, mereka melihat Jaemin yang masih duduk di lantai sambil menundukkan kepalanya.

"Jaemin!" Panggil Mark.

Jaemin menoleh ke belakang, menemukan Mark dan Guanlin dengan napas tersenggal-senggal.

Mark dan Guanlin berjalan mendekati Jaemin, lalu berjongkok menyamakan tinggi dengan Jaemin. "Tenang, pasti Jeno baik-baik aja" ucap Mark menenangkan Jaemin.

"Tapi-"

"Ngga ada tapi-tapi, Jeno pasti selamat. Lo harus yakin" ucap Mark memotong perkataan Jaemin.

Setelah 2 jam mereka menunggu, akhirnya dokter yang menangani Jeno keluar. Ketiga lelaki itu langsung menghampiri dokter dan melayangkan bertubi-tubi pertanyaan.

"Kondisi nya masih kritis, harus di rawat inap. Supaya dokter lebih gampang untuk mengobati nya, dan untung nya tadi persediaan darah masih ada karena dia kehilangan banyak darah" jelas dokter itu.

"Dok, apa boleh kita melihat Jeno?" Tanya Jaemin memohon.

"Maaf, untuk saat ini dia tidak bisa di jenguk. Dia harus beristirahat, dan tidak boleh ada yang menganggu" jawab Dokter membuat Jaemin menghela napas kasar.

Dokter itu pun pergi, tinggal menyisahkan Jaemin, Mark, serta Guanlin. Jaemin baru saja menghubungi orang tua Jeno, dan orang tua Jeno datang dengan cepat.

"Nak, gimana kondisi Jeno? Dia baik-baik aja kan? Dia masih hidup kan?" Tanya sang mama kelewat khawatir.

"Kondisi Jeno kritis, dan dia harus di rawat inap" jawab Jaemin pelan.

"Tunggu, kamu kekasih Jeno?" Tanya papa Jeno saat mengingat Jeno pernah memberikan foto kekasih nya.

"Ah iya, om. Saya kekasih nya Jeno" jawab Jaemin masih sesegukan.

"Jangan panggil om, panggil papa saja" ucap papa nya Jeno.

"Iya, pa"

"Apa Jeno bisa dijenguk? Saya khawatir dengan keadaan anak saya" tanya mama nya Jeno.

"Untuk sekarang masih tidak dibolehkan, dia harus istirahat dan tidak boleh di ganggu" jawab Jaemin.

Sedangkan Mark dan Guanlin hanya diam menyimak pembicaraan Jaemin dengan kedua orang tua Jeno. Saat asik diam, Mark teringat sesuatu dan langsung menagih ke Guanlin.

"Lin" panggil Mark.

"Ngape?"

"Balikin dong sempak gue, pasti belum lo cuci" balas Mark menatap julid ke Guanlin.

"Sialan lo, kondisi kaya gini masih aja inget sama sempak. Nanti aja lah, ganggu moment sedih aja lu" ujar Guanlin ketus.

"Ya kan gue cuma ingetin, siapa tau lo lupa terus lo pakai sempak gue terus, kagak lo cuci. Najis anjing"

"Iya iya, khawatir amat lo"

Tbc.

Bad Boy Bucin | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang