jalan-jalan

8.2K 665 40
                                    

Setelah selesai, Jeno turun ke bawah menemui Jaemin yang menunggu nya di bawah. Dilihatnya, Jaemin duduk di kursi single dengan memainkan ponselnya.

"Sayang" panggil Jeno.

Jaemin menoleh ke arah Jeno kemudian tersenyum manis. "Kamu udah selesai?" Tanya Jaemin mendekat ke Jeno dan memeluk kekasih nya itu.

Jeno terkekeh dan membalas pelukan kekasih mungil nya, dielusnya surai hitam Jaemin dan mengecup kening Jaemin singkat. "Udah, ayo jalan" ajak Jeno.

Jaemin mengangguk lalu mereka berjalan keluar masih dengan posisi berpelukan. Jeno merangkul pinggang Jaemin posesif. Jeno mengambil motor nya yang terpakir di garasi rumah Jaemin.

Setelah itu menghampiri Jaemin dan seperti biasa, memakaikan helm untuk nya. Setelah Jaemin menaiki motornya, Jeno menjalankan menuju tempat yang ingin dia tuju bersama Jaemin.

Sesampainya di sebuah tempat, Jeno dan Jaemin turun dari motor. Ternyata tempat itu adalah tempat dimana mereka mulai menjalin hubungan.

Jeno menggandeng tangan Jaemin, memasuki tempat itu. Mereka berdua duduk di kursi panjang berwarna putih. Hening menyelimuti mereka.

Sampai akhirnya Jeno melihat seorang berjualan ice cream. "Tunggu disini, jangan kemana-mana" ucap Jeno lalu meninggalkan Jaemin dan berjalan ke arah penjual ice cream.

"Pak, beli ice cream nya dua ya" ucap Jeno.

"Rasa apa mas, ice cream nya?" Tanya penjual ice cream itu.

"Coklat semua" jawab Jeno yang diangguki penjual ice cream.

Penjual ice cream itu lalu mengambilkan dua cup ice cream rasa coklat. Setelah itu memberikannya kepada Jeno, sedangkan Jeno membayar ice cream itu.

Lalu Jeno kembali menghampiri Jaemin yang menunggu nya, didudukkannya tubuhnya di samping Jaemin. Memberikan satu ice cream yang tadi ia beli, dan satu untuk nya.

"Ini ice cream" Jeno memberikan ice cream itu kepada Jaemin, dan Jaemin menerima nya.

Jeno melihat ke arah Jaemin, lalu Jeno tertawa membuat Jaemin yang sedang makan ice cream tersedak. "Kamu kenapa, Jen?" Tanya Jaemin heran melihat Jeno tertawa.

Tidak ada jawaban dari Jeno, tiba-tiba Jeno mendekat dan membuat Jaemin sesak napas. Jaemin memanas ketika Jeno semakin mendekat ke wajahnya. Hembusan kedua nya saling terdengar, detak jantung Jaemin semakin cepat.

Dan disaat itu Jeno menjilat sisa ice cream di sekitar bibir Jaemin. Jaemin membelakkan matanya ketika lidah Jeno menyapu sisa ice cream di mulut nya.

"Jen.." panggil Jaemin pelan.

Jeno tidak menggubris panggilan Jaemin, dia tetap fokus untuk menjilat sisa ice cream itu. Tak sengaja kedua benda kenyal milik mereka bertemu, Jaemin kalang kabut.

Tidak mungkin mereka berciuman ditempat seperti ini, pandangan Jaemin mengedar ke sekeliling nya. Ternyata satu sampai empat orang memperhatikan perbuatan Jeno dan Jaemin.

Jaemin mendorong bahu Jeno agar menjauh dari wajah nya, nafas Jaemin tersenggal-senggal. Jaemin memukul dada Jeno pelan, membuat Jeno terkekeh.

"Maafkan aku, sayang. Sisa ice cream di mulut mu meminta ku untuk menjilatnya" ucap Jeno mengusak rambut Jaemin.

"Dilihatin orang tuh, tau ah" kesal Jaemin mengarahkan pandangannya ke arah lain.

"Sayang, maafkan aku." Mohon Jeno menarik lengan Jaemin agar menghadap ke arahnya, namun Jaemin tetap kekeh tidak melihat ke arah Jeno.

Kesal karena terus diabaikan oleh Jaemin, Jeno membuang cup ice cream nya dan langsung menggendong Jaemin ala karung beras. Yang digendong meronta-ronta meminta di turunkan.

Jeno tidak menghiraukan teriakan Jaemin yang meminta diturunkan. Beberapa orang yang melihat itu memekik gemas.

Jeno langsung menaikkan Jaemin di motornya, memakaikan helm untuknya. Jeno duduk dimotornya dan mengarahkan tangan Jaemin untuk merangkul pinggang nya.

Jeno menjalankan motornya dengan kecepatan diastas rata-rata, membuat Jaemin tersentak dan semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Jeno.

"JENOOOO PELAN-PELANN!!" Teriak Jaemin.

Jeno tidak menggubris nya, dan semakin mempercepat laju motornya. Jaemin tidak tau lagi dengan isi pikiran Jeno, mungkin dulu Jeno ingin jadi pembalap di motor gp tapi tidak diterima.

Jeno berhenti di sebuah rumah yang sangat asing untuk Jaemin. Jeno turun lalu disusul oleh Jaemin. "Jen, ini rumah siapa? Perasaan bukan rumah kamu deh" tanya Jaemin melihat rumah itu yang sangat mewah.

"Ini rumah aku, sayang" jawab Jeno membuat Jaemin kaget.

"Kamu ngga bohong kan, Jen?" Tanya Jaemin masih tak percaya.

"Tentu, sayang. Aku sama sekali tidak berbohong, ayo masuk!" Jawab Jeno mengajak Jaemin masuk ke dalam dengan menggandeng tangan Jaemin.

"Didalam tidak ada siapa-siapa kan?" Tanya Jaemin lagi sambil melihat-lihat sekeliling rumah Jeno.

"Hanya ada para pelayan!"

Jeno dan Jaemin melanjutkan langkah mereka masuk ke dalam rumah mewah itu. Saat sampai di dalam, Jaemin dikagetkan dengan nuansa emas dan beberapa hiasan permata di dinding.

Kursi yang dibalut warna emas, serta meja yang terdapat permata emas di setiap sisi nya. Dan pandangan Jaemin tak sengaja melihat sebuah bingkai foto sangat besar, memaparkan foto Jeno yang sangat tampan.

"Jen, kau sangat tampan di foto itu" ucap Jaemin sambil menunjuk bingkai besar itu.

"Ya tentu, dan ketampanan ku hanya milik mu seorang" balas Jeno tersenyum ke arah Jaemin.

"Ayo kita ke kamar!" Ajak Jeno dan diangguki Jaemin.

Jaemin mengikuti langkah Jeno untuk menuju kamar, sepertinya Jeno ingin membuat Jaemin tinggal disini seterusnya. Setelah menaiki lift, mata Jaemin di manjakan oleh lukisan yang sangat indah.

"Jen, apa di lukisan itu kau?"

"Iya, sayang. Siapa lagi kalau bukan kekasih mu ini!"

"Kenapa aku baru menyadari kalau kau itu berkali-kali lipat ketampanan nya" ucap Jaemin membuat Jeno terkekeh lalu mencium singkat bibir Jaemin.

Sesampainya mereka di kamar, mata Jaemin terbelak. Ranjang luas Jeno yang dihiasi dengan emas-emas kecil, lalu dinding-dinding kamar Jeno dihiasi dengan permata. Dan yang terakhir, di tengah-tengah kamar itu, ada meja dan diatas nya mengapung lah sebuah berlian berwarna emas.

"Jen, kau sekaya apa?" Tanya Jaemin lemas melihat kamar Jeno.

"Tidak terlalu kaya, kau bisa menganggap ini sebagai rumah mu sendiri" jawab Jeno.

"Uhh, berlian nya terlihat sangat mewah, bolehkan aku memegang nya Jen?" Tanya Jaemin ragu.

"Kenapa meminta izin kepadaku dulu? Apa yang menjadi milikku adalah milik mu juga, Jaemin" jawab Jeno, "kalau begitu aku akan pergi ke kamar mandi dulu" lanjut nya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah mendapatkan izin, Jaemin berjalan mendekat ke arah berlian itu. Dielus nya berlian dengan lembut dan sangat hati-hati, karena Jaemin takut jatuh terus pecah.

"Aku tidak menyangka dia sekaya ini" gumam Jaemin melihat sekeliling.

Saat asik melihat-lihat, netra Jaemin tak sengaja menangkap sebuah benda yang tak asing untuknya. Jaemin mendekat dan mengambil benda itu, Jaemin kaget dengan apa yang dia temukan.

Pas dengan Jeno keluar dari kamar mandi, ternyata habis mandi. Handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya, sedangkan area dada terpampang jelas di depan mata.

Jaemin segera menyembunyikan barang itu, lalu berjalan mendekat ke arah Jeno untuk menanyakan sesuatu.

"Apa kau pernah sex dengan seseorang, Jeno Rajendra?"

Tbc.

Bad Boy Bucin | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang