Beberapa hari telah berlalu, Akira sering kali di hubungi Yusa pada saat di kampus ketika Yusa tengah tidak ada kelas. Yusa selalu menyuruhnya membelikan ini dan itu, ia bahkan tidak perduli bila Akira sedang berada di kelas. Akira dengan bodoh nya selalu menuruti keinginan Yusa, ia juga kerap membolos kelas hanya untuk memenuhi keinginan Yusa.
Lalu siang hari ini...
"Tumben banget kak Yusa minta di beliin kue strawberry sama ice lemon tea, setau ku kak Yusa gak begitu suka sama kue kue kaya gini." Gumam Akira yang sedang memperhatikan kantong belanjaannya. Ia terus berjalan menghampiri Yusa."Kakak tampan..." Panggil Akira tapi ia jadi tidak bersemangat kala ada seorang wanita yang sedang bergelayutan manja di lengan Yusa. "Ck... Main tempel tempel aja, dasar jalang." Gerutu Akira pelan dan tidak ada yang mendengarnya.
"Oh kau sudah sampai, lama sekali sih. Kasihan kan Matsuzaka lama menunggu." Ucap Yusa dengan tangannya yang terulur meminta bingkisan yang ada di tangan Akira.
Akira mengeluarkan kotak kecil yang berisikan kue strawberry tersebut, tapi tidak ia serahkan pada Yusa, ia meninggikan tangannya hingga dada sambil memutarkan ke kanan dan kiri.
"Jadi, aku berlari dan terburu buru mengantarkan ini semua cuma untuk cewek badut itu?" Ledek Akira yang melihat wajah Matsuzaka penuh dengan make up, walau pun tidak menor sih, tapi Akira tidak suka melihatnya. Sedangkan yang di ledek hanya menghentakkan kakinya tak terima."Jaga bicara mu! Cepat berikan pada ku kue dan minumannya." Tegas Yusa membuat Akira semakin tidak senang.
Akira sedikit tersenyum, lalu ia mengulurkan tangannya hendak memberikan itu semua kepada Yusa. Tapi belum sempat Yusa menerimanya, Akira sudah menjatuhkan kotak tersebut dan juga minumannya. "Ups maaf tangan ku terpleset." Ucap Akira dengan menahan tawa karena melihat reaksi Matsuzaka yang nampak kesal kepadanya.
"Berani berani nya kau!" Yusa nampak geram, ia pun berdiri di hadapan Akira dengan menatapnya tajam.
"Apa? Aku tidak sengaja menjatuhkannya, mau marah?!" Tantang Akira.
"Cepat pergi dan beli lagi yang baru!" Titah Yusa yang sedang menahan emosi.
"Maaf ya kakak tampan, kalau yang ku beli itu untuk kamu aku akan senang hati pergi dan membelikannya lagi. Tapi kalau untuk...." Akira melirik ke arah Matsuzaka. "..... Maaf saja, aku tidak mau melakukannya. Karena orang yang ku suka itu kak Yusa bukan wanita murahan yang dengan mudahnya menempel ke pria lain." Lanjut Akira.
"Jaga bicara mu! Kau pikir kau tidak murahan? Kau selalu saja mengejar ku meski pun kau tau aku tidak menyukai mu! Kau juga selalu menghubungi ku walau pun kau tau aku tidak akan meresponnya!"
"Maaf kak, ini dan itu berbeda. Aku sedang memperjuangkan kamu, tapi aku tidak bertingkah seperti wanita itu. Tentu saja aku tidak murahan dengan apa yang ku lakukan selama ini. Jadi... Bye bye kakak tampan, aku harus kembali ke kelas."
Seperginya Akira, keempat teman Yusa tertawa terbahak bahak. "Diam kalian semua!" Bentak Yusa.
"Yaaah... Maaf saja Yusa, tapi kelakuan kelinci kecil mu itu sangat lucu." Ujar Nagomu.
"Aku bahkan tidak akan menduga kalau dia berani melakukan hal itu. Ku pikir Akira akan diam saja setelah tau kalau yang ia beli bukan untuk mu." Sambung Take.
"Sangat keren." Puji Tenji.
Matsuzaka merasa di permalukan, ia pun pergi dengan menghentakkan kakinya.
"Kalian tunggu saja..." Peringat Yusa kepada teman temannya. "Matsuzaka tunggu!" Lanjutnya mengejar gadis tersebut.Malam menjelang, Yusa yang sudah tertidur kini ia terbangun. Tubuhnya penuh dengan keringat, nafasnya pun tersengal sengal.
"Mimpi apa itu? Siapa pria yang bersikap jahat seperti itu? Dan kenapa dada ku terasa sesak?" Gumam Yusa, ia pun mencoba mengingat kembali mimpinya tadi.Seorang pria yang masih muda di seret oleh pria yang lebih tua darinya menuju sebuah kamar, seorang wanita diam diam mengikutinya. Pria muda itu di hempaskan begitu saja, hingga kepalanya membentur sudut nakas hingga mengeluarkan sedikit darah. Yang tua melepaskan ikat pinggangnya dan mulai menyambuki yang muda dengan sangat kuat, sementara yang muda hanya bisa meringkih kesakitan.
"Ini pelajaran untuk mu, jika ke depannya kau masih berulah lagi, aku akan melakukan hal ini lagi atau aku akan menghajar mu hingga kau mati." Ancam orang tersebut yang kemudian pergi meninggalkan yang muda. (Painful Life chap 22)
"Rasanya ketiga orang itu sangat familiar dengan ku. Aah benar, saat aku menginjak usia remaja aku juga sering bermimpi tentang mereka. Tapi siapa mereka?" Gumam Yusa yang nampak memikirkan ketiga orang di dalam mimpi tersebut.
Singkat cerita, Akira masih saja di suruh suruh Yusa untuk beli ini dan itu, dan juga datang menemuinya meski pun tidak melakukan apa pun. Yusa dengan sengaja membiarkan Akira melihat dirinya dengan Matsuzaka yang bermanja manja. Walau pun sebenarnya Yusa agak risih dengan sikap Matsuzaka yang kegatelan ini. Tapi entah mengapa Yusa senang sekali melihat expresi yang di keluarkan oleh Akira. 'Menggemaskan.' Bagi diri Yusa. Belum lagi dengan mulut Akira yang selalu mengkritik Matsuzaka, benar benar membuat Yusa senang sekali.
"Mau kemana?" Tanya Yusa pada Akira ketika Akira hendak pergi meninggalkan tempat dimana Yusa dan kawan kawan sering berkumpul.
"Bukan urusan mu!" Ketus Akira.
Yusa yang melihat Akira mulai menjauh, tanpa disadari ia pun ikut menyusul. Mengabaikan Matsuzaka yang memanggilnya tanpa henti hingga membuat wanita itu marah, teman temannya Yusa hanya terkekeh melihat kejadian itu.
"Ayo taruhan, menurut ku Yusa dan Akira akan segera jadian." Seru Takahasi.
"Aku juga." Ujar yang lain bersamaan.
"Ck! Itu sih bukan taruhan nama nya. Apa gak ada yang mau taruhan kalau Yusa dan Matsuzaka jadian?"
"Tidak...." Seru ketiganya lagi secara bersamaan.
Matsuzaka yang masih berada disana merasa tambah kesal mendengar ucapan keempat teman Yusa. Bisa bisanya mereka bicara seperti itu di saat dirinya masih berada disitu. "Lihat saja nanti apa yang akan ku lakukan." Gumam Matsuzaka yang kemudian pergi.
Yusa menarik salah satu tangan Akira dan menatap tajam Akira. "Mau kemana?" Tanyanya.
"Aku kan sudah bilang kalau itu bukan urusan mu." Jawab Akira sedikit ketus. "Lebih baik kamu kembali lagi kesana, kasihan aku sama senior itu kalau kamu ninggalin dia dan milih untuk mengejar aku. Oh aku tau, kakak tampan, apa kamu sudah mulai menyukai ku?" Lanjutnya menggoda Yusa.
Wajah Yusa sedikit memerah. "Apa yang kau katakan, jangan bicara omong kosong!" Sangkal Yusa.
"Tapi kau memilih untuk mengejar ku dari pada bersama badut perempuan itu, kenapa tidak mau mengaku saja sih."
"Aku kesini hanya untuk bertanya, jangan besar kepala."
"Ya ya ya, terserah apa kata mu saja. Terus terang saja, aku sudah mulai lelah terus mengejar mu. Kak Yusa memberikan ku kesempatan tapi kau malah bermain dengan si Matsuzaka itu. Kau seperti sedang mempermainkan ku kak." Setelah mengatakan hal itu, Akira pergi meninggalkan Yusa yang hanya diam saja melihat Akira pergi, sementara Akira yang berjalan membelakangi Yusa, ia sedikit tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/304626322-288-k287430.jpg)