Tadi sekitar jam tujuh malam, Akira di jemput oleh Shohei, lalu Shohei mengajak Akira pergi menuju boutique langganannya untuk membeli sepasang pakaian beserta jas yang harganya berkali kali lipat dari gaji cafe Akira. Tentu saja Akira menolak pada mulanya, namun Shohei memaksa apa lagi Akira adalah calon menantu nya, dan di rumahnya akan ada acara pertunangan Akira dengan putra keduanya. Tidak mungkin kan Akira hanya mengenakan kemeja biasa saja miliknya itu.
"Sudah sampai, ayo turun." Ucap Shohei kepada Akira setelah mereka tiba di mansion miliknya.
Akira turun dari mobil, kedua matanya menatap kagum mansion tersebut. Selangkah demi selangkah ia berjalan mengikuti Shohei dengan jantung yang berdebar debar. Ngomong ngomong, Akira memikirkan sesuatu. Kenapa Shohei mau saja menerima dirinya untuk bertunangan dengan putra keduanya ketika putranya meminta? Kan Shohei tidak tau menau seperti apa Akira itu? Terlebih lagi, Shohei merupakan orang yang sangat kaya. Sedangkan Akira orang yang tak berada. Hutang Livia pun bukan dengan Shohei, yang jika tak mampu bayar maka Akira yang akan jadi bayarannya. Jadi kenapa mereka dengan mudahnya mau menerima Akira?
'Tunggu? Apa sebenarnya om ini terpaksa menerima ku? Mungkin saja kan anaknya itu mengancam akan bunuh diri atau hal buruk lainnya jika tidak di penuhi? Kenapa aku baru kepikiran sekarang? Aku jadi takut untuk bertemu dengan anaknya dan keluarga lainnya.' Batin Akira.
"Oh sudah datang. Mom kemarilah, cepat. Kak Akira sudah datang." Teriak seorang anak laki laki yang manis, Akira tersenyum kepadanya.
"Tidak usah berteriak Jin, mommy lihat kok." Ucap seorang wanita yang nampak cantik, berjalan menghampiri Shohei dan juga Akira. "Ya ampun, lebih cantik dari pada di fotonya. Pantas saja anak itu buru buru meminta untuk di nikahkan. Pasti takut di ambil orang lain." Lanjutnya memuji Akira, sedangkan yang di puji nampak merona karena malu.
"Cepat suruh masuk mom, masa di biarin berdiri aja sih? Keluarga kita juga udah pada nungguin di halaman belakang." Seru seorang lelaki yang ikut menghampiri, lelaki itu terlihat tampan dan entah mengapa membuat Akira teringat dengan Yusa.
"Maaf ya Akira, tapi apa bisa kita mulai acara pertunangannya? Keluarga besar kita sudah berkumpul sejak sore tadi, dan setelah acara pertunangan nanti, ayo kita mengobrol." Ucap wanita cantik itu dengan tersenyum.
"I-iya tante."
"Kok tante sih, panggil mommy ok?!"
"Baik mommy."
"Bagus." Ucap si mommy sambil mengusap lembut pundak Akira.
Mereka semua berkumpul di halaman belakang mansion keluarga Uchida. Akira melirik kesana kemari, mencari tau dimana calon tunangannya itu. Akira bahkan tidak sabar ingin melihat seperti apa rupanya. Akira bahkan sudah membayangkan kalau orang itu pria gemuk dengan rupa yang jelek. Tapi segera ia tepis ketika melihat keluarganya yang nampak cantik dan tampan, jadi tidak mungkin kalau calon tunangannya itu jelek.
Di saat Akira masih berkhayal tentang rupa calon tunangannya itu, tiba tiba di sisi kanannya sudah ada seorang yang berdiri disana. Karena penasaran Akira pun mencoba untuk melihat siapa orang itu, yang sudah Akira duga bahwa orang itu adalah calon tunangannya. Kedua mata indah milik Akira menatapnya dari bawah hingga menuju ke atas. Tepat pada wajahnya, Akira terkejut.
"Ini bukan mimpi kan?" Gumam Akira yang dapat di dengar oleh lelaki di samping nya.
"Tentu saja bukan." Ujarnya.
"Tapi, bagaimana mungkin? Bukan kah aku bukan orang yang kau sukai, kak Yusa?"
"Apa? Tidak mau bertunangan dengan ku? Baiklah, maka batalkan saja dan kau harus mengembalikan uang yang sudah ayah ku berikan sekarang juga."
"Mana ada aku uang segitu banyaknya."
"Maka diam saja dan jalani semua ini."
"Tck!"
Acara pertunangan pun di mulai, kedua nya pun juga sudah memasangkan cincin di jari mereka. Acara tersebut berlangsung meriah meskipun hanya saudara dari pihak Yusa yang datang. Setelah selesai, ada beberapa saudara Yusa yang memilih untuk menginap karena jarak rumah mereka yang jauh. Saat ini, setelah semua berganti dengan pakaian santai, mereka berkumpul di ruang keluarga kecuali Yusa karena ia masih membersihkan diri.
"Akira, kenalkan... Ini kakaknya Yusa, namanya Rai, dia sekarang bekerja membantu daddy. Lalu ini Jin, adiknya Yusa, dia masih sekolah kelas dua belas. Lalu mommy namanya Fuji dan daddy... Kamu pasti sudah tau kan?" Ucap mommy yang bernama Fuji Uchida.
"Aku Sakaki Akira, adik tingkat kak Yusa." Ujar Akira.
"Kamu tau, Yusa tiba tiba menghubungi Rai dan memintanya untuk mencari tau tentang kamu beberapa waktu lalu. Setelah Rai mendapatkan semua informasi mu, anak itu langsung menemui ku dan meminta tolong padaku. Yusa meminta untuk menikahkan dirinya dengan kamu dan membantu mu untuk melunasi semua hutang mu." Ujar Shohei menceritakan tentang Yusa.
"Awalnya kita semua terkejut bukan main, anak itu yang selalu bermain main, tiba tiba meminta untuk menikah?! Mommy gak habis pikir dengan jalan pikirannya, walau pun dia sudah bisa mencari uang sendiri, tapi dia itu masih kuliah. Mommy inginnya dia lulus kuliah, bekerja dengan benar lalu menikah." Seru Fuji.
"Tapi pada akhirnya mommy juga ikut membujuk daddy kan untuk segera menikahkan kak Yusa dan kak Akira setelah melihat fotonya." Sambung Jin.
"Ya mommy jadi mengerti dengan perasaan kakak mu itu. Melihat Akira yang begitu cantik, sudah pasti Yusa takut Akira di rebut orang lain. Jadi mommy memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu baru setelah itu mereka menikah." Ucap Fuji.
"Aku bener bener tidak menyangka kalau kak Yusa melakukan itu." Ucap Akira menundukkan kepalanya, namun pada saat ini Akira tersenyum. Ia merasa sangat bahagia, semua ini bagaikan mimpi.
"Kenapa?" Tanya Rai dengan datarnya.
"Karena sebelumnya aku terus mengejar kak Yusa, tapi kak Yusa tidak pernah mau menerima ku. Saat daddy menyebutkan nama keluarganya, aku berpikir kalau itu pasti bukan kak Yusa. Tapi siapa yang sangka? Rasanya, aku benar benar terikat benang merah dengan kak Yusa tidak perduli di kehidupan yang keberapa kalinya, kita pasti akan bersama."
"Kak Akira sama seperti kak Yusa, kenapa kalian percaya dengan rekarnasi? Bahkan dulu waktu masih kecil, kak Yusa selalu mengatakan kalau dia dengan penipu kecilnya itu adalah sepasang kekasih di kehidupan sebelumnya. Jadi aku kira kak Yusa tidak akan menikah dengan orang lain selain penipu kecilnya itu." Ujar Jin.
"Jin..." Tegur Fuji merasa tak enak hati dengan Akira.
"Maafkan aku." Sesal Jin.
"Yang kau katakan itu benar Jin." Seru Rai.
"Apanya yang benar?" Jin nampak bingung dengan ucapan sang kakak.
"Akira itu, si penipu kecil."
"Eh?!!!!" Semua yang berada di sana nampak terkejut dengan apa yang di katakan Rai. Akira, si penipu kecil? Tapi bagaimana bisa? Yusa saja tidak mengatakan apa pun soal itu, tidak mungkin dia hanya diam ketika ia telah bertemu dengan pujaan hatinya yang sedari dulu ia cintai dan ia cari.
"Tapi kak Yusa masih belum tau, bisa kah untuk tidak memberitahukannya? Aku ingin kak Yusa menyadarinya sendiri." Pinta Akira.
"Bagaimana kamu bisa tau itu Rai?"
"Wajahnya tidak berubah sejak dia masih kecil, tentu saja aku langsung mengenalinya. Yusa saja yang terlalu bodoh untuk bisa mengingatnya." Ledek Rai.
"Apa maksud mu mengatai aku bodoh kak?" Tanya Yusa yang baru saja datang.
Aku kembali!!!
Maaf ya terlalu lama 😁
