Chap 06

301 45 6
                                        

"Miya, maaf... Maafkan aku... Aku salah... Tolong kembali lah, dan maafkan aku yang bodoh ini. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini, Miya, maafkan aku... Maaf... Maaf... Maaf..."

Sosok Miya yang sedang berdiri tiba tiba menghilang. Saat seseorang yang sedang memohon maaf itu mencoba mencarinya, munculah sosok anak kecil cantik yang sedang asik bermain di taman. Lalu muncul lagi sosok anak laki laki yang datang menghampiri.

"Aah kakak tampan datang lagi! Ayo kak kita bermain bersama lagi." Ucap anak cantik itu.

Dengan wajah yang memerah, anak laki laki itu duduk di sampingnya. Mengeluarkan setangkai bunga mawar yang ia simpan dalam tas nya lalu ia taruh di telinga si cantik. Anak laki laki itu, mengusap lembut rambut panjang si cantik, walau pun panjangnya hanya sebatas pundak.

"Kamu terlihat semakin cantik dengan itu." Pujinya membuat si cantik tersenyum senang.

Bayangan itu lagi lagi menghilang, namun kembali muncul lagi dengan latar belakang yang berbeda. Kali ini ada pada kedai es krim, kedua anak kecil itu sedang menikmati es krim nya.

"Kamu tau, sebelumnya aku menonton sebuah film bersama dengan kakak ku. Di film itu menceritakan tentang seorang yang hidup kembali, kata kakak ku itu namanya rekarnasi. Dan aku percaya itu! Entah kenapa aku merasa aku dan kamu dulu hidup bersama, dan kini kita terlahir kembali. Aku berjanji dengan mu, selamanya aku akan selalu bersama dengan mu! Aku menyayangi mu!" Ucap anak laki laki itu.

"Janji ya kak! Aku juga sayang sama kakak dan akan selalu bersama dengan mu!" Seru anak cantik tersebut dan mereka berdua membuat janji kelingking.

Lagi lagi bayangan itu hilang dan muncul kembali kedua anak itu bersama beberapa anak kecil lainnya pada sebuah lapangan.
"Hahaha apa kau bodoh? Dia itu laki laki bukan perempuan."

"Dia tidak di urus oleh orang tuanya, jadi dia selalu berkeliaran kesana kemari, dia bahkan tidak pergi ke sekolah."

"Dengan rambutnya yang panjang siapa pun pasti akan tertipu dan mengira dia anak perempuan."

"Kasihan anak yang baru pindah itu, sudah tertipu dengan wajahnya yang cantik."

"Hahahaha...." Semua orang tertawa dan pergi berlalu, meninggalkan si cantik yang tengah menangis dengan keadaannya yang berantakkan terutama pada rambutnya yang di potong oleh anak anak tadi.

"Kakak tampan..." Panggil si cantik lemah.

Anak laki laki itu seakan merasa syok, ia mundurkan kakinya beberapa langkah.
"Dasar kau penipu kecil! Jangan lagi menyapa ku dan bermain lagi dengan ku! Kau penipu kecil!" Bentaknya yang juga berlari meninggalkan si cantik seorang diri.

Bayangan itu berganti lagi.

"Aku akan selalu menunggu mu, kakak tampan!" Seru si cantik.

"Kakak tampan..."

"Kakak tampan..." Seolah suaranya itu bergema dan si cantik itu berubah wujudnya menjadi sosok pria cantik.

"Kakak tampan." Panggil pria cantik itu dengan tersenyum.

"Aki...ra..."


"Huaaaaa...." Teriak Yusa yang terbangun dari mimpinya. "Mimpi apa itu? Sial, semakin kesini mimpi ku jadi tidak jelas. Dari mimpi Miya, masa kecil itu, dan juga Akira! Aku rasa aku terlalu bermain main dengan Akira jadinya kebawa mimpi seperti ini." Lanjut Yusa dan ia berjalan menuju kamar mandi.


Pada hari libur ini, Akira memilih untuk lembur di tempat kerjanya. Saat pagi seperti ini masih sedikit pengunjung yang datang.
"Akira..." Panggil teman kerja Akira yang bernama Reiner Ebihara atau biasa di panggil Reiner.

"Ada apa?" Tanya Akira.

"Teman mu Fumi tadi tidak mengantar mu kerja? Apa dia sibuk hari ini?" Tanya balik Reiner.

"Nanti siang dia akan datang dan nanti malam juga dia akan datang, untuk pagi ini dia sedang pergi mengantar ibu nya." Jawab Akira.

"Sepertinya ada yang merindukan dambaan hatinya nih." Seru Haruka yang tiba tiba saja muncul di antara keduanya.

"Bu manager! Bikin kaget saja." Ujar Reiner.

"Pak manager yang terhormat, bisa tidak kalau datang itu jangan main muncul aja kaya setan." Kesal Akira yang sempat kaget dengan kehadiran Haruka.

"Mulut mu itu ya lancar banget kalau ngomong, kaya gak di sekolahin aja. Masa cantik cantik kaya gini di bilang kaya setan." Haruka pura pura merajuk.

"Akira emang seperti itu bu, dia nya sih sekolah tapi mulutnya gak. Harap di maklumi aja." Ujar Reiner.

"Oh meledek ku... Ok, nanti gak akan aku kasih izin kamu deket deket sama Fumi." Ancam Akira dan itu berhasil membuat Reiner kesal.

"Udah udah... Sana kalian lanjut kerja lagi, ada pelanggan yang baru datang. Nanti kalau Fumi udah datang, aku bakal bilangin ke kamu sekalian aku kasih kamu waktu untuk deketin dia. Biarin Akira kerja sendiri, kan dia karyawan teladan."

"Pak manager, ah maksud ku bu manager! Mana bisa seperti itu dong? Aku juga butuh istirahat!" Akira merajuk namun kedua orang itu mengabaikannya.

Tepat di siang hari Fumi datang di cafe tempat Akira bekerja, bersamaan dengan Tetsuya tanpa di sengaja. Keduanya duduk pada meja yang bersebelahan, dan pada saat itu Fumi belum sadar kalau Tetsuya orang yang pernah mengganggu Akira berada disana. Mungkin kalau Fumi sadar, bisa bisa Fumi membuat keributan atau meminta Akira untuk tidak melayani orang mesum itu.

"Akhirnya datang juga, dari tadi di cariin tuh." Ucap Akira yang memberikan segelas air putih kepada Fumi dan ia melirik ke arah meja kasir dimana Reiner berada, Fumi pun mengikuti kemana arah mata Akira melihat.

"Kenapa masih disini sih? Itu kesayangan kamu udah datang, cepat sana layani. Biar aku yang jaga kasir." Ucap Haruka mengusir Reiner.

"Aku mau pesen..."

"Tunggu! Aku tidak sedang melayani mu, Reiner yang akan melayani mu." Akira memotong pembicaraan Fumi yang hendak memesan. Kemudian datang Reiner dengan wajah yang merona, jelas sekali menunjukkan rasa ketertarikannya pada Fumi.

"Tolong ya Reiner." Akira menepuk pundak Reiner dan ia beralih tempat.

Fumi melihat kemana Akira akan pergi dan sedikit mengabaikan Reiner yang sedang berbicara. "Ini aku sudah bawakan makanan favorit mu dan juga minuman nya." Ucap Reiner yang menyusun rapi piring dan juga gelasnya.

"Pria itu kan..." Geram Fumi yang hendak menghampiri Akira dan juga Tetsuya, namun di tahan oleh Reiner.

"Biarkan saja. Kak Tetsuya merupakan pelanggan tetap disini, dan jika dia berbuat macam macam kak Akira bisa mengatasinya. Kak Tetsuya tidak pernah mengkomplain bila kak Akira memukulnya sedikit, selain itu disini ada bu Haruka." Seru Reiner.

"Tck! Aku akan menghajarnya jika dia berani melecehkan Akira lagi. Ngomong ngomong, kamu tau orang itu suka berbuat yang macam macam dengan Akira?"

Reiner meminta Fumi untuk duduk, dan Reiner pun duduk di hadapan Fumi.
"Kak Tetsuya jadi pelanggan tetap disini sejak berapa bulan lalu, dan dia selalu ingin di layani oleh Akira. Jadi aku tebak kalau kak Tetsuya menyukai Akira, ia bahkan selalu menatap Akira dan terkadang memegang tangannya. Jika Akira merasa itu berlebihan, ia akan segera memukul kepala kak Tetsuya dengan buku menu."

"Aku ingin sekali menghajarnya!"

"Fumi... Apa kamu masih menyukai Akira?"

New Life (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang