Kini Akira berada di halte bus, ia tidak tau kemana ia harus pergi. Sempat ia menghubungi Fumi namun tidak di angkat, bila harus datang begitu saja ke rumahnya, rasanya tidak enak dengan orang tua Fumi, walau pun mereka sudah menganggap Akira sebagai anaknya sendiri. Dan hal lainnya, karena Akira tidak ingin Fumi tau dengan permasalahan yang sedang ia hadapi, terlebih lagi Fumi sudah berbeda dari Fumi yang dulu ia kenal, seakan ada jarak di antara keduanya yang Akira sendiri tidak tau apa itu.
Sepasang sepatu Akira lihat, ia yang sedari tadi menunduk, kini menaikkan kepalanya untuk mencari tau siapa yang sedang berdiri di hadapannya. "Siapa?" Tanya Akira pada orang tersebut.
"Ayo pulang." Ujar pria tersebut yang terlihat lebih tua dari Akira namun Akira memandangi orang itu dengan curiga. Karena tidak ada respon apa pun dari Akira, orang tersebut segera menarik tangan Akira, tentu saja Akira terkejut akan tindakan itu.
"Lepasin gak! Jangan culik aku, percuma. Aku sebatang kara dan miskin, jadi sia sia menculik aku!" Akira memberontak, ia terus berusaha menahan dirinya agar tidak di bawa oleh orang asing itu, bahkan ke dua tangan Akira berusaha melepaskan genggaman tangan orang tersebut namun tak ada hasil.
"Bugh!"
"Uhh..."
"Maaf harus melakukan ini, sekarang, ayo kita pulang, Akira." Ucap orang tersebut setelah membuat Akira tak sadarkan diri. Pria itu menggendong Akira layaknya tuan putri, dan segera di masukkan ke dalam mobil mewahnya.
"Kartu itu, pasti si Mika yang mengambilnya. Aku yakin itu kak! Aku memang tidak menyadarinya saat kartu itu hilang, tapi selama ini aku tidak pernah menggunakan kartu itu, jadi tidak mungkin kartu itu hilang begitu saja dari dalam dompet ku. Pasti saat pacar kakak itu masuk ke kamar ku waktu itu, dia pasti mengambilnya. Aku yakin itu kak!"
"Kau bajingan kecil, berani beraninya kau menuduh pacar ku!!! Mika tidak mungkin seperti itu, aku tau kalau kau yang melakukannya! Jangan melempar batu sembunyi tangan, bajingan!"
"Percayalah pada ku kak!!! Ku mohon!!!"
"Buugh... Bughh...."
"Mana mungkin aku bisa percaya dengan orang seperti mu!!! Kau pasti ingin balas dendam bukan, karena aku tetap memilih Mika dan bukan kau! Kau juga tidak terima akan perlakuan ku dan Mika selama ini, bukan? Jadi kau berusaha untuk menuduh Mika, tapi sayangnya kau tidak akan pernah bisa melakukan itu. Kau sampah, Mika berlian. Mana bisa sampah seperti mu menggantikan berlian! Sadar diri!!! Dan kenapa juga orang seperti mu bisa berada di dunia ini? Pantas saja orang tua mu sangat membenci mu sejak kecil, aku mengerti sekarang. Seharusnya, sampah seperti mu itu binasa dari bumi ini. Kehadiran sampah itu hanya akan mencemari dan mengotori saja. Ingat perkataan ku, besok kau harus mengembalikan semua yang kau beli itu ke tokonya. Aku tidak perduli jika kau harus menampung malu dengan selingkuhan mu, atau kau harus bersujud di hadapan gadis itu, mengemis agar semua barangnya dapat di kembalikan."
"Apa yang kau lakukan disini!? Aku sudah mengirim mu pesan bukan kalau Kendo berada di rumah ku!" Bisik seorang wanita kepada seorang lelaki.
"Aku kira dia sudah pulang... Berikan black card itu, aku ingin belanja nanti. Uang dari si Kendo itu masih banyak kan? Aku ingin beli berbagai barang lagi yang akan keluar hari ini."
"Kau gila! Bagaimana aku bisa mengambil kartu itu kalau Kendo saja ada disini! Bagaimana jika Kendo melihat kalau kartu yang ia berikan pada jalang itu rupanya ada pada ku?! Mau kau di cebloskan ke penjara! Cepat sana pergi, sebelum Kendo melihat mu disini!!!"
"Oh... Jadi begitu rupanya! Aku sudah mendengar semuanya, apa lagi yang mau kau jelasin, hah!? Selama ini aku sudah sangat mempercayai mu, tapi apa?!! Kau menyalahgunakan kepercayaan ku ini, kau berselingkuh dengan dia dan mengeruk habis uang ku!!! Ah sial! Aku benar benar tertipu dengan wanita iblis seperti mu, kau lah sampah sesungguhnya!!!"
![](https://img.wattpad.com/cover/304626322-288-k287430.jpg)