Chap 08

280 39 5
                                        

Beberapa hari telah berlalu, Yusa sama sekali tidak dapat menghubungi Akira. Sedangkan Akira terlalu sibuk bekerja dari pagi hingga larut malam dan mengabaikan ponselnya yang selalu ia tinggal di kamarnya. Hari pertama melihat Akira yang pulang sangat larut, Livia merasa cemas. Ia takut anaknya terlalu memaksakan diri hingga jatuh sakit. Namun Akira meyakinkan ibunya, ia tidak akan sakit, ia akan kuat selama waktu dua minggu ini agar hutangnya terbayar semua dan mereka akan terbebas dari lintah darat itu. Membayangkan kehidupan mereka berdua yang damai tanpa beban, membuat Akira semakin semangat mencari uang. Livia pun tidak akan terluka lagi oleh mereka yang tidak perduli jika Livia itu seorang wanita.

Sore hari Yusa datang ke suatu cafe, ia terus saja memainkan ponselnya hingga pelayan disana memanggilnya berulang kali.
"Aah maafkan saya." Ucap Yusa menerima buku menu dari si pelayan. "Saya pesan ini dan untuk minumnya yang ini saja." Lanjut Yusa menunjuk salah satu menu makanan dan minuman yang tertera di buku menu.

Yusa mengembalikan buku menu nya sambil melihat ke si pelayan. "Akira!" Teriak Yusa hingga ia pun berdiri.

"Akhirnya lihat ke aku juga, padahal dari tadi udah aku panggil panggil tapi gak denger. Lagi asik chatingan sama Matsuzaka ya?" Ledek Akira.

Yusa menunjukkan ponselnya, ia perlihatkan ponsel miliknya kepada Akira. Si Akira mulai memerah karena rupanya Yusa sedang mengiriminya pesan begitu banyak nya. "Kemana saja kau?! Sudah berapa hari ini aku terus mencari mu! Dan kenapa kau tidak mengangkat panggilan ku atau membalas pesan ku!"

"Oh itu... Ingat gak kak terakhir kali aku bilang apa ke kakak? Aku sudah lelah untuk mengejar mu. Kamu mengizinkan ku mengejar mu tapi kamu sendiri bermesraan dengan badut perempuan itu, jadi lebih baik aku mundur saja. Sekarang lebih baik kak Yusa duduk manis menunggu pesanannya datang."

"Tunggu! Akira!" Seru Yusa yang di abaikan oleh Akira. Yusa terus saja memandangi Akira yang sedang bekerja, ia kira Akira tidak menyadarinya karena terlalu sibuk bekerja, namun dugaannya salah, Akira tau kalau sedari tadi di perhatikan. Sebenarnya Akira merasa sedikit salah tingkah, namun ia berusaha menutupinya.

"Ehem... Sepertinya ada yang malu malu kucing." Ledek Reiner yang di setujui oleh Haruka. Mereka berdua tau kalau Akira menyukai Yusa, karena saat pertama kali Akira melihat Yusa, ia sudah sangat heboh bercerita kepada semua orang kalau ia sudah menemukan pujaan hatinya. Bahkan Akira secara diam diam mengambil foto Yusa dan menunjukkannya kepada mereka semua.

"Nih cepat antar pesanannya." Ujar karyawan lainnya yang memberikan sebuah nampan berisikan pesanan Yusa.

Dengan tersenyum bahagia Akira mengantarkannya pada Yusa. "Silahkan di nikmati pesanannya kak." Ucap Akira.

"Akira tunggu."

Merasa di panggil, Akira pun menghentikan langkah kakinya dan menatap Yusa dengan wajah acuhnya. "Apa?" Tanya Akira sedikit ketus.

"Aah itu... Emmm..." Yusa nampak bingung harus berkata apa, ia melirik ke kanan dan kiri mencoba mencari bahan pembicaraan.

"Kalau tidak ada yang ingin di katakan aku akan pergi, pekerjaan ku masih banyak." Akira membalikkan badannya dan meninggalkan Yusa yang hanya diam dan mengumpat di dalam hati.

"Hai Akira sayang..." Panggil seseorang yang baru saja masuk ke dalam cafe dan langsung memeluk erat Akira, bahkan dengan lancangnya kedua tangan orang itu mengelus elus perut Akira.

"Lepasin, aku sedang bekerja sekarang!" Kesal Akira mencoba melepaskan pelukan orang tersebut.

Tapi setelah terlepas, justru orang itu memukul pantat Akira membuat wajah Akira memerah karena malu, apa lagi Yusa melihatnya dan berjalan menghampiri.

"Apa yang kau lakukan Tetsu mesum!" Marah Akira tapi orang itu hanya tertawa melihatnya karena bagi Tetsuya sebagai pelaku itu, Akira semakin menggemaskan jika marah.

"Brengsek!"

"Bugh!"

Yusa memberikan pukulan pada wajah Tetsuya setelah mengumpatnya.

"Berani beraninya kau menyentuh milik ku! Tetsuya!!!" Seru Yusa.

"Ooh rupanya ada Yusa yang sedang bersikap layaknya Yuusha*." Ledek Tetsuya.
*Yuuhsa yang di maksud Tetsuya adalah pahlawan, orang kegagahan, keunggulan masing-masing, yang berani.

"Jangan pernah kau coba sentuh milik ku dengan tangan kotor mu itu, bajingan." Umpat Yusa.

"Sejak kapan Akira menjadi milik mu, hah? Akira bukan milik siapa siapa, jadi aku bebas mendekatinya. Dan, apa kau sudah melupakan penipu kecil mu itu? Dan juga Miya?"

"Eh?" Akira terkejut, ia melihat Yusa dengan berbagai macam pikirannya. Sedangkan Yusa menampilkan wajah yang Akira sendiri tidak dapat mengartikannya.

"Akira milik ku, dan akan ku buat dia menjadi milik ku selamanya. Tunggu saja." Ucap Yusa. Mendengar hal itu Akira memerah hingga ke daun telinganya. Jantung Akira bahkan berdebar dengan sangat kuat, ia merasa senang karena Yusa akan menjadikan dirinya milik Yusa. Tapi tunggu? Yusa dan Tetsuya saling kenal? Sejak kapan? Kenal dimana? Selain itu, bagaimana Tetsuya bisa tau soal penipu kecil dan juga Miya? Apa mereka berteman? Tapi kalau berteman kenapa mereka terlihat seperti musuh?

"Sudah cukup! Kalian berdua pergilah dari sini, kalian mengganggu kenyamanan pelanggan lainnya." Ujar Haruka mengusir keduanya. Tetsuya pun berjalan terlebih dahulu dan di susul oleh Yusa. "Akira, kau sudah harus pergi ke tempat kerja lainnya bukan?" Lanjut Haruka.

"Aah gawat, aku bisa telat. Aku akan bersiap siap pulang." Ucap Akira setelah melihat jam pada tangannya.

"Semangat Akira, jangan menyerah!" Seru Reiner menyemangati. Dan itu semua terdengar oleh Yusa, membuat ia menjadi penasaran dan diam diam membuntuti Akira.

Dan di sinilah Yusa berhenti mengikuti Akira, di tempat restaurant keluarga. Ia melihat Akira memasuki pintu karyawan, namun tak juga melihat Akira keluar untuk melayani pelanggan. Mungkin Akira bekerja di bagian dapur, pikir Yusa.

Tanpa sadar, Yusa terus menunggu Akira di luar di dalam mobilnya. Begitu mata Yusa melihat Akira keluar dari sana sekitar jam delapan malam, Yusa kembali mengikuti Akira secara diam diam. Dan Yusa merasa terkejut karena Akira memasuki sebuah bar. Yusa menggeram kesal, pikirannya berubah menjadi buruk. Tapi ia masuk ke dalan bar untuk melihat apa yang di lakukan Akira di dalam sana.

Setelah melihatnya, kesal Yusa mereda. Rupanya Akira bekerja sebagai pelayan disana. "Tiga pekerjaan?" Gumam Yusa. "Kenapa dia bekerja begitu banyak? Bukannya dia pernah bilang kalau dia memiliki satu pekerjaan sampingan di cafe? Apa dia berbohong?" Lanjut Yusa bergumam.

Akira sama sekali tidak tau kalau dirinya di buntuti oleh Yusa. Ia terus bekerja dengan tersenyum mengabaikan rasa lelah yang sudah menjalar pada sekujur tubuhnya.
Yusa mengeluarkan ponselnya, ia menghubungi seseorang. "Kak aku minta bantuan mu, tolong suruh asisten mu mencari tau tentang Akira Sakaki. Fotonya akan ku kirimkan." Yusa pun mengakhiri panggilan tersebut dan kembali memerhatikan Akira yang sedang bekerja.

New Life (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang