Typo bertebaran
Alur gajeRenal sedang mengajari atau lebih tepatnya membantu Jevin menggambar tugas karya seni milik pemuda manis itu.
Keduanya mengerjakan tugas Jevin di ruang tamu di temani Haikal dan Nico yang tengah memasang raut wajah tak suka karena si pemuda chinese itu duduk sangat dekat dengan doi mereka.
'cih enak sekali si sipit itu bisa deketan sama Jeje' ya kira-kira begitulah isi hati kedua pemuda itu.
"Ih gambar kak Renal bagus banget deh, lain kali kalau ada tugas kayak gini bantuin Jeje lagi ya kak" ujar Jeje senang saat melihat hasil gambar Renal.
Pemuda chinese itu tersenyum "Kan kakak calon arsitek jadi harus bisa gambar dong, terus dari pada kakak yang gambarin terus lebih baik kamu belajar gambar sendiri juga, enggak selamanya loh kakak bisa bantuin kamu terus" Jevin cemberut tapi tetap mengangguk menanggapi perkataan Renal.
Melihat itu Renal mengacak rambut pemuda manis itu gemas, tanpa menyadari jika Haikal dan Nico sudah mengeluarkan aura gelap di sofa samping mereka.
'pengen gue geplak tuh tangan main usap rambut Jeje aja, kan gue juga kepengen' _ Haikal
'heh si Renal modus bener dah, gue meng-iri woi' _Nico
"Ya udah sana tidur udah jam 9 loh ini, besok kamu ada piket kan? Sana jangan lupa cuci kaki sama sikat gigi" lagi-lagi Jevin mengangguk mendengar Renal.
"Kalau gitu Jeje ke kamar dulu kak, makasih ya udah bantuin, malam kak~ chup... sekali lagi makasih" Jevin memberi kecupan di pipi Renal sebagai ungkapan rasa terimakasih nya lalu beranjak dari samping pemuda chinese itu, tidak lupa pemuda manis itu juga berpamitan pada Haikal dan Nico, namun tidak ada yang menanggapinya karena kedua pemuda itu sibuk mencerna adegan dimana Jevin mengecup pipi Renal tadi.
Jevin yang tidak mendapat respon pun bodo amat dia malah langsung melengos ke kamarnya yang berada di lantai atas.
Sepeninggal Jevin, Haikal dan Nico mendekati Renal yang tengah memegang pipinya yang di kecup Jevin tadi sambil tersenyum aneh.
'anjir pipi gue di cium Jeje, mimpi apa gue semalam sampe bisa beruntung banget kek gini' batin Renal senang.
Haikal dan Nico saling menatap lalu beralih menatap Renal yang masih senyum-senyum tak jelas.
"Senengkan lu di cium Jeje" seru Haikal
"Iya senengkan lu anjir" timpal Nico.
Renal menatap kedua teman satu kosannya itu bergantian dengan senyum yang belum luntur di bibirnya.
"Iyalah, siapa coba yang enggak seneng di cium sama doi-nya, astaga beruntung banget gue, kalau kek gini jadi ketagihan gue bantuin dia gambar" kata Renal.
Haikal dan Nico menatap Renal dengan tatapan mencibir.
"Cih baru di cium pipi doang lu" ujar Nico
"Iya baru di cium doang, belum di cipok juga" timpal Haikal.
"Bilang aja lu pada jeles sama gue, huh dasar kaum iri dah gue mau tidur dulu sapa tau ketemu Jeje di mimpi bye, para tukang iri dengki" ledek Renal, lalu pemuda chinese itu beranjak ke kamarnya menyisakan Haikal dan Nico yang memandangnya kesal.
"Sialan lu Renaldy Junanda" ucap keduanya bersamaan kemudian beranjak ke kamar mereka masing-masing.
Tapi entah sadar atau tidak ketiga pemuda itu melupakan sesosok pemuda berwajah blasteran yang sejak tadi sibuk menyaksikan mereka di sudut ruangan tanpa bersuara.
'mereka pada kenapa sih?' batinnya.
Ya sejak tadi pemuda blasteran itu atau Markus juga berada disana namun dia tengah sibuk mengerjakan tugas kuliahnya di meja belajar yang berada di sudut ruangan itu jadi tidak tau perihal Jevin yang mengecup pipi Renal karena baru memperhatikan ketiga pemuda itu saat ketiganya ribut tadi. poor Markus.
Paginya setelah Jevin berangkat ke sekolahnya, Haikal Cepu pada Jay dan Markus tentang kejadian semalam dan terjadilah keributan pagi hari itu.
"Eh yang bener kamu Kal?"tanya Jay ragu, takut si Haikal cuman asal bicara.
"Astaga mas aku serius ini, kalau enggak percaya tanya aja nanti si Nico kalau dia udah balik dari nganter Jeje dia juga liat kok" kata Haikal meyakinkan.
"Tapi Kal, aku semalem ada juga loh di ruang tamu tapi enggak ngeliat tuh" kata Markus
Haikal berbalik menatap kakak tingkatnya itu yang tengah bersiap untuk kuliah pagi.
"Gimana mau liat kalau kak Markusnya di sudut ruangan terus lagi sibuk sama buku plus laptopnya" kata Haikal
Markus tampak berpikir 'eh iya juga ya, semalem kan gue sibuk kerjain tugas terus baru merhatiin mereka pas pada ribut'
Pemuda blasteran itu lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan membenarkan perkataan Haikal "iya juga sih"
"Terus si Renal kemana?" Tanya Jay kemudian.
Baru juga di cari, si tersangka sudah muncul saja dari dalam kamarnya.
"Pagi" sapanya lalu menghampiri Jay dan Haikal yang sedang sarapan di meja makan.
Kedua pemuda itu menatap Renal dengan sedikit tajam, sementara Markus dia cuman menepuk pundak pemuda chinese itu lalu pamit berangkat ke kampus.
Renal yang tau arti tepukan dan tatapan teman satu kosannya itu hanya mengedihkan bahunya kemudian duduk di kursi samping Haikal.
Jay ingin buka suara namun di dahului oleh si pemuda chinese.
"Mas kalau mau marah soal aku yang di cium sama Jeje semalem mending enggak usah deh, itukan rejekinya aku toh, lagian aku enggak maksa atau nyuruh Jeje nyium aku, dia sendiri yang tetiba nyium, jadi jangan salahin aku" kata Renal.
Jay langsung terdiam dan membenarkannya dalam hati, pemuda yang paling tua di meja makan itu lalu melirik Haikal yang sudah memasang wajah mencibir.
"Iya sih kamu enggak salah tapi tetep aja kita ini jeles, kan kita juga kepengen di cium Jeje" kata Jay
"Ya dari pada jeles mending mas usaha biar bisa di cium juga" kata Renal sambil menyendok nasi goreng ke piringnya.
Haikal? Jangan tanya mukanya udah asem denger omongan Renal 'cih mentang-mentang jago gambar, coba gue juga bisa pasti gue yang bantuin Jeje semalem'
And fyi kalau di rumah Jay dan lain-lainnya make aku - kamu kalau di luar ya Lu - gue...
~~KPD~~
Gue tau ini ngga jelas tapi tetep vote dan komen ya~~~
Paii paii 👋👋👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Pak Dimas [Slow Update]
FanfictionJay, Markus, Renal, Chandra dan Jaemdra , lima cowo yang naksir anak pemilik kosan tempat mereka tinggal, dek Jevin.