Typo bertebaran
Alur gaje"Udah selesai, Je~!"
Jevin baru saja selesai membuat sarapan ketika Jay datang menghampirinya.
"Udah mas! Hmm... Mas udah mau berangkat?" Tanya cowo manis itu saat melihat penampilan Jay.
Cowo tampan dengan cacat manis di kedua pipinya itu mengangguk.
"Tunggu, ya! Jeje ambil jaket dulu."
Jevin mencuci tangannya dengan cepat kemudian ia berlari ke kamarnya.
Tak lama kemudian ia pun turun dengan memakai sebuah jaket.
"Yuk, mas!" Ujarnya.
Jay tersenyum, setelahnya ia dan anak bapak kosannya itu pun keluar dari rumah menuju ke garasi untuk mengambil sepeda.
Hari ini hari minggu dan Jay berniat untuk pergi bersepeda. Jevin yang tau itu meminta untuk ikut dan ya! Jay yang tidak bisa menolak pun menyetujuinya.
"Mas, sepedaannya sampai mana nanti?" Tanya Jevin yang sudah duduk di atas jok sepedanya.
"Rencana mas sih sampai alun-alun, tapi kalau kamu ngga sanggu kita keliling komplek aja." Kata Jay.
Jevin tampak berpikir, jarak alun-alun dari komplek rumah mereka lumayan jauh pasti itu akan melelahkan untuknya. Tapi ia sedang ingin makan bubur ayam yang ada di alun-alun. Hemmm
"Sampai alun-alun aja, mas! Jeje sekalian mau beli bubur ayam di sana." Putus Jevin.
"Yakin kamu kuat sampai sana?" Jay agak khawatir cowo manis itu kelelahan jika hari bersepeda jauh.
Jevin mengangguk mantap.
Melihat itu Jay pun tidak bisa menolak dan akhirnya keduanya pun mengayuh sepeda mereka masing-masing meninggalkan area rumah menuju alun-alun.
Sepanjang perjalanan Jay di buat takjub oleh Jevin. Pasalnya anak bapak kosannya itu tampak sangat pro dalam bersepeda, bahkan cowo manis itu tidak terlihat lelah sama sekali padahal mereka sudah cukup jauh mengayuh sepeda.
"Je~, kamu masih kuat! Kalau ngga kita bisa berhenti buat istirahat." Ujar Jay yang ada di belakang Jevin.
Jevin menoleh sejenak pada cowo tampan itu lalu kembali fokus ke jalan.
"Jeje masih kuat, mas! Nanti istirahatnya pas sampai di alun-alun aja" ucap Jevin dengan sedikit berteriak.
Mereka pun lanjut bersepeda hingga sampai di alun-alun. Dan setelah sampai di sana Jevin langsung mengajak Jay ke tempat tukang bubur ayam langganannya.
"Mas mau bungkus atau makan di sini?" Tanya Jevin
"Makan disini aja, mas udah lapar juga soalnya" kata Jay.
Lalu mereka pun memesan dua mangkok bubur ayam dan memakannya di sana.
Selesai sarapan bubur ayam, Jay dan Jevin pun lanjut untuk berjalan-jalan sebentar di alun-alun.
Saat tengah berjalan-jalan Jevin melirik orang-orang di sekitarnya aneh plus bingung, karena mereka terus menatap ke arahnya dan Jay dengan tatapan yang membuat cowo manis itu sedikit risih.
'mereka kenapa sih?' Batinnya bingung.
Jevin lalu memperhatikan orang-orang tersebut yang ternyata tengah menatap cowo tampan di yang ada sampingnya.
Jevin pun mendengus dalam hati.
'Huh, dasar! kayak ngga pernah liat orang ganteng aja' sebalnyaAnak pak Dimas itu lalu beralih menatap Jay.
'tapi emang sih, mas Jay itu ganteng pakai banget.' ( ̄︶ ̄)"Kenapa, Je~?" Tanya Jay saat mendapati Jevin menatapnya.
"Eh, itu... itu ada bekas kecap di pipi mas" ucap Jevin gelagapan dengan pipi memerah karena kedapatan sedang menatap Jay.
"Yang bener?" Pasti Jay.
Jevin yang memang tidak berbohong dengan ucapannya jika di pipi Jay ada noda kecap pun mengangguk membuat cowo tampan itu sontak menyeka wajah dengan tangannya.
"Udah hilang ngga?" Tanyanya.
Jevin menggelengkan kepalanya kemudian ia membantu Jay membersihkan wajahnya dengan sedikit berjinjit karena tingginya dan penghuni kosan tertua ayahnya itu cukup jomplang.
Dan karena berjinjit wajah Jevin kini hanya berjarak beberapa senti dari wajah Jay.
Melihat itu yang lebih tua menelan ludah.
'astaga ini deket banget' batin Jay dan tanpa ia sadari wajahnya kini memerah bak tomat matang bahkan ia juga menahan nafasnya.
"Udah bersih, mas" ucap Jevin sambil tersenyum setelah membersihkan noda kecap tersebut.
Hah
Jay akhirnya kembali bernafas Jevin berhenti berjinjit.
"Makasih" ucapnya dan hanya di balas senyum oleh Jevin.
Mereka pun melanjutkan jalan-jalannya dengan suasana hati Jay yang sedikit tak karuan akibat perlakuan Jevin tadi.
Jantung yang memang suka berdetak tak normal saat berada di dekat Jevin kini bertambah tak normal lagi berdetaknya.
'jatuh cinta sama Jeje gini amat ya, tiap hari kayak kena serangan jantung mulu'.
Puas berjalan-jalan Jevin dan Jay pun memutuskan untuk pulang ke rumah.
"Makasih ya mas udah mau ngajak Jeje sepedaan sama jalan-jalan di alun-alun" ucap Jevin ketika mereka sudah sampai di rumah.
"Sama-sama, Je~. Lain kali sepedaan sama mas lagi, mau?"
Jevin mengangguk lucu membuat Jay gemas dan langsung mengacak rambutnya.
"Masuk gih mandi, mas mau lanjut cuci motor dulu"
Lagi-lagi Jevin mengangguk.
"Kalau gitu Jeje kedalam dulu, mas. Sekali lagi makasih ya" pamitnya lalu berbalik masuk ke rumah.
Jay tersenyum sebagai respon dan matanya terus menatap Jevin hingga punggung cowo manis itu hilang di balik pintu.
"Lucu banget sih kamu Je~. Kan mas jadi makin suka"
~~KPD~~
Maaf kalau ini ngga sesuai ekspektasi kalian.
Dan maaf juga kalau ini gaje plus aneh 🙏🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Pak Dimas [Slow Update]
Fiksi PenggemarJay, Markus, Renal, Chandra dan Jaemdra , lima cowo yang naksir anak pemilik kosan tempat mereka tinggal, dek Jevin.